Bagian 7

239 35 7
                                    

       Seminggu setelah kejadian Hera yang masuk rumah sakit, setelah Taehyung menyelesaikan administrasi dan mengurus kepulangan Hera--karena permintaan Hera yang tidak ingin berlama di sana. Lagi pula Hera juga tidak kenapa-napa dan tidak butuh pengawasan medis, akhirnya pihak rumah sakit memperbolehkan Hera pulang meskipun harus menginap semalam di sana.

       Semenjak itu juga, Taehyung sudah tidak menampakkan dirinya di hadapan Hera.

       Jujur, ini menjadi kebahagiaan Hera karena tidak ada yang menggangu dirinya. Namun di sisi lain, Hera takut terjadi sesuatu.

       Apa Taehyung berusaha lari dari tanggung jawab nya?

       Baru saja pikiran negatif menghampiri, dengan tiba-tiba saja, Hera mendapatkan telpon dari nomor Taehyung.

       Mengangkatnya setelah beberapa menit, kemudian diam saja, menunggu Taehyung bicara. Bisa dikatakan juga, jika Hera butuh penjelasan atas hilangnya Taehyung seminggu ini.

       "Lagi di mana?" tanya Taehyung saat Hera baru saja mengangkat telponnya.

       "Dirimu sendiri, ke mana saja seminggu ini, hah?" tanya balik Hera, sejujurnya ia kesal pada Taehyung yang hilang lalu timbul kembali seperti jelangkung saja. Namun saat kembali, tidak memberi penjelasan sedikit pun.

       Beberapa menit Taehyung terdiam, tidak bicara apapun bahkan napasnya saja tidak terdengar. Hera sempat mengira jika sambungan telpon mereka terputus. Tapi saat ingin mengecek, terdengar suara kekehan jelas di sebrang sana.

       "Kau mengkhawatirkan ku, hmm?" Hera dapat melihat Taehyung ber-smirk dibayangannya, meskipun Taehyung sedang entah di mana.

       Memutar bola mata, Hera malas berdebat. "Jangan banyak tingkah, kau berhutang penjelasan padaku, ayo cepat katakan kau darimana saja seminggu ini?"

      "Apa anakku merindukan ayahnya? Atau ibunya yang rindu?" Ck. Menyebalkan.

     "Taehyung, dengar. Aku sedang hamil, dan aku butuh penjelasanmu. Cepat katakan, dan jangan membuang-buang waktu!"

    Taehyung tertawa, astaga, apakah seorang Kim Hera benar-benar mengkhawatirkan dirinya? Apa secepat itu Hera luluh? Taehyung masih ingat, jika seminggu yang lalu Hera memperingati Taehyung untuk tidak membawa perasaan. Lalu sekarang apa? Hera sedang pikun, ya?

      "Ya! Jangan berpikiran macam-macam, kau sendiri tahu aku ini masih hamil muda. Aku sama sekali tidak mengkhawatirkan mu, namun cuma rasa ingin tahu. Lagian, apa tidak boleh, seorang anak ingin tahu kemana saja ayahnya pergi?"

       Seperti tahu apa yang Taehyung pikirkan, Hera mengatakan seperti itu dengan lantang dan jelas.

      Namun, semburat merah baru saja timbul di wajah tampan Taehyung akibat kalimat terakhir yang Hera lontarkan. Ya ampun, kenapa hanya dengan itu Taehyung bisa seperti ini? Kim Taehyung ... Pria ini salting!

      "Nanti akan ku jelaskan, sekarang kau dimana?" Semburat merah itu masih belum hilang, Taehyung jadi menampar-nampar kecil pipi yang agak tirusnya itu.

    "Di rumah."

     "Aku akan ke sana, jangan kemana-mana!" Itu seperti sebuah perintah mutlak, daripada pernyataan. Lalu, sambungan terputus.

****

    Hera dengan pakaian daster selutut berwarna merah miliknya itu kini tengah duduk dan berselunjur kaki di atas sofa satu-satunya.

     Mengusap-usap dan mengelus perutnya yang sudah lumayan membesar di usia kandungan tiga bulan ini. Tidak terlalu besar, tapi sudah cukup terlihat dan menonjol. Terkadang, Hera mengajak sang buah hati bicara, meskipun tahu jika tidak akan didengar ataupun diberi respon berupa tendangan karena memang sang buah hati belumlah sebesar dan sekuat itu untuk melakukan hal tersebut.

Move to Hell [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang