Balon balon

2.2K 322 51
                                    

Menjadi seorang Is-Suami itu mudah bagi Xiao Zhan. Bagaimanapun semua kriteria Wang Yibo hanyalah kedok belaka saja, pasalnya Wang Yibo sendiri tahu bagaimana kelakuan Xiao Zhan yang akan lebih mendominasi dalam urusan rumah tangga. Lain halnya dengan urusan ranjang, Xiao Zhan akui dia kalah telak bahkan setelah menyiapkan senjata untuk menghindar.

Xiao Zhan hari ini libur meski bukan weekend. Ini karena Xiao Zhan bekerja pada studio foto yang mana hari liburnya bukan pada tanggal merah. Anggap saja itu keberuntungan kala yang lain masuk dia libur, atau kesialan ketika dia tidak bisa jalan dengan suaminya.

Di hari yang cerah ini Xiao Zhan telah membereskan apartemen yang kini didiaminya dengan Wang Yibo. Apartemen baru yang dipilihnya setelah beberapa hari tinggal dirumah mertuanya. Sebenarnya kedua mertuanya meminta Xiao Zhan untuk tinggal lebih lama. Tapi Xiao Zhan tidak mau kalau sampai mertuanya selalu mendengar suara-suara dimalam hari karena hormon gila Wang Yibo.

Xiao Zhan menghela nafas sambil memandangi lantai yang mengkilap setelah di pel. Tak lupa udara pagi dari pintu beranda yang dibuka. Setelah perenggangan kecil Xiao Zhan duduk di sofa sambil memejamkan matanya sesaat sebelum bel pintu berbunyi.

Ketika Xiao Zhan menghampiri, dia melihat dari intercom seorang kurir yang membawa sebuah kotak ditangannya.

"Permisi... Paket!!" Kata kurir itu yang terlihat dalam intercom.

"Ya." Jawab Xiao Zhan.

"Dengan Tuan Xiao Zhan, ini ada paket, hmm tertulis 'Keluarga Wang'." Kurir itu terlihat agak ragu ketika membaca tulisan yang ada diatas paket itu.

Xiao Zhan membuka pintu dan menerima paket yang entah apa isinya. Xiao Zhan lalu melihat kearah kurir yang terlihat tersipu malu sebelum pergi.

Xiao Zhan hanya terdiam sedikit heran dengan kurir itu. Tak mau memikirkan apapun lagi Xiao Zhan memutuskan masuk kedalam.

Paket itu disimpan diatas meja. Dan Xiao Zhan sedikit menebak apa yang ada didalamnya. Dia mulai berpikir kalau itu adalah masakan atau apapun itu.

Tapi sebuah kekecewaan hadir dan Xiao Zhan syok dengan apa yang ada didalamnya. Dengan gemetar Xiao Zhan langsung berlari ke kamar mengambil ponselnya. Jemarinya langsung menekan nomor yang menjadi panggilan darurat nya.

"Wang Yibo!!" Pekik Xiao Zhan yang kemudian dia mendengar suara benda terjatuh dari sebrang telfon.

"I-iya Zhan.. a-ada apa?" Tanya Wang Yibo terdengar ragu sebab terkejut.

"Kamu tahu apa yang dikirim orangtua mu hari ini?" Tanya Xiao Zhan dengan nada penuh penekanan.

"Ti-tidak." Wang Yibo berhenti sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. "Apa itu sesuatu yang aneh atau menakutkan."

Xiao Zhan menghela nafas, mengingat baru membukanya saja sudha membuatnya ngeri. "Lebih menakutkan dari apapun."

"Perlukah aku pulang atau kamu foto apa itu."

"Tidak. Kamu akan melihatnya nanti. Kalau begitu maaf menganggu waktumu." Xiao Zhan langsung menutup panggilannya dan beranjak pada kotak itu lagi.

