Irzan pun sampai di Apartemen Flowres terlihat betapa lelahnya Irzan, rasanya butuh charge untuk hati dan fisiknya.
Sebelum masuk ke apartemennya Irzan menelpon penyemangat hidupnya saat ini. Ifah pun tanpa jeda meangkat telpon dari Irzan.
"Ada apa ka" Tanya Afifah.
" Bisa keluar sebentar ngak" Suara Irzan terdengar lemah, perasaan khawatir menyelimuti hati Ifah.
Afifah pun segera keluar menemui Irzan. Irzan pun tengah bersandar di dinding terduduk sambil menutup matanya dengan tangannya diatas lututnya, antara apartemen Ifah dan Irzan.
" Kak Irzan" Ifah pun berlari dan berdiri dihadapan Irzan.
Irzan pun berdiri dan memeluk Afifah erat " Gini aja bentar fah, please " Pinta Irzan halus.
Ada perasaan sedih yg menjalar ke hati Afifah, Ifah pun tidak terlalu bertanya dia menyandarkan kepalanya ke dada Irzan dan membalas pelukan Irzan membelai halus punggung Irzan.
Tanpa sadar mata Irzan membasah tipis mengenai rambut Afifah, baru juga memulai mencintai lawan jenis, tapi cewek yang dia suka malah mendapat cobaan dari musuh yang dulu adalah sahabatnya sendiri.
Afifah sadar dan merasakan kesedihan Irzan.
" Its ok Zan, dunia memang ngak selalu berputar kearah bahagia, tapi bukan berarti Tuhan tidak perduli sama kamu, ada aku Zan yang selalu disisi kamu " Afifah menenangkan Irzan.
" Maaf Fah " Ucap halus Irzan.
Afifah entah mengapa tau maksud Irzan." Zan, ingat kamu ngak salah " Membangunkan wajahnya dan menghapus air mata Irzan dan kembali memeluk cowok bertubuh atlit itu.
................
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻Pagi harinya Irzan ikut sarapan di Unit apartemen Afifah. Mereka pun berangkat sekolah bareng.
Perjalanan ke sekolah dan pulangnya adalah best part bagi Irzan karena dia mendapat pelukan hangat Afifah pujaan hatinya.
Siang ini langit Jakarta mendung, seakan memberi tanda bahwa langit akan mengeluarkan air matanya, walau begitu anak-anak Pel-Mul saat istirahat ke dua ada yg bermain di lapangan, belajar atau sekedar ngobrol di taman sekolah, ada yg kekantin dan nongkrong di halaman belakang.
Hujan pun mulai turun dengan derasnya semua siswa berhamburan kearah gedung sekolah. Tidak dengan Yesaya bahkan dia menikmati derasnya air hujan padahal dia sama sekali tidak membawa seragam ganti.
Yesaya pun mengarahkan matanya kearah gedung sekolah tepatnya ke kelas Afifah disana ada Afifah berdiri melihat kearah Yesaya, berkat hujan Yesaya bisa menghamburkan air matanya yang sudah tidak kuasa melihat ke arah Afifah.
Afifah serasa dejavu mengingat kejadian handuk tempo dulu yg dia kasih ke Yesaya saat kehujanan datang kesekolah. Afifah pun berlari menjauh ke arah UKS karena disana ada banyak handuk atau selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afifah (A miracle in 10 days)
Teen Fiction"Aku sayang Afifah" ucap Yesaya dengan wajah dingin dan datar. "Ngak bisa dia udah tanda tangan kontrak jadi pacar aku 10 hari, iyakan fah" menatap Ifah sambil memainkan alisnya & memamerkan dimplenya. Baru saja menginjakkan kakinya ke dunia SMA...