💋-15

14.7K 210 3
                                    

"Morning honey"

Pagi Tiara diawali dengan suara berat Awan yang membuatnya terbangun. Sang empunya suara menggoda itupun dengan setia memeluk kekasihnya sepanjang malam. Tentu Tiara risih, namun dia terlalu lelah menanggapinya

"Morning" dengan kedua mata yang masih tertutup Tiara menjawab sapaan Awan

Tiara tidak dapat menepiskan rasa kantuknya, berbeda dengan Awan yang saat ini sudah dapat membuka matanya dan tersenyum sambil memandangi wajah Tiara disampingnya

"Hey baby, wake up"

Dengan melawan rasa kantuknya Tiara pun menoleh ke sisi kanannya, dan mendapati Awan yang menempelkan dagu di bahunya

"Masih mengantuk?" tanya Awan setelah mengecup bibir Tiara singkat

Tiara pun memilih untuk kembali memejamkan mata dan menghadap ke kiri. Lagi-lagi rasanya malas untuk menanggapi seorang Awan Alona

Bagaimana pagi ini dia tidak mengantuk jika Awan masih ingin bermain dengannya hingga pukul tiga pagi

"Bukankah besok pagi kau ada jadwal meeting kak?"

Dengan pencahayaan yang hanya dibantu oleh sinar bulan, Tiara melihat Awan mengangguk diatas sana

"Ya, tetapi aku bisa menyuruh bawahanku untuk sementara menggantikanku"

Awan pun tersenyum lalu tangannya terulur untuk membersihkan rambut yang menutupi wajah Tiara

"Kau mengantuk?"

"Ya—"

Dengan senyum nakalnya Awan mempercepat pergerakan dibawahnya, sontak membuat kedua tangan Tiara mencengkram seprai dengan erat

Tiara sudah menggigit bibirnya dengan kencang, menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang semakin memicu pergerakan Awan dibawah sana

"Lepaskan—kau tidak perlu menahannya. Sudah ku bilang bukan, hanya aku yang akan mendengarnya"

"A-akhir-akhir ini aku—entah mengapa mempunyai kebiasaan menggigit bibir. Ya—benar"

Dengan wajah sangarnya Awan mengambil sebuah ikat pinggang yang berada tak jauh darinya

"Aku sangat ingin melakukan ini padamu"

Plak!!
Dengan tangan kekarnya, Awan melibas pangkal paha Tiara hingga memerah

"Mendesahlah, seperti yang kau lakukan saat bersama mantan kekasihmu"

"Aku tidak—"

Plak!!

"Ahh" desah Tiara pada akhirnya

"Kak sakit, hentikan"

Ikat pinggang itupun dialih fungsikan menjadi sebuah benda yang mengunci kedua tangan Tiara dan Awan pun tersenyum puas

Sebuah handphone menyadarkan lamunannya akan kejadian yang membuat malam Tiara menjadi sangat panjang

"Tunggu, aku akan menjawabnya"

Tidak ada jawaban dari sang kekasih, Awan pun melesat turun dari atas ranjang untuk meraih handphone nya

"Ya?"

"Tuan pesananmu sudah tiba"

"Benarkah?"

"Benar Tuan, sudah kami di depan lobi"

"Baiklah, tolong periksa setiap inci dari mesinnya. Saya akan segera turun beberapa menit lagi"

Awan mematikan sambungan teleponnya dan melirik Tiara yang masih tak memperdulikannya

My Partner Sex is My Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang