Setelah mengakhiri sambungan telefonnya dengan Mr. Jo, Awan segera bergegas pulang dengan sekaleng beer yang sempat dia ambil dalam lemari pendingin ruangannya untuk menemani diperjalanannya
"Anak dari rekan kerjanya? Siapa dia? Siapapun itu—berarti dia juga berteman dengan ayahku. Aku akan menghubungi ayahku untuk menanyakan apakah dia mempunyai teman yang berada di Seoul juga saat ini"
Perjodohan, satu kata yang terus mengitari pikirannya sejak Awan keluar dari kantornya hingga dia tiba di rumah
"Aku akan menyelesaikannya dalam dua hari" ucap Awan ketika turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah
Kakinya terus melangkah dan menaiki satu per satu anak tangga yang membawanya menuju kamar tidur mereka
Hanya ada dua kamar didalam rumah yang luas bak istana ini, yaitu kamar tidurnya dan kamar kerja Awan. Pria itu tidak berniat untuk membuat satu atau beberapa kamar lagi. Tidak mungkin Awan tidak mempunyai uang. Namun lagi-lagi otaknya memerintahkan agar tidak berada jauh dari Tiara, dalam arti ingin terus bermesraan dengannya
"Bagaimana?" tanyanya pada dua orang bertubuh kekar sedang berjaga didepan kamarnya
"Semua aman Tuan. Tidak perlu khawatir" jawab salah satunya
"Dia tidak bersuara? Maksudku—tidak ada suara benda jatuh atau apapun itu?"
"Tidak ada Tuan"
"Baiklah, kalian boleh pergi"
Mereka berdua pun mengangguk dan meninggalkan Awan sendirian
Tok..
Tok..
Tok.."Sayang, aku pulang" ucap Awan sambil merenggangkan tubuhnya. Entah mengapa berbelanja beberapa menit saja membuatnya sangat lelah
Awan tersenyum ketika dia mengingat saat menemani Tiara untuk berbelanja gaun untuk digunakan pada graduatin sekolahnya. Mereka menjelajahi satu persatu butik yang berada di kota sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Namun nihil, Tiara tidak mendapatkan gaun sesuai dengan seleranya
"Pada saat itu aku pasti merasa sangat lelah. Apakah semua wanita—atau hanya Tiara-ku saja yang begitu bersemangat jika diajak berkeliling pusat perbelanjaan" ucapnya dalam hati
Tok..
Tok..
Tok.."Sayang bukakan pintunya. Aku ingin mengajakmu bicara" pria itu masih setia menunggu didepan pintu kamar
Awan mencoba membuka pintunya, tapi nihil pintunya terkunci dari dalam
Tok..
Tok..Awan mengetuk pintunya lebih keras lagi karena dugaannya—mungkin saja Tiara sedang berada didalam bathroom sehingga tidak bisa mendengarnya
"Sayang kau dengar aku?"
Nihil, tidak ada jawaban. Awan mulai khawatir. Bagaimana jika dugaannya benar dan Tiara tak sadarkan diri didalam bathroom
Dugh!!
Dugh!!Awan mengambil ancang-ancang lalu mencoba mendobrak pintunya dengan sekuat tenaga
Brak!!
Beruntung pintunya berhasil dibuka dengan percobaan ke tiga kalinya. Kedua matanya langsung berkeliling mencari sosok yang dikhawatirkan sedari-tadi
"Tiara. Dimana kau? Kau dengar aku?" gelagapnya saat melihat Tiara tidak berada diatas ranjang
Jika Tiara menghilang, Awan akan benar-benar menepatkan peluru didalam kepala dua bodyguardnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Sex is My Ex-Boyfriend
Storie brevi[PART 2] "whatever you want daddy, because I'm yours"💋