"Mas.."
"Ya?"
"Perasaan aku nggak enak."
Imam mengerutkan kening, lalu menutup buku bacaannya. "Tadi sore kamu baik-baik aja, masih bisa ketawa. Kok sekarang jadi nggak enak perasannya? Coba istighfar, Aisyah.."
"Sudah, Mas. Daritadi aku istighfar, kok. Cuma nggak enak aja, kayak ada yang ngeganjal."
"Sebentar, aku ambil air putih dulu untuk kamu," ucap Imam kemudian berlalu meninggalkan Aisyah.
Aisyah melamun. Entah kenapa perasan Aisyah makin tidak karuan. Seolah akan ada yang terjadi esok hari.
Aisyah menundukkan kepala sambil memukul dadanya berulang kali. Saat Imam memasuki kamar dengan satu gelas di tangannya, ia menemukan keadaan Aisyah sedang tidak baik-baik saja, Imam segera menghampiri sambil menjauhkan tangan Aisyah supaya tidak memukul dadanya lagi.
"Tolong jangan seperti ini. Semua akan baik-baik saja, jangan sakiti diri kamu," ucap Imam dengan tatapan khawatir.
Mata Aisyah berkaca-kaca, "Aku takut."
"Apa yang kamu takuti?"
Aisyah menggeleng, "Perasaan aku semakin nggak enak. Dari dulu kalau perasaanku nggak enak, pasti besoknya akan terjadi sesuatu."
Imam memeluk tubuh Aisyah sambil menepuk punggung gadisnya dengan lembut. "Besok nggak akan terjadi apa-apa, jangan khawatir, jangan takut."
Aisyah menggelengkan kepalanya berulang kali. "Aku nggak mau ke kampus, Mas. Aku mau di rumah aja sama kamu."
"Suttt.. Besok kamu praktek, nggak boleh bolos. Nanti sepulang kuliah kita jalan-jalan di sekitar alun-alun, ya, sekalian jajan. Kamu mau?" tanya Imam sambil melepaskan pelukan dan memegang kedua bahu Aisyah.
Aisyah mengangguk walaupun hatinya masih cemas.
**
Di hari selanjutnya Aisyah benar-benar diantar oleh Imam ke kampus untuk melaksanakan prakteknya hari ini.
Namun selama di perjalanan Aisyah hanya diam saja. Dia masih memikirkan perasaannya yang tidak karuan.
Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya Aisyah sampai. Ia berpamitan, lalu turun dari mobil. Tapi ternyata ada barangnya yang tertinggal sampai Imam harus menyusul Aisyah yang belum melangkah jauh.
Namun saat Imam menghampiri Aisyah, banyak pasang mata yang memperhatikan. Apalagi saat tangan Imam mendarat di pucuk kepala Aisyah sambil mengusapnya dengan lembut. Tak lupa, Imam juga tersenyum manis.
"Jangan lupa kabari aku kalau ingin pulang," ucap Imam sambil mengulurkan tangannya untuk Aisyah kecup.
Aisyah mengangguk dan tersenyum. Lalu ia berlalu dan menghampiri Caca yang sudah menunggu di lobby.
Saat Aisyah sudah berdiri tepat di samping Caca, lengannya segera ditarik dan Caca membisikkan sesuatu, "Nama suami kamu Imam?"
"Kenapa emangnya, Ca?"
"Banyak yang ngomongin tadi. Katanya ustadz Imam Fairuz pemilik pesantren Al-Basyar diem-diem menghanyutkan, udah punya gandengan. Padahal terkenal dinginnya. Omong-omong, kok aku baru tau suami kamu ustadz?"
Bukan hanya Caca, tapi Aisyah juga baru tahu kalau Imam ustadz. Aisyah terkejut sampai tidak bisa berkata apa-apa.
Pantas saja selama ini Imam selalu menyuruhnya sholat tepat waktu, mengingatnya untuk selalu beristighfar, dan selalu melibatkan Allah di setiap aktivitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] IMAM
Romancecompleted. ❝Jika menikah adalah ibadah, maka akan saya lakukan bersamamu. Saya mencintaimu karena Allah.❞ Start : 10 Desember 2021 End : 31 Desember 2021 🎗️Rank #1 #Aisyah [ 23 Desember 2021 ] #1 #Imam [ 23 Desember...