Setiap orang punya kriteria, termasuk Wang Yibo dan Xiao Zhan yang sama sama memiliki kriteria untuk pasangan idaman mereka.
__________
Remake Criteria for wife(301021-100322)
Our Criteria : 290522
Di mobil Xiao Zhan menyenderkan tubuhnya sambil memejamkan matanya sesaat. Wang Yibo yang duduk disebelahnya menghela nafas sambil memegangi sebuah amplop.
Itu adalah sebuah amplop hasil pemeriksaan dimana dokter telah memberitahu hasilnya. Hasil dimana Wang Yibo benar-benar tidak pernah di sangka kalau dugaannya memang benar.
“Zhan.” Panggil Wang Yibo yang melihat Xiao Zhan yang terdiam.
“Kau tahu, ibumu memberi banyak sekali tespek selain kondom yang sisa setengah di mangkuk itu.” Ujar Xiao Zhan sambil menghadap kearah Wang Yibo. “Apa dia tahu kalau memang akan seperti ini? Maksudku entah apa keinginannya memberikan kedua benda yang saling berlawanan arti?”
“Kamu marah?” Tanya Wang Yibo mengusap tangan Xiao Zhan.
“Tidak, hanya aku tidak menyangka. Kalau didalam sini akan bayi kecil.” Xiao Zhan mengusap perutnya yang masih rata.
Menurut dokter yang memeriksa dirinya menyatakan kalau kandungan Xiao Zhan kuat walau masih tahap awal. Meski begitu Xiao Zhan dilarang untuk melakukan hal-hal yang membuatnya kelelahan.
Wang Yibo mendekat kan wajahnya dengan Xiao Zhan. Perlahan kedua bibir itu bersentuhan, tidak ada nafsu didalamnya hanya ada perasaan yang saling disampaikan.
•••
Berita kehamilan Xiao Zhan ditahan untuk tidak diberitahu pada siapapun. Keduanya ingin memberi kejutan pada orang terdekatnya.
Wang Yibo melakukan negosiasi di tempat Xiao Zhan berkerja untuk memindahkan Xiao Zhan ke bagian yang tidak membuatnya terlalu lelah dengan alasan kesehatan. Jadi Xiao Zhan dipindahkan kebagian editor yang hanya diam didepan komputer saja.
Sementara itu biarlah para orangtua itu penasaran dengan kehidupan rumahtangga keduanya. Wang Yibo tidak bisa membayangkan ketika mereka mengetahui tentang Xiao Zhan.
Tapi pagi itu Xiao Zhan muntah berkali-kali akibat mual yang dirasakannya. Kepalanya terasa berputar, bahkan untuk berdiri saja Xiao Zhan sudah tidak kuat. Beruntung hari itu Wang Yibo libur sehingga dapat mengurus Xiao Zhan.
Di kamar Xiao Zhan menggulung dirinya diantara selimut tebal, membuat dirinya seperti bolu gulung. Wang Yibo mengusap rambut Xiao Zhan yang menutupi wajah pucatnya.
“Zhan bagaimana perasaan mu?” Tanya Wang Yibo pelan.
“Tidak enak.” Jawab Xiao Zhan parau.
“Aku telah meminta izin pada tempat kerjamu, jadi jangan khawatir.”
“Mn.” Xiao Zhan terdiam sesaat sebelum terlintas dalam pikirannya sebuah keinginan. “Yibo bisakah kau membuatkan ku sesuatu seperti bubur atau sesuatu yang hangat.”
“Baiklah, tapi kamu istirahat.” Ujar Wang Yibo mengecup pelipis Xiao Zhan.
Wang Yibo lalu menaikan selimut agar Xiao Zhan hangat. Setelah itu Wang Yibo keluar dari kamar dia panik sebab tidak bisa memasak.
Terakhir Wang Yibo memasak adalah ketika dia harus membuang wajan yang digunakan untuk memasak ke tepat sampah karena tidak dapat digunakan lagi. Sejak saat itu Wang Yibo membeli makanan untuk sehari-hari sebab mau bagaimana lagi.
Tapi kali ini berbeda ceritanya kalau permintaan dari istrinya yang sedang hamil. Dia tidak mungkin menolak. Jadi dengan tutorial yang didapat dari youtube, Wang Yibo menggunakan rice cooker untuk menghindari membuang peralatan masak kesayangan Xiao Zhan ke tong sampah.
Dengan bumbu bumbu sederhana Wang Yibo meracik bubur buatannya. Setelah itu dia menunggu sekitar setengah jam agar bubur berwarna putih salju itu matang.
Ketika bubur matang Wang Yibo mencoba terlebih dahulu dan dirasanya itu sedikit kurang asin. Tapi karena takut mengubah terlalu banyak membuat Wang Yibo memilih untuk tidak menambahkan apa-apa lagi dan menyajikannya untuk Xiao Zhan.
Didalam kamar Xiao Zhan masih tertidur nyenyak dengan selimut tebal melapisinya. Wang Yibo meletakan bubur itu diatas nakas dan kemudian duduk disisi tempat tidur untuk membangunkan Xiao Zhan.
“Zhan, bangun makan dulu.” Ujar Wang Yibo menepuk-nepuk bahu istrinya.
Xiao Zhan bukannya bangun tapi menarik selimut hingga hampir menutupi kepalanya.
“Zhan...”
“Tidak mau mengantuk.” Ucap Xiao Zhan yang masih memejamkan matanya.
“Aku sudah membuatkan mu bubur, ayo makan.” Ajak Wang Yibo berusaha membangunkan Xiao Zhan. “Ayolah Zhan, nanti baby lapar bagaimana.”
Xiao Zhan perlahan membuka matanya, dengan rasa kantuk dan tubuhnya yang lemah dia berusaha bangun. Xiao Zhan tidak mau kalau calon bayinya harus kelaparan. Wang Yibo tersenyum senang sambil membenarkan posisi bantal Xiao Zhan agar bisa menyender dengan nyaman.
Xiao Zhan memperhatikan bubur berwarna putih itu. Tidak ada yang aneh dari warnanya dan cukup menggoda karena sesuai keinginannya.
“Zhan em, aku tidak yakin dengan rasanya.” Jujur Wang Yibo.
“Tidak apa.” Xiao Zhan tersenyum kecil.
Wang Yibo lalu mulai menyendok bubur dan meniupnya pelan. Setelah itu Wang Yibo memberi suapan pada Xiao Zhan.
Dengan tenang Xiao Zhan menikmati bubur yang terasa pas di mulut nya. Itu lembut dan tidak membuatnya merasa mual, mungkin karena calon bayinya menyukai ayahnya.
Xiao Zhan membuka kembali mulutnya ketika bubur itu tertelan. Wang Yibo sedikit terkejut melihat Xiao Zhan yang menyantap masakannya dengan tenang dan menginginkan lagi. Jadi dengan senang hati Wang Yibo menyuapi istrinya.
“Zhan kamu tidak mengatakan rasanya?” Tanya Wang Yibo melihat sudah seperempat bubur di mangkuk itu habis.
“Ini pas tidak membuatku mual.” Jawab Xiao Zhan yang kemudian meminta suapan lagi.
“Haruskah kita periksa untuk gejala mual mu?”
Xiao Zhan menggeleng pelan, “Tidak perlu, ini hal yang umum terjadi untuk seorang yang tengah mengandung.”
“Tapi kamu juga merasa pusing dan lemas. Itu membuatku khawatir.” Aku Wang Yibo tidak tega melihat Xiao Zhan yang seperti ini.
Menurut Wang Yibo, Xiao Zhan adalah seorang yang selalu kuat dan semangat meski terkadang sifatnya sedikit menyebalkan ketika moodnya rusak. Tapi bagaimanapun Xiao Zhan adalah seorang yang dipilihnya sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Dan tidak dapat dipungkiri lagi kalau Wang Yibo sangat menyukai Xiao Zhan.
“Tapi aku baik-baik jangan khawatir Yibo. Istri mu ini kuat.” Ucap Xiao Zhan yang merubah raut wajah khawatir Wang Yibo menjadi sedikit menghangat.
Wang Yibo menaruh mangkuk yang dipegangnya. Kemudian langsung memeluk Xiao Zhan, “Ya, istriku benar benar kuat.”
Xiao Zhan membalas pelukan Wang Yibo, itu hangat dan membuatnya ingin seperti ini lebih lama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ah chapter yang damai. Jadi pengen ngerusuh di chapter berikutnya 😌