Malam pun tiba.
Selepas sholat maghrib berjamaah, mereka pergi ke ruang makan untuk melaksanakan makan malam.
Di sela-sela makan, bunda membuka suara dengan bertanya, "Kalian kapan mau pindah?"
Jelas pertanyaan bunda membuat Aisyah membulatkan mata. "Bunda kok nanyanya gitu? Bunda ngusir, ya? Nggak suka kalau aku dan Mas Imam ada di sini?"
"Bukannya begitu, Aisyah. Tapi kan sudah seharusnya kalian tinggal berdua, membangun rumah tangga," ucap bunda setelah meneguk air putih. "Bunda nggak ada maksud mengusir kalian. Tapi.. apa kalian nggak mau melakukan itu tanpa kehadiran bunda?"
"Melakukan apa?" tanya Aisyah sewot.
"Itu, Aisyah.."
"Itu apa? Bunda kalau bicara yang jelas dong."
Demi apapun Aisyah kesal sekali dengan kelakuan bunda yang terus menggodanya di depan Imam. Sebenarnya Aisyah tahu maksud bunda. Tapi Aisyah pura-pura bodoh, supaya tidak malu.
"Masa kamu nggak paham sih?" tanya bunda mulai kesal.
"Bunda ngomongnya nggak jelas."
"Itu—"
"Nafkah batin?" tanya Imam pada bunda.
Bunda mengangguk antusias. "Imam aja paham."
"Nanti, Bunda. Aisyah belum siap," jawab Imam sambil tersenyum menatap bunda, juga Aisyah secara bergantian.
"Apa, sih? Nafkah batin tuh apa?" tanya Aisyah tambah kesal. Sedangkan dua orang di dekatnya hanya terkekeh, seolah senang sekali melihat Aisyah marah-marah.
Aisyah menatap Imam dengan kesal. "Jangan pakai bahasa kayak gitu aku nggak paham. Bilang aja nafkah batin tuh apa."
"Nanti kamu juga paham."
"Tau ah." Setelah itu Aisyah meninggalkan ruang makan, pergi menuju kamarnya.
Sementara Imam bertanya pada bunda, "Aisyah kalau ngambek sukanya apa, Bun?"
"Jajan ke alun-alun."
Imam mengangguk, kemudian berpamitan untuk menyusul Aisyah ke kamar.
Setelah sampai kamar, Imam melihat Aisyah sedang merapikan tempat tidurnya dengan kesal.
Imam menghentikan pergerakan Aisyah dan membalikkan tubuh Aisyah untuk berhadapan dengannya. "Jangan marah-marah. Aku nggak mau kasih tau apa itu nafkah batin ke kamu, karena takut kamu nanti jadi malu dan canggung."
Aisyah memutarkan bola matanya malas. Tapi setelah itu ia mendapatkan teguran dari Imam bahwa melakukan itu tidak sopan. Alhasil Aisyah hanya menghela napasnya pasrah.
"Aku capek, mau tidur," ucap Aisyah sambil ancang-ancang naik ke atas kasur. Tapi Imam menahan pergelangan tangannya. "Mau ngapain?"
"Jangan tidur dulu, belum sholat isya."
"Nanti aja. Isya kan waktunya panjang."
"Jangan menunda sholat. Gimana kalau nyawa kamu lebih dulu diambil sebelum kamu melaksanakan sholat? Sayang kan?"
Aisyah semakin kesal, "Aku nggak akan mati sekarang."
"Umur nggak ada yang tau."
"Kamu doain aku mati, ya?"
"Astaghfirullah, Aisyah. Mana mungkin aku mendoakan kamu seperti itu. Aku kan cuma mengingatkan untuk sholat. Aku ini imam kamu sekarang. Kalau kamu melakukan kesalahan, yang nanggung dosa aku, bukan kamu. Kamu mau nggak ketemu aku di surga nanti karena aku harus ke neraka untuk membayar dosa-dosa kamu selama di dunia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] IMAM
Romancecompleted. ❝Jika menikah adalah ibadah, maka akan saya lakukan bersamamu. Saya mencintaimu karena Allah.❞ Start : 10 Desember 2021 End : 31 Desember 2021 🎗️Rank #1 #Aisyah [ 23 Desember 2021 ] #1 #Imam [ 23 Desember...