❝Kubuka hatimu dengan Al-Fatihah agar hatimu kuat terguncang Az Zalzalah karena aku tau hatimu tidak sekeras Al Hadid melainkan selembut Ar Rahman.❞
.
.
.
.Selama perjalanan menuju kamar, Aisyah kembali memikirkan perkataan bunda. Apa sudah seharusnya Aisyah minta maaf pada Imam dan merubah panggilannya menjadi lebih sopan?
Aisyah gengsi.
Aisyah memikirkan ini berulang kali sambil berdiri di depan pintu kamar. Tanpa Aisyah sadar, knop pintu mulai bergerak.
"Aisyah? Kenapa diam di sini?"
Aisyah mendongakkan kepalanya menemukan Imam dengan ekspresi kaget serta khawatir menjadi satu.
"Ayo masuk. Kamu perlu istirahat."
Aisyah menurut. Ia duduk di tepi ranjang dengan gerogi. Padahal ini kamar Aisyah, kamar yang Aisyah tempati sejak kecil, hingga sebesar ini. Tapi entah kenapa, di sini seperti Aisyah yang sedang menumpang dan merasa tak biasa.
Gerak-geriknya terlihat sangat aneh, hingga Imam menyadarinya. "Kamu kenapa? pusing? sedih? atau apa? Jangan diam saja. Bilang sama aku, nanti aku bantu."
"Mas.."
Imam terkejut, "Aku? Kamu manggil aku?"
Aisyah mengangguk sejenak, "Boleh kan aku panggil kamu dengan sebutan itu?" tanya Aisyah dengan gugup.
Demi apa pun Aisyah merutuki dirinya sendiri karena sudah gugup di depan Imam. Padahal biasanya Aisyah banyak tingkah, tidak bisa diam, dan cerewet.
"Aku nggak mempermasalahkan kamu mau panggil aku apa. Jangan paksakan diri kamu kalau belum siap. Nanti kamu malah nggak nyaman."
Aisyah menggeleng dan menundukkan kepalanya. "Kata bunda aku harus lebih sopan sama kamu. Soalnya sekarang kamu suami aku."
Imam mengangguk. "Boleh. Kamu boleh panggil aku apa aja."
Aisyah mengangguk setuju.
"Nanti kalau di depan bunda, umi, atau abi, kita sandiwara aja ya, Mas."
Imam mengerutkan keningnya. "Maksud kamu kita berpura-pura mesra di depan mereka? Padahal di belakang nggak?" tanya Imam yang dibalas anggukkan kepala oleh Aisyah.
"Astaghfirullah, Aisyah.. Itu sama aja kita membohongi mereka. Dosa hukumnya membohongi orang tua. Selain membohongi mereka, kamu juga membohongi ayahmu. Mau ayah sedih di sana?"
Aisyah menggeleng.
"Aku tau ini berat untuk kamu. Tapi pelan-pelan coba terima ini dan membiasakan diri. Lama-kelamaan pasti kamu akan nyaman."
"Tapi—"
"Aku yakin kamu pasti bisa, Aisyah."
"Kalau suatu saat aku benar-benar nyaman dan jatuh cinta sama kamu gimana?" tanya Aisyah dengan tatapan sendu.
"Itu jauh lebih baik. Tapi cintai aku karena Allah. Begitupun sebaliknya. Aku juga akan mencintaimu karena Allah."
"Maksudnya? Aku nggak paham.."
"Barang siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, 'Aku juga mencintaimu karena Allah.' Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah. Hadits riwayat Al-Bazaar. Paham?"
Aisyah mengangguk, "Paham. Terima kasih, ya, Mas."
Jantung Aisyah berdebar kencang saat Imam tersenyum hangat ke arahnya sambil mengusap kepala Aisyah dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] IMAM
Romancecompleted. ❝Jika menikah adalah ibadah, maka akan saya lakukan bersamamu. Saya mencintaimu karena Allah.❞ Start : 10 Desember 2021 End : 31 Desember 2021 🎗️Rank #1 #Aisyah [ 23 Desember 2021 ] #1 #Imam [ 23 Desember...