Bagian 15

176 25 4
                                    

"Hallo, Jimin. Long time no see, apa kabar? Apa kau kenal denganku?"

****

Ketiga pria yang sudah babak belur itu, berada di satu mobil yang melaju seperti kesetanan, Taehyung si pengemudi sudah tidak mempedulikan rambu-rambu lalu lintas dan segala macam aturan lainnya. Bahkan, sudah tidak mempedulikan tangannya yang sangat sakit itu karena sudah dipatahkan oleh Namu. Rasanya, tangannya kembali membaik saat mendengar tentang Hera.

Kini, di dalam mobil. Tidak ada sepatah katapun yang berbicara, hanya dengan raut wajah saja sudah menjelaskan kalau sedang terjadi sesuatu buruk, sangat buruk. Apalagi setelah Jimin menerima panggilan dari nomor Hera, dan yang berbicara di sebrang sana jelas bukan suara wanita itu. Jimin tidak mengenalnya, tetapi sepertinya Taehyung sangat familiar dengan suara wanita itu.

Belum lagi sebuah foto yang menunjukkan Kim Hera yang tengah pingsan, duduk di sebuah bangku dengan tubuh yang terikat, mulutnya disumpal dengan menggunakan sebuah kain. Terlihat sangat memprihatikan. Juga, sebuah alamat yang dikirimkan, adalah lokasi tempat dimana Hera diculik.

Sontak semuanya langsung bergegas ke lokasi, dan sial, Taehyung sangat hapal dengan tempat itu, sebuah bangunan tua yang dulu sering ia kunjungi dengan seseorang ... ah, bangsat, mengapa dia juga kembali?

Mobilnya ia parkiran tepat di depan gedung tua tersebut, mereka bergegas masuk. Di dalam sana sangat banyak debu yang membuat sesak napas dan bebatuan yang membuat pergerakan mereka sedikit berhati-hati.

Mereka berpencar dan mencari-cari keberadaan Hera di lantai satu, tetapi tidak menemukan wanita itu. Taehyung berniat ingin ke lantai dua, ia menapaki tangga yang sudah terlihat rapuh dimakan usia itu. Saat ia berada di anak tangga terakhir, tiba-tiba saja tangga itu roboh seketika. Beruntung Jimin dan Namu tidak terkena reruntuhan sebab mereka juga ingin naik, dan baru selangkah, tangga itu sudah runtuh saja.

"Kau cari Hera dulu, kami akan mencari cara untuk naik ke atas!" teriak Jimin, dan hanya dihiraukan oleh Taehyung.

Jimin dan Namu berlari keluar, mencari-cari jalan lain, seperti tangga atau apalah itu.

Sedangkan Taehyung, pria itu mencari ke seluruh ruangan di lantai dua, dan akhirnya berhasil menemukan Hera di sebuah ruangan yang berada paling pojok. Taehyung memasuki ruangan penuh debu itu, pertama yang ia lihat, Hera sudah terjaga dan tampak berderai air mata. Wanita itu tidak terikat lagi, bahkan ia berdiri dan menghadap Taehyung.

"Hera ...," panggilnya.

Pria itu berjalan mendekat, seketika matanya ikut berkaca-kaca. Ia bersumpah akan membunuh siapapun yang berani melakukan hal sialan ini pada ... adiknya itu. Ralat, adik sekaligus ibu dari anaknya. Iya, Taehyung sadar ia mulai menyayangi Hera. Dan sialnya, ia terlambat menyadari perasaan itu. Sungguh sangat terlambat, tidak, ia tidak mencintai Hera dan memandangnya sebagai wanita. Akan tetapi, Kim Taehyung menyayangi Kim Hera sebagai keluarga, namun semuanya sudah hancur saat balas dendam sudah menguasai sepenuhnya hati nurani Taehyung.

Baru saja Taehyung mendekat dan ingin memeluk wanita itu, sebuah benda Hera todongkan tepat di dahi pria tampan tersebut. Sontak Taehyung melangkah ke belakang dan mengangkat ke dua tangannya. Astaga, darimana Hera mendapatkan pistol tersebut?

Hera menangis sekencang-kencangnya, wanita itu berteriak frustasi. Ia bahkan sudah menarik pelatuk pistol itu dan ...

Dorr

Sebuah peluru ditembakkan ke atap gedung, dan terdengar bunyi gedung yang bergetar karena tembakan tersebut.

"Brengsek, bajingan, mati saja kau Kim Taehyung!" maki Hera, wanita itu lagi-lagi menodongkan pistolnya.

Move to Hell [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang