Hari ini, dua kali update, yeay! Seneng, gak? Seneng lah, ya. Butuh perjuangan nulis ini, soalnya panjang banget, 1930+ words say, jangan lupa vomentnya!
Happy reading, Jwilers!
.
.
."Taehyung, apa yang kau lakukan di sini?!" Kim Hera yang tadinya sibuk mengipas-ngipas wajahnya--karena kepedasan, nyaris dibuat terkejut saat didapati Taehyung yang sudah berdiri di hadapannya, sontak Hera berdiri dari duduknya dan menatap Taehyung tajam.
Taehyung tersenyum, di sampingnya berdiri seorang pria paruh baya yang menggunakan kacamata, juga tersenyum tipis pada wanita itu.
"Apa kau bersenang-senang?" kata Taehyung.
"Sebelumnya iya, tapi jadi membosankan saat kau datang," sindirnya. Hera menatap pria di samping Taehyung, membalas sedikit senyuman pria itu yang tak luntur dari tadi. Tatapan pria itu ... sedikit sayu, seperti menahan tangis.
Apa ia sedang sakit?
"I-ini siapa?" tanya Hera saat Taehyung tidak memperkenalkan pria tersebut sejak awal.
"Hey, bro!" Jimin tiba-tiba datang dan mengentrupsi percakapan mereka. Atensi ketiganya beralih ke pria tampan tersebut. Dan melupakan pertanyaan Hera.
"Minum dulu." Jimin meletakkan sebotol mineral dingin di hadapan Hera dan langsung diminum oleh wanita cantik tersebut.
"Kau ...," ucapan Jimin terhenti saat ia sadar ada pria lain di antara mereka. "Oke, lupakan." Lalu, ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel dari sana, "ini ponselmu, Hera. Aku mengembalikannya," lanjut Jimin.
"Ya! Sejak kapan ponsel Hera ada padamu?" Taehyung tampak tak terima.
"Kau tidak perlu tau." Itu Hera yang menjawab, sedangkan Jimin tersenyum miring.
"Sejak kapan kalian berdua menjadi dekat?" Raut wajah Taehyung menjadi masam seketika.
"Bukan urusanmu, Jim, ayo pulang!" Entahlah, mood Hera kembali berantakan saat bertemu Taehyung, ditambah ia sedikit risih saat pria tak dikenal itu terus-menerus menatap perutnya yang membesar. Eoh ... tatapannya sangat menyakitkan bagi Hera, seperti merendahkan dirinya.
Lantas, si cantik langsung menarik Jimin begitu saja dan membawanya keluar dari Mall.
"Kim Hera! Jangan pergi!"
.
.
."Ayo masuk dulu, Jim," tawar Hera saat mereka sudah sampai di halaman rumahnya. Sebenarnya, Hera sangat bersyukur jika Jimin langsung pulang saja dan tidak berkunjung, akan tetapi karena ia berjanji akan menggantikan uang Jimin, maka mau tak mau ia harus mengajak Jimin masuk.
"Tidak perlu, aku sedang ada pekerjaan yang harus segera aku lakukan, aku harus buru-buru," jawab Jimin.
Eh? Tumben sekali?
"Jangan salah paham, aku hanya ingin mengganti uangmu." Hera merotasikan matanya.
"Sudah ku bilang tidak usah di ganti, aku serius mentraktirmu."
"Yasudah, kalau begitu terimakasih. Semoga uangmu yang habis untukku diganti oleh Tuhan menjadi dua kali lipat." Sudahlah, ia malas berdebat, Jimin juga tidak akan menerima uangnya jika dipaksa. Hera lalu menatap Jimin yang kini pria itu menatap Hera dengan tatapan heran.
Sejak kapan wanita ini menjadi sangat religius?
"Terimakasih atas do'amu, tapi ayahku kaya raya kalau kau mau tahu," kata Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move to Hell [TAMAT]
Romance[Warning 18+!] Banyak yang bilang, masa SMA itu adalah masa-masa yang paling menyenangkan, iya, saking menyenangkannya sampai-sampai Kim Hera harus hamil duluan. Sebuah video yang beredar dikalangan sekolahnya membuat nama Hera langsung digadang-gad...