06 [ berpelukan ]

6.5K 383 4
                                    

Setelah makan mie ayam, kini waktunya Imam mengembalikan Aisyah ke rumahnya. Kebetulan ini sudah menjelang sore. Jadi pasti bunda sudah kembali ke rumah.

"Mau mampir dulu nggak?" tanya Aisyah setelah Imam mematikan mesin mobilnya tepat di depan gerbang.

"Ngga usah, Aisyah.. Ngga baik kalau kita sering-sering bertemu."

Aisyah mengerutkan keningnya, "Kata siapa?"

"Kata saya," jawab Imam membuat Aisyah bingung.

"Kenapa?"

"Kita belum sah, Aisyah. Ada baiknya kita ngga sering-sering bertemu kecuali memang ada hal penting yang harus dibicarakan."

Lagi-lagi Aisyah dibuat terkejut dengan jawaban Imam. Ternyata laki-laki yang paham dengan batas-batasnya lebih membuat jantung Aisyah berdebar.

"Saya langsung pulang ya, Aisyah."

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah memastikan Imam pergi, Aisyah memasuki pekarangan rumah dan menemukan bunda sedang tersenyum senang menyambut Aisyah di depan pintu.

"Cie sudah membuka hati untuk Imam, ya?"

Seketika Aisyah merubah raut wajahnya jadi malas. "Care bukan berarti menerima, Bun. Anggap aja ini simulasi sebelum selamanya tinggal berdua."

Bunda mengangguk setuju. "Bagus deh kalau kamu ada pemikiran seperti itu. Bunda pikir, kamu akan selamanya nolak."

"Mau Aisyah nolak juga nggak akan merubah semuanya, kan?"

Bunda tersenyum tipis ke arah Aisyah sambil menepuk bahunya. "Maafin bunda, Aisyah.. Bukannya bunda mau menyudahi masa remajamu. Tapi bunda percaya bahwa bersama Imam kamu akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya."

Aisyah mengangguk. "Semoga, ya, Bun.." Lalu setelah itu Aisyah melangkahkan kakinya lebih dulu untuk masuk ke dalam rumah.

**

Persiapan pernikahan Aisyah dan Imam sudah mencapai 50% setelah mereka sama-sama menentukan tanggal.

Dan kebetulan, hari ini bertepatan dengan waktunya Aisyah fitting baju yang seharusnya berdua dengan Imam. Tapi sayangnya saat ini Imam tidak bisa datang karena harus pergi ke kantor cabang mengurus pekerjaannya. Jadi hari ini Aisyah pergi ditemani oleh bunda dan Umi Hanifah.

Sebenarnya Aisyah tidak ingin menggunakan gaun yang terlalu mewah saat hari pernikahannya nanti karena Aisyah tidak ingin repot sendiri. Alhasil Aisyah hanya memakan waktu beberapa menit saja untuk menentukan pilihannya.

Setelah melakukan fitting baju, mereka pergi ke resto untuk melangsungkan makan siang bersama.

Tepat setelah mereka memesan makanan, dering telepon Umi Hanifah berbunyi. Ada telepon dari Imam sekedar menanyakan bagaimana fitting baju hari ini.

Setelah Umi menjawab bahwa fitting baju hari ini berjalan dengan lancar, tak disangka Imam justru juga menanyakan bagaimana Aisyah hari ini.

Aisyah meminta izin pada umi untuk meminjam ponselnya dan berbicara pada Imam sebelum teleponnya berakhir.

"Imam, Aisyah di sini baik-baik saja, nggak kabur dan nakal sama sekali. Jadi jangan khawatir. Cepet pulang."

Di seberang sama Imam terkekeh. "Alhamdulillah kalau Aisyah nggak kabur seperti biasanya. Baik-baik sama umi dan bunda, ya. Besok saya pulang."

Tanpa menjawab, Aisyah kembali menyerahkan ponselnya pada umi. Setelah berpamitan, Imam menutup teleponnya.

"Memang Aisyah suka kabur?" tanya Umi.

Aisyah membulatkan matanya, kemudian melirik ke arah bunda meminta pertolongan untuk menjelaskan pada Umi Hanifah.

Bunda yang mengerti hanya mengangguk kecil ke arah Aisyah. Beruntung bunda saat ini bisa di ajak kompromi. Jadi Aisyah bisa bernapas lega.

"Maklum, ya, Umi. Aisyah memang kelakuannya seperti itu, suka kabur-kaburan. Tapi kalau laper, dia suka pulang kok. Dia cuma pura-pura kabur aja biar dicariin," ucap bunda membuat Umi tertawa.

Sedang Aisyah menahan malu dengan menundukkan kepalanya.

Ralat, bunda tidak bisa diajak kompromi.

**

Selesai hari ini, Aisyah dan bunda kembali ke rumah sakit untuk menjenguk ayah. Sedangkan Umi Hanifah dijemput oleh Abi Yuda untuk pergi ke pesantren mereka. Di mana, pesantren itu juga milik Imam.

Sesampainya di ruangan, Aisyah cemberut sambil menaruh barang bawaannya dengan sedikit hentakan, membuat ayah mengerutkan kening bingung.

"Aisyah kenapa?"

"Aisyah kesel.."

"Kesel kenapa?"

Alih-alih menjawab, Aisyah malah melirik ke arah bunda. Lalu mengalihkan tatapan setelah mereka eye contact.

"Dia kesal karena tadi bunda bocorin ke Umi Hanifah, kalau Aisyah suka kabur-kaburan," ucap bunda sambil terkekeh. Begitu juga dengan ayah.

Kemudian ayah menyuruh Aisyah mendekat untuk diusap kepalanya. "Aisyah kan memang suka kabur-kaburan. Tapi nanti kalau sudah menikah dengan Imam, nggak boleh seperti itu lagi, ya. Karena kalau Aisyah ingin pergi keluar rumah, harus dengan izin suami. Aisyah nggak boleh ngambek-ngambek lagi."

"Tuh, Aisyah, denger apa kata ayah.."

Aisyah semakin cemberut menatap bunda dan ayahnya secara bergantian.

Ayah tetap setia mengusap kepala Aisyah sambil berkata, "Anak kecil ayah sudah besar, sudah dipinang sama seseorang. Sebentar lagi Aisyah bukan tanggungjawab ayah lagi, tapi sudah tanggungjawab suami. Ingat pesan ayah, ya, Aisyah. Jangan nakal, jangan kabur, dan harus nurut apa kata suami nanti. Oke?"

Aisyah hanya mengangguk walaupun malas.

"Peluk ayah sekarang," ucap ayah sambil merentangkan tangannya. Lalu Aisyah menghampiri dan memeluk ayahnya yang setia berbaring diatas ranjang rumah sakit.

"Aisyah sayang ayah, Aisyah juga sayang bunda. Maaf ya kalau Aisyah suka nakal," ucap Aisyah dibalik pelukannya.

Bunda yang berada di dekat sana mengusap punggung Aisyah. "Senakal-nakalnya Aisyah, Aisyah tetap anak ayah dan bunda satu-satunya." 

Aisyah melepaskan pelukan bersama ayah, dan menyuruh bunda untuk bergabung. Akhirnya mereka berpelukan bersama, walau hanya sesaat.



— to be continued —

kembali mengingatkan, aku ini masih belajar, ya. maaf jika ada salah-salah kata. maaf atas segala kekurangan. kalau ada typo atau kata yang kurang mengenakan, tolong beritahu aku. mohon dukungannya dan terima kasih <3

bonus pict Imam lagi ngantor :

bonus pict Imam lagi ngantor :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang