Hanya saja

3.3K 455 66
                                    

“Karena kata mu susah mencari, jadi yang ada saja di hadapan ku. Bagaimana?” Tanya Wang Yibo sengaja.

Xiao Zhan mengedipkan matanya beberapa kali dan memiringkan kepalanya.

“Kau baru saja melamar ku?” Xiao Zhan bertanya.

“Ya.” Jawab Wang Yibo cepat.

Xiao Zhan menggeleng dan sedikit mendecak sebelum memasukan tablet dan benda lainnya kedalam tas. Dia mengambil bon tagihan miliknya untuk dibayar.

“Jika kamu melamar seseorang lakukan dengan benar.” Kata Xiao Zhan berlalu pergi meninggalkan Wang Yibo penuh keheranan.

Seseorang bisakah menjelaskan apa kesalahan dari Wang Yibo?

Wang Yibo menyenderkan tubuhnya di sandaran dan menghela nafas sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi. Dia bingung padahal pembicaraannya dengan Xiao Zhan sama seperti biasanya tapi kenapa kali ini malah Xiao Zhan terkesan marah?

Wang Yibo kemudian memutuskan untuk memakan kembali mie pesanannya sebelum akhirnya dia mengunjungi kediaman orangtuanya setelah sekian lama.

Setelah menghabiskan mie dan masuk ke mobilnya, Wang Yibo mencoba mengirimkan pesan lagi pada Xiao Zhan, dan tidak ada jawaban apapun yang didapat. Hanya sebuah emoticon jadi tengah yang hanya membuatnya semakin heran.

Perjalanan panjang yang menghabiskan waktu 2 jam. Wang Yibo ingin langsung merebahkan diri diatas tempat tidur. Tapi sebelumnya dia ingin bertanya terlebih dahulu pada orang tuanya tentang apa yang terjadi dengan Xiao Zhan.

Tapi yang didapatnya hanyalah decakan dan palingan muka dari kedua orang tuanya.

“Wajar Zhan marah, kamu tiba-tiba mengatakan hal seperti itu! Ah gagal sudah mendapat menantu yang baik.” Sesal Nyonya Wang.

“Kamu tiba-tiba melamarnya ya salah kamu sendiri lah dia pergi, bukannya kejar malah makan.” Tuan Wang menyalahkan.

“Ya-ya itu kan..” Wang Yibo kehilangan kata-kata.

“Itu kan apa? Mending kamu cari tahu sendiri gimana cara melamar orang dengan benar dan jangan kembali kesini sebelum kamu dapetin Zhan!” Seru Nyonya Wang yang membuat suaminya mengangguk setuju.

“Setuju. Sekarang kamu pergi lagi sana.” Usir Tuan Wang.

Wang Yibo menaikan alisnya tidak percaya dan dengan cepat Ayahnya mendorongnya keluar dari dalam rumah. Begitu pintu tertutup terdengar suara kunci yang terdengar jelas oleh Wang Yibo yang baru saja di usir untuk yang pertama kalinya.

°°°

Sementara itu ditempat lain Xiao Zhan kembali ke apartemen kecilnya. Dia memang tidak sekaya Wang Yibo yang memiliki jabatan besar di perusahaan. Tapi Xiao Zhan senang melakukan pekerjaannya yang sifatnya tidak mengikat.

Di lantai dua dia tinggal dengan banyak tanaman pot didalam rumahnya. Xiao Zhan merebahkan diri diatas tempat tidurnya dan dia ingin mengutuk Wang Yibo saat ini.

Bukan hanya membuatnya malu, Wang Yibo bahkan melamarnya seolah dia adalah barang yang diluluskan karena sesuai kriteria.

Tapi kalau Wang Yibo benar-benar melamarnya maka mau bagaimana lagi Xiao Zhan akan menerimanya. Wang Yibo termasuk pasangan ideal yang diidamkan banyak wanita.

Namun di lamar seperti tadi apa maksudnya?? Itu bukan membuat Xiao Zhan senang malah membuat Xiao Zhan kesal. Bagaimanapun Xiao Zhan juga ingin dilamar seperti orang lain spesial, bukan dadakan tanpa persiapan yang asal berbicara.

Xiao Zhan lalu merasakan ponselnya bergetar dari saku celananya. Dia lalu membuka pesan itu yang ternyata dari orang yang baru saja melamarnya.

「 Zhan apa kamu marah dengan ku? aku bersungguh-sungguh untuk yang tadi. 」

「 🖕🏻 」

Balas Xiao Zhan langsung menaruh kembali ponsel disebelahnya.

“Wang Yibo bodoh!!” Pekik Xiao Zhan mengutuk Wang Yibo.

°°°

Keesokan harinya Xiao Zhan menghabiskan sepanjang hari bersama rekannya mengikuti pasangan yang melakukan foto prewedding di sebuah perbukitan. Pasangan itu tampak mesra begitu tiap gambar diambilnya.

“Sekali lagi, dan lebih dekat sedikit.” Kata Xiao Zhan mengatur pasangan itu. “Bagus. Satu .. dua...”

Cekrek.

Xiao Zhan lalu mulai melihat-lihat hasil fotonya. Dia tersenyum dan kemudian memperlihatkan foto pada pasangan itu. Pasangan itu terlihat sangat senang dan puas dengan hasil gambar yang diambil Xiao Zhan.

Setelah setengah jam mengobrol, Xiao Zhan dan rekannya lalu kembali ke studio. Rekannya sedikit heran dengan Xiao Zhan yang berubah menjadi murung tidak jelas di dalam mobil.

Sampai di studio yang membuat heran adalah studio itu sepi dengan tanda tutup menempel di kaca.

“Apa bos mengatakan hari ini tutup cepat?” Tanya Xiao Zhan pada rekannya.

“Tidak. Bos tidak mengatakan apapun.”

Xiao Zhan lalu mendorong pintu studio yang ternyata tidak dikunci. Mereka bertiga lalu masuk kedalam yang ternyata studio menjadi sangat gelap.

Hingga akhirnya lampu menyala dengan menampilkan seseorang yang menggunakan jas rapi dengan buket mawar berukuran besar ditangannya. Xiao Zhan lalu berbalik melihat rekannya.

“Eh kita gak salah studio kan?” Tanya Xiao Zhan ragu.

“Enggak. Kita udah kerja disini lebih dari 5 tahun, gak mungkin salah Zhan.” Jawab salah satu rekannya.

“Zhan.”

“Yibo kamu apa-apaan sih?” Xiao Zhan menaikan alisnya memperhatikan pria berjas itu adalah sahabatnya.

Wang Yibo tersenyum kemudian mendekat kearah Xiao Zhan yang reflek mundur tidak mengerti situasi.

“Aku minta maaf untuk yang kemarin. Kali ini aku akan melakukan dengan benar.” Ucap Wang Yibo serius. “Zhan aku ingin menjadikan mu milikku. Bersama mu selalu. Itulah yang ku pikirkan. Jadi mau kah kamu menikah dengan ku?” Wang Yibo menyodorkan buket itu pada Xiao Zhan.

Rekan-rekan Xiao Zhan yang melihat adegan itu langsung mengangguk dan beberapa mengatakan terima dengan sangat kencang.

Tapi lain hal dengan Xiao Zhan yang kini memerah karena malu dan terkejut secara bersamaan. Dia tidak percaya kalau Wang Yibo benar-benar melamarnya kali ini, terlebih dengan penampilannya yang jauh berbeda dari bisanya. Itu membuat Xiao Zhan tersenyum perlahan dan mengangguk menerima buket bunga itu.

Wang Yibo langsung berbinar dan mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku jasnya. Wang Yibo lalu meraih tangan Xiao Zhan dan memasukan cincin itu tepat ke jari manisnya.

“Apa aku bermimpi?” Gumam Xiao Zhan melihat jarinya.

“Kamu tidak bermimpi Zhan.” Ucap Wang Yibo langsung memeluk erat Xiao Zhan.

“Wah selamat ya...”
“Di tunggu undangannya!!”
“Selamat Zhan!”

Xiao Zhan tersenyum kecil sebelum membalas pelukan Wang Yibo sambil berbisik, “Kali ini kamu melakukan dengan benar.”

“Mn, hanya untuk mu.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR CRITERIA 「 Yizhan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang