13

263 5 1
                                    

Tiara mendorong bahu Adit agar pria itu mengakhiri aksinya karena Tiara sudah mulai kehabisan oksigen

"Apa? Apa yang kau ucapkan?" akhirnya Tiara mengeluarkan suara seraknya

"Berapa banyak gelas yang kau habiskan heum? Suaramu—mengapa suaramu seperti itu sayang?" ucap Adit sambil mengelus pucuk kepala Tiara

Namun Tiara justru mencengkram kuat tangan Adit agar dia menghentikan perbuatannya karena sepertinya wanita itu tidak ingin Adit terus menerus membelai rambutnya

"Not faithful? Who is?"

"He not faithful, just clever and knows how to play"

Sayangnya tenaga yang dimiliki oleh Adit lebih besar dari yang Tiara duga. Kini Adit telah mengembalikan posisi semula yaitu dengan dia yang mencengkram erat kedua tangan Tiara dan diletakannya sejajar dengan kepala wanita itu

"Menurutmu—siapa pria yang cocok dengan ucapanku?"

"Zidan?"

Adit sontak mengangkat kepalanya dan tertawa dengan keras. Tiara yang melihat dengan jelas dari bawah sana bagaimana kelenjar tiroid itu bergerak hanya bisa menelan ludah

Tidak, bukan karena Tiara tergoda akan hal itu. Hanya saja suara tawa Adit yang begitu menggelegar dan apa yang Tiara lihat dari bawah sana membuat wanita itu merasa sedikit ketakutan

"Zidan katamu?"

"I-iya. Lalu siapa lagi pria yang ku kenal dan memenuhi kriterita itu? Tidak setia dan hanya pintar dalam hal bermain"

"Ah—ya, didalam fikiranmu sama sekali tidak terbesit nama Awan Alona. Benar bukan?"

"Aku yakin dia bukanlah pria seperti itu"

Lagi-lagi jawaban Tiara membuat Adit terkekeh. Tiara pun mengerutkan dahinya dan berfikir bagian mana yang membuatnya terdengar lucu dan bodoh, sehingga Adit terus-menerus mentertawainya

"Yah..semoga saja si brengsek itu sesuai dengan harapanmu"

"Suamiku bukanlah seseorang yang seperti itu. Aku sangat percaya bahwa dia benar setia, dan tidak mungkin mempermainkanku" tegas Tiara

"Saat ini kau sudah menyebutnya dengan sebutan itu" lagi-lagi Adit terkekeh

"Sepertinya kau sangat yakin jika pria itu akan terus menjadi suamimu sampai mati? Bagaimana jika suamimu adalah aku?"

Kini tangan besar Adit memilih untuk mencengkram dagu Tiara, dan sesekali ibu jarinya terulur untuk memainkan bibir Tiara yang masih memerah akibat ciuman mereka

"Aku tidak melarangmu untuk berkhayal. Tetapi sebelum itu, aku peringatkan bahwa itu sangat tidak mungkin"

"Baiklah, aku akan memperingatkanmu"

Adit pun mendekatkan tubuhnya dan memposisikan mulutnya tepat disamping telinga Tiara hingga membuat wanita itu sedikit menggeliat karena hembusan nafasnya yang memberikan sensasi yang menggelikan

"Aku bisa saja menghamilimu lebih dulu dan begitu anak itu lahir, aku akan membuktikan pada suamimu itu jika memang anak itu adalah anakku. Begitu caraku untuk merampasmu"

Adit kembali menjauhkan kepalanya untuk melihat bagaimana reaksi Tiara kali ini. Dan sesuai dugaan, mulut Tiara sedikit terbuka dengan bibir yang sudah kembali pucat. Tiara pun menggeleng kecil, dan Adit pun menaikan satu alisnya seperti mengatakan "apa?"

"Kau secara tidak langsung menantangku. So wanna play with me, baby? Aku berjanji akan memberikan service terbaikku"

"Kau bercanda? Bagaimana bisa aku bermain dengan pria lain" ucap Tiara dengan pemberontakan yang akan terlihat seperti 'membuang-buang tenaga' karena seberapa banyak Tiara memberontak tidak akan mampu melepaskan cengkraman Adit bahkan untuk satu jari pun

My Partner Sex is My Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang