Pretty Eyes - Mafia Ver (2)

1.7K 310 57
                                    

Tubuh kurus yang sudah bergantikan piyama tidur berwarna putih mulai menggeliat kecil karena kesadaran mulai menguasainya. Wei Wu Xian mencoba untuk duduk secara perlahan dan mengendus "bukan kamarku" lirihnya lalu setetes air mata kembali meluncur "ayah.. ibu.."

"Aku harus menunggunya selesai menangis atau langsung saja?" ucap Lan Wangji yang duduk di sofa berhadapan dengan ranjang Wei Wu Xian. Lan Wangji sedang berkelut dengan pikirannya, ingin langsung menanyakan keberadaan permatanya namun ketika melihat Wei Wu Xian menangis, Lan Wangji seperti ingin Wei Wu Xian tumpahkan saja tangisan kesedihannya.

Wei Wu Xian yang mendengar pikiran itu tersenyum kecil dan mulai menghapus air matanya "kau tidak sedingin seperti setiap kata yang kau lontarkan, Lan Zhan"

Deg

Lan Wangji kembali membeku, bukankah Wei Wu Xian buta, bagaimana dirinya mengetahui Lan Wangji berada di ruangan yang sama. Lan Wangji bahkan sudah menutup feromonnya.

"Lan Zhan? Aku tahu kau di ruangan ini" ucap Wei Wu Xian.

Lan Wangji berdeham "hm" lalu berjalan mendekat ke ranjang Wei Wu Xian.

Wei Wu Xian tersenyum saat merasakan hawa panas yang berada dekat dengannya "maaf merepotkanmu"

"Permata ibuku dimana?" batin Lan Wangji sudah terus melontarkan perkataan itu namun entah kenapa melihat kondisi Wei Wu Xian seperti bukan waktu yang pas untuk menanyakan itu. Akhirnya Lan Wangji hanya diam dengan pikirannya sendiri.

Wei Wu Xian menjawab pikiran Lan Wangji "permatamu ada bersamaku".

Lan Wangji kembali terkejut "kau?!" "kau dapat membaca pikiran?"

Tidak menggubris pertanyaan itu, Wei Wu Xian justru menghela nafas panjang "aku sudah berjanji bahwa akan mengembalikannya padamu, Lan Zhan. Percayalah padaku. Aku hanya ingin membalas seseorang yang bertanggung jawab atas kematian keluargaku. Setelah itu aku akan mengembalikannya"

Lan Wangji, "apa hubungannya balas dendammu dengan permataku?"

Wei Wu Xian tersenyum kecil "setidaknya ijinkan aku hidup sampai saat itu, Lan Zhan"

Lan Wangji mengernyit tidak mengerti. Wei Wu Xian seperti orang yang tidak nyambung, diberi pertanyaan apa dan dijawab apa.

"Dimana permata itu? Katakan atau kau mati" tegas Lan Wangji "demi Tuhan, aku hanya menginginkan permata itu. Permata itu membuatku merasa dekat dengan ibuku. Kenapa kau memperumitnya omega bodoh"

Wei Wu Xian menyibak selimutnya dan sedikit meraba, ketika merasa sudah berada di sisi Lan Wangji yang terduduk di ranjang yang sama, tangan Wei Wu Xian terulur untuk memeluk Lan Wangji.

Lan Wangji yang sempat sibuk dengan pikirannya dibuat terkejut dengan sikap omega di hadapannya, tangannya langsung menghentak kasar tubuh ringkih Wei Wu Xian "apa yang kau lakukan?!" murkanya.

Namun bukannya takut, Wei Wu Xian kembali memeluk tubuh alpha itu dan mengusap pelan punggung tegap itu "kau kesepian" lirihnya.

Deg Deg

Lan Wangji terdiam. Tidak mampu mengeluarkan kata-kata apapun. Benar! Dirinya kesepian. Dirinya rindu sosok yang akan selalu memeluknya hangat ketika dirinya terluka dan memerlukan tempat hatinya berteduh. Dan ketika sosok itu pergi, hati Lan Wangji seolah ikut dibawa pergi, membuatnya menjadi pribadi yang dingin.

"Kau boleh menangis, Lan Zhan" ucap Wei Wu Xian lembut.

Entah kenapa, ucapan Wei Wu Xian seperti perintah baginya dan tanpa sadar dirinya mulai menangis dalam diam. Pikirannya dipenuhi dengan sosok ibu yang amat dicintainya. Lan Wangji bahkan membalas pelukan Wei Wu Xian. Dalam belaian omega ini, membuatnya nyaman seperti berada di pelukan ibunya.

One Two Three Shoots - WangXian & XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang