Saat ayah mengatakan akan menjodohkannya dengan seorang lelaki yang belum Aisyah kenal, Ayah benar-benar melakukannya.
Pagi tadi bunda diminta ayah untuk mengingatkan Aisyah kembali bahwa hari ini akan ada pertemuan keluarga. Ayah ataupun bunda tidak mengizinkan Aisyah pergi kemanapun, sampai waktunya tiba.
"Bun.. Aku takut." Aisyah merengek saat beberapa menit lagi mereka akan berangkat menuju rumah sakit, tempat di mana pertemuan keluarga diadakan.
Sambil merapikan barang keperluannya, bunda menjawab, "Apa yang kamu takuti, Aisyah?"
Aisyah menghela napasnya sejenak. "Selama ini aku kan jarang ada di dapur, jarang bantuin bunda masak. Terus kalau aku udah punya suami nanti, aku harus mikirin setiap harinya harus masak apa. Gimana kalau suami aku bawel dan nggak mau menerima kekurangan aku? Aku takut, Bun.."
Bunda menghampiri Aisyah yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Mengusap kepala Aisyah sambil memberikan senyum terbaiknya. "Ayah pasti sudah menyeleksinya sebaik mungkin untuk kamu. Jadi kamu jangan khawatir, ya.. Nanti kita lihat langsung bagaimana calon suami kamu."
Aisyah hanya mengangguk sambil terus merapal doa semoga Aisyah juga bisa menerima pernikahan itu nantinya.
"Ayo, Aisyah, kita berangkat," ajak bunda membuat jantung Aisyah kembali berdebar.
Selama di perjalanan Aisyah terus mengatur napas dan detak jantungnya yang berdebar begitu kencang.
Sampai akhirnya, jarak dari rumahnya menuju rumah sakit terasa begitu dekat. Padahal biasanya Aisyah akan menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit di jalan.
Tapi kenapa sekarang cepat sekali?
Sebelum masuk ke ruangan ayah, Aisyah menggenggam tangan bunda erat-erat dan menatapnya dengan sendu. Namun Bunda berusaha meyakini Aisyah bahwa semua akan baik-baik saja.
Sesampainya di dalam kamar, Aisyah tak melihat laki-laki muda seumuran dengannya. Yang Aisyah lihat hanya ada ayah, dan dua tamu sepasang suami istri.
"Aisyah sini duduk," ucap ayah sambil menepuk-nepuk ranjang kosong di dekatnya. "Aisyah.. Ini Abi Yuda dan umi Hanifah. Anggap saja mereka orang tuamu juga, ya."
Aisyah tersenyum ke arah Abi Yuda dan umi Hanifah. "Saya Aisyah, Abi, umi.."
"Aisyah cantik sekali yaa," puji umi. Sedangkan Aisyah hanya bisa tersenyum menanggapinya.
"Oh iya, Aisyah. Sebelum ayah bilang mau menjodohkan kamu, ayah sudah lebih dulu sepakat sama mereka," kata ayah menunjuk ke arah Abi Yuda dan umi Hanifah. "Justru mereka yang menginginkan perjodohan ini ada."
Aisyah tersenyum kikuk.
"Iya, Aisyah.. Soalnya anak kami mau ta'aruf saja daripada berpacaran. Tapi dia belum mendapatkan jodohnya. Jadi daripada menunggu lama, kami jodohkan saja dia dengan kamu. Kamu setuju, kan?" tanya umi membuat Aisyah mau tak mau mengangguk setuju. Walaupun di dalam hatinya saat ini sedang berdebar-debar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] IMAM
Romancecompleted. ❝Jika menikah adalah ibadah, maka akan saya lakukan bersamamu. Saya mencintaimu karena Allah.❞ Start : 10 Desember 2021 End : 31 Desember 2021 🎗️Rank #1 #Aisyah [ 23 Desember 2021 ] #1 #Imam [ 23 Desember...