"Ayo!" Yara berjalan riang menghampiri Asa yang baru tiba dan hendak mengetuk pintu yang sudah terbuka.
Raut senang Yara membuat Asa tertawa gemas. "Seneng banget?" tanya Asa dengan nada geli.
"Seneng aja kok," sahut Yara sok jutek.
Membuat Asa tersenyum dan mengusap kepala Yara.
Asa memandang dalam rumah Yara, lalu tak sengaja melihat Dita yang melintas di sana. Asa tersenyum kecil dan mengangguk ramah, dibalas senyuman pula oleh Dita.
Asa tidak mau membahas terlalu banyak mengenai Dita, takut Yara belum terlalu nyaman akan pembicaraan tersebut.
"Tante Mita ada?" Asa bertanya.
"Ada dong!!" Mita tiba-tiba muncul dengan raut riang juga. Sepertinya begitu senang bisa melihat wajah tampan Asa lagi setelah beberapa hari tidak bertemu.
Asa menyalimi tangan Mita. "Tante apa kabar?" kata Asa, agak tertawa melihat antusias Mita untuk bertemu dengan dirinya, sampai Yara pun menatap sedikit aneh pada mamanya.
"Baik. Tambah baik abis ketemu kamu nih," ujar Mita. Yara langsung mengeryit, kok mamanya jadi centil begini.
"Ma, aku bilangin Papa loh, Mama centil ke anak tetangga," celetuk Yara membuat Mita sontak mendelik pada anak gadisnya itu.
Namun Asa tersenyum saja melihatnya.
Mita berkata, "Nggak usah didengerin, ya, ganteng. Yara mah cemburu, tapi nggak mau bilang langsung. Yara takut Tante rebut kamu dari dia."
"Ih, apasih, Ma," bantah Yara.
"Cemburu bilang, Sayang," bisik Mita, merapat pada Yara.
Yara memasang wajah cemberut. Mita mencium gemas pipi Yara, senang rasanya bisa meledek anak gadisnya itu.
"Mau pergi, Sa?" Kini Mita berubah kalem, tak centil seperti sebelumnya. Tangannya merangkul Yara yang perlahan tidak cemberut lagi.
"Iya, Tante. Aku izin ajak Yara keluar, ya. Sebelum sore, aku pastiin Yara udah di rumah lagi," kata Asa sopan.
"Tante izinin. Kalo sama kamu, Tante percaya kok mainnya nggak macem-macem," ucap Mita sembari lirik-lirikan dengan Yara.
Asa meringis. Memangnya mau macam-macam yang macam mana.
Setelah itu, Yara dan Asa pamit lalu salim pada Mita kemudian pergi berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
YARA & ASANYA | ✔
Teen FictionAngkasa Abrisam bukan lagi green flag, tapi hijau neon. ** Ayyara Khainina Liani tidak lagi percaya pada ketulusan selain dari orang tua dan abangnya. Kejadian di masa lalu menghancurkan rasa percaya Yara pada orang lain. Ia tidak pernah lagi meneri...