Dengan ragu dan tangan yang gemetar Xiao Zhan mulai mengeluarkan satu-persatu apa yang dikirim mertuanya. Itu adalah kotak kotak kecil yang jumlahnya lebih dari 10 dan beberapa buah tube, dan juga beberapa blister obat dengan sebuah pesan 「 biar semangat 」dibelakangnya yang membuat Xiao Zhan ngeri. Kemudian dia mengeluarkan tali berwarna merah yang entah untuk apa fungsinya.

Namun satu hal yang membuat Xiao Zhan tak kalah syok adalah benda yang tidak pernah diduga. Xiao Zhan langsung merosot kebawah.

"Hah...harusnya mereka tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa..." Xiao Zhan mengepal bungkusan ditangannya.

•••

Wang Yibo pulang ketika hari sudah mulai gelap. Dia lalu membuka pintu dan melihat suasana rumahnya yang sepi dan gelap.

"Zhan?" Panggil Wang Yibo ragu.

Dengan langkah pasti Wang Yibo lalu masuk dan menyalakan lampu. Wang Yibo terkejut melihat sebuah mangkuk yang bersisi dengan benda yang sangat dikenalinya.

"Zhan i-itu apa?" Tanya Wang Yibo pura-pura.

"Ah ini... Balon yang diberikan orangtua mu." Xiao Zhan menoleh pada Wang Yibo. "Jangan kamu gunakan semua, bagaimanapun juga ini bisa ditiup dan mungkin bisa terbang."

"A..ah itu tolong jangan lakukan." Wang Yibo tersipu malu kala membayangkan isi dari bungkusan-bungkusan itu terbang ke langit.

"Kenapa bukankah lucu melihat sosis tipis terbang. Jangan lupa beri mata agar semakin menggemaskan." Celoteh Xiao Zhan yang membuat Wang Yibo memerah sepenuhnya.

Wang Yibo menghela nafas perlahan sebelum akhirnya mendekat dan memeluk Xiao Zhan yang masih duduk diam.

"Zhan ku sayang. Itu kan hadiah dari ibu ku, jadi jangan dibuat seperti itu." Wang Yibo mempoutkan bibirnya kemudian mengusap pipi Xiao Zhan.

"Kamu tahu berapa jumlahnya?" Tanya Xiao Zhan.

"Entah tapi yang jelas, tiada malam tanpa mu Zhan." Jawab Wang Yibo tersenyum bahagia. Kalau diperhatikan ada bunga bunga dan cahaya yang terpancar dari wajahnya seolah semua itu adalah berkah terindah.

Xiao Zhan menatap horor membayangkan bahwa mungkin pantatnya akan dalam bahaya sampai semua benda ini habis digunakan.

•••

Beruntung Xiao Zhan menyembunyikan tali berwarna merah yang dikirim mertuanya. Kalau sampai Wang Yibo melihatnya mungkin dia akan diikat seperti halnya yang gambar yang dicari di situs pencarian.

Malam itu Wang Yibo menghabiskan banyak sekali balon, tapi meski begitu anakonda miliknya masih lebih menyukai untuk memuntahkan isinya didalam. Itu benar-benar lengket dan sulit untuk membersihkannya.

Setelah menghela nafas Xiao Zhan bangun dan perlahan mengusap pinggangnya yang dirasa patah. Sebelum akhirnya beranjak untuk membersihkan diri Xiao Zhan mengambil benda lain dari mertuanya yang disembunyikannya.

Xiao Zhan lalu mencoba mengunakan benda kecil itu. Namun tidak terjadi apa-apa, dia memutuskan untuk mandi dan membiarkan benda itu dekat wastafel kamar mandi.

Tapi pada akhirnya Xiao Zhan melupakan benda kecil itu dan langsung melakukan tugasnya dipagi hari.

Wang Yibo bangun dengan tubuh yang segar setelah malam malam panjangnya. Dengan senyumnya yang tidak luntur Wang Yibo membasuh wajahnya dan memperhatikan di cermin wajahnya yang penuh kebahagiaan.

Pandangannya seketika turun pada sebuah benda kecil yang ditaruh disisi wastafel. Benda itu menunjukan dua buah garis berwarna merah yang membuat Wang Yibo diam membelalakkan matanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OUR CRITERIA 「 Yizhan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang