Pretty Eyes (3)

2.6K 397 50
                                    

"Ku dengar, sekretarismu mengatakan bahwa kau ada janji?" ucap Wei Wu Xian yang sedari tadi sudah berada di mobil Lan Wangji.

Lan Wangji menoleh menatap Wen Ning dengan tatapan mengintimidasi.

Wei Wu Xian, "jangan marah padanya, dia hanya sedang berpikir alasan apa yang cocok untuk dikatakan. Dan jangan salahkan dia karena aku yang mendengar pikirannya. Maafkan aku"

Lan Wangji, "tidak perlu meminta maaf"

Wei Wu Xian, "bagaimana bila aku ikut bersamamu, bolehkah? Aku akan duduk di sisi lain meja agar tidak mengganggumu"

Lan Wangji, "apa kau tidak keberatan?"

Wei Wu Xian tersenyum "kebetulan kalian bertemu di restaurant kan? Jadi selagi kau meeting, aku akan makan"

Lan Wangji berpikir sejenak sebelum mengangguk "Wen Ning, tetap pada rencana"

Mereka pun akhirnya menuju restaurant yang dituju. Namun tidak seperti yang diharapkan Wei Wu Xian, Lan Wangji justru membawanya duduk di meja yang sama dengannya.

Wei Wu Xian berusaha diam dan tetap makan walau client Lan Wangji terus mencemoohnya dalam pikiran mereka. Mengatakan dia yang tidak tahu sopan santun, menghina kebutaannya, bahkan mengatakan menggunakan kelemahan untuk merayu tuan Lan Wangji. Wei Wu Xian hanya diam, tidak peduli pemikiran mereka semua. Dirinya sudah biasa mendapatkan itu.

Namun hal yang membuatnya tersedak ketika sang sekretaris client itu membayangkan hal mesum dengan Lan Wangji.

Uhuk Uhuk Uhuk

Wei Wu Xian tersedak dengan wajah memerah. Dirinya kini bisa membayangkan seperti apa perawakan Lan Wangji, karena dirinya tidak bisa membaca pikiran adiknya dan tidak mungkin meminta Wen Ning ataupun sang supir untuk memikirkan bosnya itu.

Lan Wangji menepuk punggung Wei Wu Xian "pelan – pelan makannya"

Wei Wu Xian masih terbatuk-batuk karena sang sekretaris terus berfantasi vulgar. Ingin mengatakan 'hentikan pemikiran vulgarmu' tapi kan dia menyembunyikan 'bakat'nya dan bila beralasan melihat dari ekspresi, kan dia buta, dia tidak mau dianggap aneh yang justru berdampak pada bisnis Lan Wangji.

Akhirnya Wei Wu Xian kembali mengacuhkan itu semua. Hingga pada 1 titik ada sebuah kata-kata dari sang client yang mengatakan bahwa Lan Wangji hanya pengusaha muda yang pasti akan mudah dibodohi. Di titik inilah, Wei Wu Xian tidak dapat menahan rasa marahnya. Entah kenapa, dirinya benci bila ada yang merendahkan Lan Wangji.

"Kita pulang" ucap Wei Wu Xian berdiri di meja itu.

Lan Wangji menatap Wei Wu Xian penuh tanda tanya "belum selesai Wei Ying".

"Tidak mau tahu! Ayo pulang" ujar Wei Wu Xian dingin.

"Tuan, kami belum selesai, kami bahkan belum memasuki presentasi proposal kami pada tuan muda Lan" ucap sang sekretaris omega yang sedari tadi membayangkan hal vulgar di otaknya. Di mulut berkata 'profesional' namun dipikirannya terus merutuki Wei Wu Xian.

"Tidak, Lan Zhan! Kau boleh tetap disini, tapi aku mau keluar" bentak Wei Wu Xian.

"Wei Ying, sebentar lagi" bujuk Lan Wangji karena merasa tidak enak pada teman pamannya itu. Ya, client itu adalah teman Lan Qiren, paman Lan Wangji.

Wei Wu Xian menghela nafas kasar, tangannya langsung terulur meraba tubuh Lan Wangji dan menjalar naik ke wajah Lan Wangji yang lebih tinggi darinya. Tangannya merengkuh leher Lan Wangji agar lebih dekat pada wajahnya, memaksa Lan Wangji agar menunduk. Menempelkan dahi Wei Wu Xian pada dahi Lan Wangji.

One Two Three Shoots - WangXian & XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang