Kind Heart (2)

2.2K 327 11
                                    

Malam pertama keduanya dihabiskan oleh perbincangan ringan untuk saling mengenal lebih jauh. Walau Lan Xichen masih belum puas berbincang, namun melihat Jiang Cheng sudah seperti melindur, membuatnya akhirnya menghentikkan percakapan mereka dengan Jiang Cheng langsung tertidur.

Baru saja Lan Xichen hendak melenyapkan diri ke alam bawah sadarnya, bunyi keras terdengar nyaring dari luar kamar, membuat Lan Xichen langsung waspada.

Jiang Cheng yang baru saja terlelap juga ikut bangun dengan terkejut karena suara nyaring itu "huan?" Jiang Cheng berusaha meraba kasurnya dan ternyata Lan Xichen masih disana, berarti suara itu bukan dari Lan Xichen, sontak dirinya pun langsung terduduk.

"Ssstt" Lan Xichen meng kode Jiang Cheng agar tidak berisik "sepertinya ada pencuri"

Jiang Cheng melotot "pencuri? Kemana seluruh bodyguard mu?"

Lan Xichen berusaha meraih walkie talkie di nakas untuk memanggil pengawalnya. Namun sebelum dirinya hendak memanggil, Jiang Cheng menahannya.

Jiang Cheng berbisik "bagaimana bila salah satu pencuri memegang walkie talkie nya, mereka akan sadar bahwa penghuni rumah terbangun dan itu justru merugikan posisi kita yang tidak memiliki tameng apapun. Kau tunggu disini, biar aku mengeceknya" Jiang Cheng hendak menuruni ranjang namun tangannya sudah tercekal "biar aku saja" pinta Lan Xichen.

Jiang Cheng melepaskan tangan Lan Xichen perlahan "aku percaya kau bisa, tapi sekarang diperlukan seseorang yang bisa bersembunyi untuk mengendap – ngendap. Kau dengan kursi rodamu akan langsung terekspos"

Lan Xichen menggeleng "tapi ini berbahaya A Yin. Kita tidak tahu mereka membawa senjata apa?"

Jiang Cheng, "aku masih seorang laki-laki dan aku tidak lemah. Kau tetaplah disini, aku akan melindungimu"

Lan Xichen tetap bersikukuh menolak namun kekeras kepalaan Jiang Cheng itu membuatnya tidak berdaya. Jiang Cheng sudah mengambil tongkat baseball dari walk in closet mereka. Lalu secara perlahan membuka pintu kamarnya dan mengendap – ngendap keluar setelah mengunci pintu kamarnya dari luar, menghindari sang pencuri yang berusaha mendekati Lan Xichen.

Lan Xichen ingin menggedor tapi takut keberadaan Jiang Cheng diketahui. Lan Xichen masih curiga, kenapa pencuri itu bisa masuk di mana bodyguard yang di utusnya begitu banyak. Apa pencuri itu orang dalam? Lan Xichen berusaha membuat dirinya berguna dan langsung meraup handphone nya untuk menghubungi 110 .

Begitu sambungan terhubung dengan kepolisian, Lan Xichen segera meminta bantuan agar dikirimkan petugas ke rumahnya. Sesaat setelah Lan Xichen menelpon 110, terdengar bunyi pekikan Jiang Cheng yang Lan Xichen tahu itu pertanda tidak baik.

Lan Xichen dengan panik langsung menyeret kursi rodanya ke arah pintu dan tidak peduli dengan eksistensi keberadaannya yang akan ketahuan. Lan Xichen langsung menggedor – gedor pintu.

"A YIN??!!!" teriak Lan Xichen masih menggedor – gedor pintu.

Karena suara Lan Xichen yang terus berteriak begitu kencang, entah kenapa membuat suara keributan dari luar perlahan menghening. Lan Xichen tidak merasa lega dengan itu. Lan Xichen dengan panik mendorong kursi rodanya menuju ke walk in closet dan mengambil pemukul baseball juga, lalu kembali ke arah pintu dan berusaha menghancurkan gagang pintu itu.

Selang 5 menit dengan pukulan membabi buta, akhirnya gagang pintu hancur dan terlepas, akhirnya pintu dapat dibukanya. Namun betapa shock dirinya ketika melihat sosok Jiang Cheng yang tergeletak di lantai dengan pisau menancap di perutnya.

Dengan terburu – buru, Lan Xichen mendorong kursi rodanya, melupakan ada sedikit anak tangga yang akhirnya membuatnya terjatuh. Lan Xichen tidak memperdulikan kursi rodanya lagi, dengan susah payah, menyeret tubuhnya dengan kekuatan tangannya, untuk menggapai tubuh lemas Jiang Cheng di tengah ruangan itu.

One Two Three Shoots - WangXian & XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang