Meratapi kepergianmu dengan pengganti mu

608 64 6
                                    

Xiao Zhan bekerja di studio dengan rasa tidak nyaman. Rasanya hormon kehamilannya mulai menguasai. Terlebih Wang Jun seolah mengkodenya untuk segera menemui Wang Yibo yang jelas kini sedang berada di medan perang.

Jadi Xiao Zhan hanya bisa mengusapi perutnya sambil melihat wajah tampan suaminya saat masih sekolah menengah dulu. Hingga akhirnya rekan sebelahnya merasa penasaran dengan kondisi Xiao Zhan yang bertingkah tidak biasanya.

“Zhan kamu baik-baik saja?” Tanyanya memperhatikan Xiao Zhan yang tidak fokus.

“Aku baik, hanya saja aku merindukan suami ku. Ini mungkin karena bayi di perut ku.” Ujar Xiao Zhan menundukkan kepalanya.

“Oh bayi. Tunggu apa? Bayi? Zhan kamu hamil?!” Serunya kencang hingga membuat semua yang ada di ruangan itu terkejut.

“Lin-jie jangan terlalu kencang.” Peringat Xiao Zhan. “Bukan maksudku menyembunyikannya, hanya ya begitulah.”

“Ah karena itu kamu dipindah bagian. Kupikir kamu sudah bosan foto-foto sambil jalan-jalan.” Timpal Lin mengingat Xiao Zhan seeing sekali keluar dibanding di studio. Entah itu karena foto prewedding atau saat Wedding, Xiao Zhan adalah yang paling sering berfotonya.

“Itu sih mana bisa bosen, siapa juga yang ga mau dikasih uang perjalanan, makan, hotel bersamaan dengan uang gaji hanya dengan memotret klien.” Jelas Xiao Zhan.

“Iya ya.. terus sekarang kenapa?”

“Aku rindu sama suami ku, dia dinas ke luar kota buat seminggu.” Xiao Zhan sedih dengan Wang Yibo tiba-tiba dinas luar kota saat dirinya lagi menempel-nempelnya.

“Kenapa kamu ga telfon aja?” Bingung Lin Yan.

“Nanti yang ada kalau ku telfon malah makin kangen gimana? Padahal aku lagi nyari cara biar kerinduan ini berkurang.” Kesal Xiao Zhan dengan kondisinya sendiri.

Lin Yan laku berpikir bagaimana cara melepas kerinduan. Kemudian dia terpikirkan sebuah ide yang mungkin akan membuat Xiao Zhan senang.

Lin Yan mulai mengetik di komputernya dan dia lalu menarik perlahan kursi Xiao Zhan agar bergeser melihat layar komputernya.

“Zhan gimana kalau kamu buat ini aja.” Lin Yan menyarankan sambil menunjukan hasil mesin pencari di komputernya.

Xiao Zhan seketika berbinar, “Lin-Jie apa ini bisa didapat nanti sore?”

“Tentu, aku tahu tempatnya. Biar sekalian nanti ku antar.” Kata Lin Yan.

“Terima kasih Lin-jie.” 

Dengan begitu Xiao Zhan akhirnya bisa melepas kerinduannya pada hal yang tidak pernah diduga.

•••

Sementara itu di sore hari, Wang Yibo sang suami yang kini sedang berdiam diri di hotel sedang menatap layar ponselnya yang menunjukan pesan dengan istrinya atau Xiao Zhan.

「Punyaku sayangku」

「Zhan kamu gapapa kan di rumah?」

「Gapapa」

「Masih kangen ga?」

「Engga, sana kerja 」

「Bener ga kangen?」

「Udah engga lagipula aku ditemani sama seseorang, jadi ga usah sama kamu」
「Wang Jun juga nerima dia, jadi mending kamu kerja dan beresin kerjaannya 」

「Apa?!」
「Zhan? Apa kamu bilang?」

Wang Yibo segera menekan panggilan telfon dan menunggu istrinya menjawab. Namun hanya ada penolakan dari Xiao Zhan yang membuat Wang Yibo bingung.

OUR CRITERIA 「 Yizhan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang