Chance (2)

1.4K 232 12
                                    

Setelah mendapat berita itu dari dokter, Lan Wangji hanya dapat memandang sendu pada omega yang amat dikasihinya itu. Tidak terasa bulir air mata jatuh membasahi pipinya.

"Wei Ying" lirih Lan Wangji.

Air mata Lan Wangji yang jatuh mengenai tangan kurus Wei Wu Xian dan mengusiknya, dengan perlahan Wei Wu Xian membuka matanya dan mendapati bahwa Lan Wangji tengah terisak namun tidak bersuara melainkan getaran tubuhnya yang begitu menyakiti perasaan Wei Wu Xian yang melihatnya.

"Lan Zhan?" panggil Wei Wu Xian pelan.

Lan Wangji langsung menepis kasar wajahnya sebelum mendongak menatap Wei Wu Xian.

"Hm?" sahut Lan Wangji lalu sedikit mencondongkan tubuhnya mendekati Wei Wu Xian "ada yang sakit?"

Wei Wu Xian tersenyum kecil dan menggeleng "tidak, tadi hanya pusing dan sekarang aku sedikit mual. Aku tidak apa-apa Lan Zhan"

Lan Wangji diam tidak bersuara lagi namun matanya seolah ingin mengatakan sesuatu dan Wei Wu Xian tahu itu.

"Katakan ada apa?" pinta Wei Wu Xian "bila ada hubungannya denganku, katakanlah"

Lan Wangji duduk di sisi ranjang Wei Wu Xian dan mengambil tangan Wei Wu Xian, menggenggamnya "kau hamil" lirihnya.

Wei Wu Xian yang semula tersenyum hangat kini melunturkan senyumnya, dapat Lan Wangji rasakan bahkan Wei Wu Xian berusaha mengepalkan tangannya tapi tertahan oleh genggaman Lan Wangji.

Dapat Lan Wangji lihat juga bahwa Wei Wu Xian mulai mengontrol nafasnya dengan mata yang mulai berlinang. Wei Wu Xian mencoba untuk bangkit duduk dan Lan Wangji dengan sigap membantunya.

Dengan menunduk, tangan Wei Wu Xian terulur pada perutnya yang masih dirasa rata, bila diperkirakan dari kapan dirinya dilecehkan, berarti usia kandungannya sudah 2 bulan. Wei Wu Xian akhirnya meneteskan air matanya dan mulai terisak.

Hati Lan Wangji mencelos melihat omega yang dicintainya menangis pilu, dengan keberanian diri, Lan Wangji mendekat untuk memeluk tubuh kurus Wei Wu Xian. Wei Wu Xian tidak menolak dan justru mengeratkan pelukannya dan membenamkan tangisannya dalam dada bidang Lan Wangji.

15 menit Wei Wu Xian puas menumpahkan kesedihannya, dirinya pun segera melepas pelukan Lan Wangji "maaf" lirihnya.

Lan Wangji menggeleng "tidak perlu"

Wei Wu Xian tersenyum kecil, wajahnya sudah sangat berantakan, mata kubil dan hidung merah, bila tidak mengingat Wei Wu Xian sedang bersedih, wajahnya justru terlihat menggemaskan.

Wei Wu Xian kembali mengelus perutnya "apa kau akan bersyukur kelak karena terlahir dariku" gumamnya dengan suara teramat pelan.

Lan Wangji yang berada di sisi nya tentu dapat mendengar dan menjawab "tentu"

Wei Wu Xian, "ku harap begitu"

"Lan Zhan?"

"Hm?"

Wei Wu Xian mendongak menatap Lan Wangji "aku takut"

Lan Wangji terdiam, menunggu Wei Wu Xian melanjutkan kata – katanya.

"Aku takut Wen Xu menyakitinya dan aku takut aku tidak bisa melindunginya, aku takut akan menjadi orangtua yang buruk, aku takut bila kelak anak ini mengetahui bahwa dirinya tidak diharapkan bahkan dibenci oleh ayahnya, bagaimana perasaannya? Aku.. aku sudah menderita dengan hidupku, aku tidak ingin dia merasakan hal yang sama, aku takut tidak bisa memberikan dunia yang baik baginya, aku takut tidak dapat membahagiakannya kelak" Wei Wu Xian mulai kembali terisak "aku sangat takut, Lan Zhan"

One Two Three Shoots - WangXian & XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang