2

590 15 0
                                    

"Bagaimana keadaannya?" tanya Awan begitu Dokter Zean selesai memeriksa kondisi Tiara

"Ah iya—aku memberinya sebuah suntikan yang terdapat sedikit campuran obat tidur didalamnya"

"Mengapa? Apakah kondisinya sangat parah?"

"Tidak, kondisinya sangat berkembang. Namun lebih baik jika dia dibiarkan untuk beristirahat beberapa waktu lagi. Dia akan tersadar jika obat tidur tersebut sudah tidak berefek padanya" ucap Dokter Zean sambil melepaskan stetoskopnya

"Kau sendiri paham bukan—jika istrimu hampir saja kehilangan nyawanya" lanjutnya

Dokter Zean berjalan mendekati tiang dimana sebuah labu infus tergantung disana

"Kau sangat merindukannya?" tanya Dokter Zean yang fokus mengatur tetesan infus yang jatuh sedikit lambat

"Tentu. Sangat—sangat merindukannya. Aku merindukan bagaimana cara dia berusaha membangunkanku dari tidur"

"Begitukah? Memangnya apa yang dia lakukan?"

"Menghujaniku ciuman"

"Ku kira dia akan memberimu sebuah pukulan yang sangat kuat" ledek Dokter Zean

"Tidak. Dia akan terus menghujaniku ciuman hingga aku benar-benar tersadar"

"Kalau begitu, kau bisa berpura-pura tertidur untuk mendapatkan ciuman darinya?"

"Benar" ucap Awan yang tak kuasa menahan senyumannya

"Kau pria beruntung"

"Maksudmu?"

"Jika aku masih berstatus lajang. Akan ku lakukan apapun agar Tiara beralih padaku. Namun sayangnya aku sudah memiliki dua anak yang menggemaskan"

"Hati-hati dengan ucapanmu, Dokter. Aku bisa saja menghubungi Dokter Lee dan memerintahkannya untu menendangmu dari rumah sakit ini"

"Tenang, ucapanku hanya bercanda. Lagi pula kau tidak mungkin seperti itu pada temanmu sendiri bukan?" ucap Zean menyindir

Zean Ferdy merupakan seorang dokter yang bekerja diperusahaan Awan. Dokter Zean dengan sengaja dibawa dan dipekerjakan sementara disebuah rumah sakit oleh Awan demi mengurus Tiara

"Untuk saat ini aku tidak membiarkan istriku bertemu siapapun. So.. jika aku memintamu untuk menjadi dokter pribadi istriku, berarti you're a special person"

"Aku sangat paham dengan kekhawatiranmu. But, there's something I want to ask you"

"Kau tidak ingin menanyakal hal aneh bukan?"

"Bagaimana Tiara-mu bisa mendapati luka yang sangat parah pada telapak tangannya?"

"Luka? Telapak tangan? A-apakah ada luka ditelapak tangannya?"

"Bodoh"

Zean hanya bisa menghela nafas dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia pun berpindah posisi ke sisi kanan Tiara

Zean terdiam beberapa saat sambil memperhatikan tangan mungil Tiara yang begitu putih sehingga merah akibat memarpun tampak sangat jelas

Sang dokter lagi-lagi hanya bisa menghela nafas

"Kau benar tidak menyadarinya?"

"Tidak. Aku menemuinya—tidak, maksudku bodyguardku menemuinya dan langsung membawanya kerumah sakit. Tiara-ku sempat tersadar beberapa kali namun tidak berselang lama dia akan beristirahat kembali. Aku belum sempat menanyakan apapun padanya dan sepertinya—aku tidak akan menanyakannya, karena itu bisa saja membuatnya trauma"

My Partner Sex is My Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang