Bagian 2

438 46 6
                                    

Semilir angin berhembus sedikit kencang sore ini, membuat wanita yang tengah duduk dan termenung di taman merasa agak sedikit kedinginan, padahal dia sudah memakai jaket sekaligus di dalamnya terdapat pakaian yang tebal dan hangat. Awal musim dingin memang kadang merepotkan.

Wanita itu mengehentakkan kakinya, kesal sekali. Ternyata Taehyung memang tidak mengindahkan ucapan Hera tadi. Lantas dia bergegas ingin pergi dari sana, namun sepasang tangan yang menutupi mata Hera membuat wanita itu kembali diam di tempat.

"Mau kemana, Sayang?" goda Taehyung, masih tetap dengan aktivitasnya.

Hera berdecak sebal dan berusaha melepaskan diri dari Taehyung, namun ternyata kekuatan pria itu terlalu kuat. Sehingga tangan kekar itu masih berada di sana, menutupi matanya.

"Brengsek, jauhkan tanganmu dari wajahku!" makinya.

Taehyung terdengar terkekeh, "kenapa? Bukankah wajah ini dulu yang menjelaskan betapa nikmatnya ...," ucapnya terpotong.

"Cukup!" bentak Hera, ia sangat tidak suka jika Taehyung selalu mengungkit-ungkit dan menceritakan hal menjijikkan itu tentang dirinya. Cukup tahu saja, dan jangan sampai dijelaskan dengan gamblang begini.

Taehyung lagi-lagi terkekeh, "baiklah." Pria itu melepasi Hera dan berjalan ke kursi taman yang ada tepat dihadapan Hera. Kini mereka berhadap-hadapan. Taehyung terlihat melipat kedua kakinya, dan meletakkan tangan kanannya ke bahu kursi.

"Jadi, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" Dia terlihat lebih serius, namun tidak menghilangkan tingkah menyebalkannya. Pria itu mulai bermain lidah, dan mengisap bibirnya sendiri, yang membuat Hera seketika mengalihkan pandangan.

"Jangan bermain lidah dihadapan ku, itu menjijikkan, kau tahu?" sindirnya.

Taehyung nampak terkejut, "oh? Ini kebiasaan lama, kalo kau mau tahu."

"Memang sudah mesum sejak dini," gumam Hera yang masih bisa di dengar Taehyung.

"Aku tahu itu," balasnya. "Ok, kembali ke pembicaraan awal. Cepat bicarakan, aku punya banyak jadwal hari ini, jangan membuang-buang waktuku, Kim Hera." Taehyung mengalihkan posisi duduknya, tidak bersila lagi, tapi kakinya diletakkan sedikit terbuka, menampilkan sesuatu yang menonjol antara kedua pahanya. Sesak.

Hera tidak sengaja melihat itu, hampir saja matanya melotot. Apa Taehyung sangat mudah terangsang? Hera pikir tonjolan itu semakin mengeras dan sesak sekarang, maka dengan cepat ia langsung berucap.

"Aku hamil," katanya tanpa gugup sama sekali. Dengan menatap mata Taehyung dalam, mengintimidasi. Ia merasa tidak takut akan apapun reaksi Taehyung, yang penting sekarang Hera hanya butuh pertanggungjawaban. Rasanya sekarang, jika sudah menyangkut anaknya itu, Hera seperti mendapatkan kekuatan dan tidak takut apapun lagi.

Taehyung tidak nampak terkejut sedikitpun, "oh ya? Aku pikir kita baru sekali melakukannya? Apa benihku terlalu kuat sehingga hanya dalam sekali main, langsung jadi?" Pertanyaan yang seketika membuat Hera marah sekaligus malu.

"Aku tidak peduli. Aku hanya butuh tanggung jawab mu, setelah menghamiliku. Kau tidak perlu repot-repot menikah denganku, asalkan kau harus membiayai semua perlengkapan bayi ini, aku juga akan pergi jauh dari hidupmu," jelas Hera ingin membuat kesepakatan lagi.

"Tidak."

Sepenggal kata yang mampu membuat Hera naik pitam, apa-apaan?! Setelah dia yang enak-enakan saat membuatnya, lalu sekarang saat benih itu berhasil, Taehyung tidak mau tanggung jawab?! Di mana akal sehat pria itu?!

"Sialan kau!"

"Tidak, maksudku aku tidak ingin kau pergi dari hidupku."

Hera terdiam, hatinya terasa seperti ditusuk-tusuk mendengar ucapan Taehyung.

Move to Hell [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang