Part 2

1.1K 141 43
                                    

Satu minggu berlalu, hari ini krist dan singto akan menikah, walau sebenarnya singto terpaksa untuk menikahi krist, tapi mengingat janjinya kepada godt membuat dirinya harus menikahi krist.

Singto berjalan menghampiri krist ke kamarnya karna sudah lewat 30 menit namun krist belum juga keluar.

*Ceklekk.... Bunyi pintu terbuka.

"Kenapa lama sekali!" Ucap singto.

"Maaf phi, tapi pluto sedang rewel"

"Ckk... Anak itu selalu menyusahkan, cepat ganti baju mu! Aku tunggu di mobil!" Ucap singto, ia menutup pintu kamar krist dengan keras hingga pluto terkejut dan menangis kembali.

"Sayang.... Jangan nangis, papa harus bersiap sekarang" ucap krist.

Krist terpaksa mengabaikan pluto yang terus menangis, ia mengganti pakaiannya dan memakai tuxedo hitam miliknya, ia juga mengganti pakaian pluto, hari ini krist dan singto akan menikah di sebuah gereja, tanpa mengundang siapapun.

Setelah hampir 30 menit, akhirnya krist selesai bersiap, ia menggendong pluto dan keluar dari kamarnya berjalan ke depan menghampiri singto.

Singto sudah menunggu di mobil dengan raut wajah yang kesal.

"Lama!" Ucap singto marah.

Krist hanya diam dan masuk ke dalam  sedangkan pluto terdiam saat mereka masuk ke dalam mobil, pluto kecil tahu jika orang di samping papanya sangat jahat, mengingat selama satu minggu mereka tinggal bersama, pluto tak pernah di sapa, pluto menenggelamkan kepalanya di dada papanya sedangkan krist mengusap punggung anaknya.

Hingga 30 menit kemudian keduanya tiba di sebuah gereja. Di sana ada pendeta dan beberapa orang, krist menitipkan anaknya ke salah satu orang yang ada di sana.

Krist dan singto berjalan beriringan menuju pendeta, keduanya mengucapkan janji suci pernikahan. Setelah itu singto mencium kening krist, pertanda jika mereka sudah sah.

Setelah acara pemberkatan pernikahan singto mengantarkan krist dan pluto pulang ke rumahnya, setelah itu ia melajukan mobilnya pergi ke suatu tempat.



***
"Kamu jadi menikahi pria itu?" Tanya namtarn, saat melihat kedatangan singto.

"Kami sudah menikah tadi" ucap singto.

"Lalu hubungan kita bagaimana?"

"Kita masih bisa berhubungan walau aku sudah menikah" ucap singto.

"Tapi aku juga ingin menikah dengan mu sing"

"Kamu tahu, walau aku menikah dengan krist, aku akan tetap menjadi milik mu, dia bukan apa-apa bagi ku"

Namtarn mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah kesalnya.

"Apa kamu mau shoping?" Tanya singto.

Hal itu sukses membuat namtarn tersenyum lebar.

"Hari ini aku akan menemani mu kemana pun kamu ingin pergi" ucap singto.

"Janji....." Ucap namtarn.

"Janji...." Ucap singto.

Keduanya beranjak dari cafe dan berjalan pergi dari sana.

.
.
.
.
.
Sekarang sudah pukul 7 malam, krist menyiapkan makanan di atas meja makan, saat ini dia tengah menyuapi pluto tak lama singto datang berjalan menuju dapur dan membuka kulkas.

"Ayo makan bersama phi" ucap krist.

"Aku sudah makan tadi" ucap singto.

Krist melihat banyak makanan di atas meja, ia sengaja memasak banyak karna ia mengira jika singto akan makan di rumah, ia tak tahu jika singto makan di luar.

"Jika kamu ingin masak, cukup masak untuk dirimu sendiri, karna aku akan selalu makan di luar" ucap singto.

"Iya phi" jawab krist.

Setelah itu singto minum, ia beranjak pergi dari dapur sedangkan krist kembali menyuapi pluto. Setelah makanan pluto habis, krist mengisi perutnya sendiri dengan di temani oleh celotehan dari pluto.

"Uto tunggu papa di sini, papa membuatkan kamu susu dulu" ucap krist seraya beranjak dari duduknya.

Setelah itu krist membawa pluto kembali ke kamar mereka, ia merebahkan pluto di atas kasur dan menepuk punggung pluto, pluto meminum susunya dan matanya mulai mengecil petanda jika dirinya sudah sangat mengantuk dan akan segera tertidur.

Setelah beberapa menit, pluto memejamkan matanya, ia sudah tertidur pulas, krist membuka nakas yang berada di samping kasurnya, ia melihat foto dirinya dan godt di sana, krist memeluk foto itu dan menangis

"Phi jahat ,phi meninggalkan ku" gumam krist dengan air mata yang ikut mengalir.

"Aku merindukan phi"

*Hikss... Hikss.... Krist menangis sembari memeluk foto godt, entah berapa lama dirinya menangis, akhirnya krist tertidur.
.
.
.
"Papa.... Papa" gumam pluto yang terbangun lebih dahulu dari krist.

Krist membuka matanya, pluto duduk di atas perutnya sambil menepuk kedua pipinya saat ini.

"Uto inin cucu" ucap pluto lagi.

"Papa cuci muka dulu ya sayang" ucap krist.

Krist beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi, ia melihat matanya yang membengkak akibat dirinya menangis semalam.

Setelah mencuci muka ,krist menggendong pluto dan membawanya ke dapur, di sana ada singto yang tengah sarapan pagi hanya dengan menggunakan roti.

Singto bahkan tak menyapa saat melihat kedatangan krist dan pluto, ia tetap acuh dan memainkan ponselnya.

Krist melepaskan pluto dari gendongannya, pluto hanyalah anak kecil berusia 3 tahun, ia tak tahu apa-apa, ia berjalan mendekat ke arah singto dan menarik baju singto.

"Dahdy?" Ucap pluto.

Singto melepas tangan pluto yang memegang bajunya dan menatap pluto tajam.

"Jangan panggil aku daddy! Aku bukan daddy mu" ucap singto.

Pluto tak mengerti apa yang di ucapkan oleh singto, ia berjalan lagi mendekat ke arah singto dan menarik baju singto membuat singto marah besar.

"Krist! Anak mu" ucap singto.

Krist yang baru selesai membuatkan pluto susu menghampirinya dan menggendong pluto.

"Maaf phi"

"Lain kali jangan di lepas! Aku tak ingin dia mengganggu ku!" Ucap singto.

Krist hanya menganggukkan kepalanya, singto mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya dan menyimpannya di atas meja.

"Pakai itu untuk kebutuhan mu dan anak mu" ucap singto, setelah itu ia langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan dapur.













Tbc.

Inilah alasan aku malas bikin krist jadi uke 💔 aku tuh ga suka krist tersakiti kek gini, makanya aku selalu bikin singto yang jadi uke.

Kalian pas baca pluto auto ngebayangin kucing ga sih 😭 wkwk.

Unconditional Love ✓Where stories live. Discover now