Hampa, itu yang Zidan rasakan saat memasuki kamar apartemen milik mantan kekasihnya
"Aku membutuhkanmu sekarang. Kau dimana huh?" pria itu menarik rambutnya frustasi
Zidan pun mengacak-acak ranjangnya dengan membuang selimut bulu milik Tiara ke sembarang arah. Saat dia memegang selimutnya—dia tidak merasakan hangat disisi manapun, itu bertanda bahwa Tiara sudah tidak kembali
Setelah seluruh energinya terkuras habis untuk hal yang tak berguna, Zidan pun memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya diatas ranjang
"Aku minta maaf—maaf untuk segala yang pernah ku perbuat" ucapnya sambil menatap langit-langit kamarnya yang kosong
"Baiklah-baiklah. Aku akan mengakui satu hal, tetapi kau harus berjanji—setelah ini kau akan memaafkanku dan kembali padaku. Mengerti?" Zidan pun menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya
"Memang—kau benar. Banyak sekali wanita yang ku miliki. Tetapi kau harus tau—hanya kau yang benar-benar tersimpan didalam hati"
Suara gelak tawa mengisi ke kosongan ruangan
"Bodoh, aku mengakui jika—aku sangat bodoh. Dengan membongkar kebenaran yang selama ini kau curigai membuat kau tidak akan kembali padaku"
Zidan pun terdiam, sadar akan semua hal yang dia ucapkan adalah percuma karena Tiara tidak akan bisa mendengarnya
"Lihat diriku" ucapnya ketika melihat pantulan dari dalam cermin
"Tidak terurus. Kau selalu mengoceh jika—"
Ting..
Ting..Bel apartemen Tiara berbunyi membuat Zidan berjalan gontai untuk membukakan pintu dan mengetahui siapa yang berkunjung
"Apakah Tiara sudah kembali? tanyanya dalam hati
"Zidan? Kau kah itu?"
Pria itu mengangguk
"Kau membutuhkan sesuatu?"Natasha menggeleng
"Aku mencari sahabatku—Tiara. Apa dia ada didalam?
"Tidak. Dia—tidak sedang berada di apartemennya"
"Aku sudah sangat lama mencoba menghubunginya, tetapi tidak ada satupun panggilan yang dia jawab—bahkan pesan yang ku kirim saja tidak dia baca. Aku sangat khawatir dengan keadaannya, untuk itu aku berkunjung dan memastikannya sendiri. Tunggu—apa kau bilang?"
"Aku belum menemukannya hingga saat ini"
"Sial, kepalaku tiba rasanya ingin meledak. Kau sudah mencoba menghubungi seseorang yang dekat dengannya—seperti Awan Alona?"
"Aku sudah menghubunginya beberapa hari lalu. Dia—terdengar sangat sibuk jadi aku tidak menanyakannya lebih lanjut"
"Dia sedang tidak bersama dengan mantan kekasihmu?"
"Dia mengatakan sama sekali tidak mengetahui keberadaan Tiara"
"Bukankah menurutmu ada yang tidak beres?"
"Aku juga sempat berfikir seperti itu, tetapi seharusnya jika dia sedang bersama Tiara—dia pasti sangat menjaganya bukan?"
"Jika memang benar, kau merelakan begitu saja?"
"Maksudmu?"
"Tidak—lupakan apa yang ku katakan. Aku pamit, dan oh ya—ini ku bawakan makanan kesukaan Tiara tetapi sayangnya dia tidak aja. So.. ku berikan untukmu. Bye" Natasha menepuk pundak Zidan lalu pergi
💋💋💋
"Mrs. Alona?"
"Natasha? Oh—hai. Lama tak jumpa"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Sex is My Ex-Boyfriend
Short Story[PART 2] "whatever you want daddy, because I'm yours"💋