Di rumah singto benar-benar tak tenang, ia selalu melihat jam karna krist belum juga pulang, apa krist pergi bersama kongpob? Apa krist menikah lari bersamanya atau bisa jadi mereka tengah bermesraan karna sudah satu minggu tak bertemu, atau, atau......
*Ceklekk... Bunyi pintu terbuka, di sana ada krist yang baru saja pulang.
Singto langsung beranjak dari duduknya dan memeluk krist."Dimana pluto phi?" Tanya krist.
"Tidur di kamar" jawab singto.
"Ini bau parfum siapa?" Tanya singto, saat ia mencium baru parfum yang berbeda dari baju krist.
"Kongpob" jawab krist, mengingat jika dirinya dan kongpob berpelukan tadi.
"Kalian berbuat apa tadi krist?" Tanya singto.
"Kami hanya berpelukan" jawab krist santai.
"K-kamu....."
"Kenapa? Apa salah berpelukan dengan daddy pluto.... Kami sudah sepakat akan merawat pluto bersama-sama"
"M-maksud mu... Kalian ingin menikah?"
"Tidak... Walau kami pisah rumah bukan berarti kami tak bisa merawat pluto bersama"
"Apa itu artinya kita baikan sekarang?"
"Memangnya kita pernah bertengkar?"
"Tidak... Terima kasih sudah memberi ku kesempatan kedua" ucap singto.
Singto mendekatkan wajahnya ke wajah krist dan melumat bibirnya dan krist membalas lumatan singto keduanya saling melumat dengan lembut saling memejamkan mata mereka.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya krist mendapat pesan dari kongpob, kongpob mengatakan jika dia akan membawa pluto bersamanya hari ini."Apa uto mau ikut daddy?" Tanya krist.
"Apa papa juga ikut?"
"Papa tak ikut sayang, uto hanya pergi berdua bersama daddy"
"Uto mau"
Tak lama sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah singto, kongpob keluar dari mobilnya dan memencet bell.
*Tingtong!! Singto yang mendengar suara bell langsung berjalan menuju depan dan membuka pintu.
Singto menatap tajam kongpob yang pagi-pagi sekali sudah berada di rumahnya. Belum sempat kongpob berbicara, singto sudah mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.
"Krist tak ada" ucap singto berbohong.
Singto memang belum tahu jika kongpob ke rumahnya hanya ingin menjemput pluto tanpa membawa krist.
"Daddy....." Teriak pluto girang saat melihat daddynya berada di depan rumahnya.
Singto melihat krist dan pluto berjalan mendekat ke arah mereka, perasaan singto tak menentu apa krist ingin pergi bersama kongpob? Itu yang berada di dalam benaknya.
Singto memegang tangan krist agar tak ikut dengan kongpob sedangkan pluto sudah berada di gendongan kongpob.
"Kalian ingin kemana?" Tanya krist.
"Aku ingin mengenalkannya dengan pacar ku" ucap kongpob.
"Hmm... Kapan-kapan perkenalkan aku dengannya" ucap krist.
"Baik phi, kami pergi dulu"
"Hati-hati...." Ucap krist sambil melambaikan tangannya ke arah pluto dan kongpob, pluto juga melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil.
"Sampai kapan phi ingin memegang tangan ku?" Tanya krist.
"Aku pikir kalian akan pergi bersama, kemana dia akan membawa pluto?"
"Bertemu calon papa baru pluto"
"Oh.... Hmm..... Krist.... Sekarang hanya tinggal kita..... berdua di rumah ini.... Eee.... Bagaimana jika.... Kita.... Membuatkan pluto adik" bisik singto di dekat telinga krist.
Wajah krist memerah mendengar ucapan singto yang terlalu jujur. Singto memasang senyum lebarnya berusaha menghilangkan rasa gugupnya, perasaannya tak menentu takut krist menolaknya.
Krist menganggukkan kepalanya, hal itu sukses membuat singto tersenyum senang, ia menggendong krist dan membawanya ke dalam kamar.
Singto merebahkan tubuh krist perlahan ke atas ranjang dan mulai mengukungnya ,ia mengusap lembut bibir merah krist menatap krist dengan tatapan sayu penuh cinta singto mengecup lembut kening krist kemudian mendaratkan ciumannya di bibir merah itu, mereka saling melumat dalam, tangan krist melingkar di leher singto memperdalam ciuman mereka.
Keduanya mulai larut dalam permainan mereka pakaian keduanya sudah terlepas dari tubuh mereka. Singto mulai melakukan penyatuan dengan lembut hingga penisnya tenggelam sempurna di dalam lubang krist.
"Apa sakit?" Tanya singto.
"Tidak... Bergeraklah"
Singto mulai bergerak lembut sedangkan krist hanya mampu menikmati permainan singto, ia tak henti-hentinya mendesahkan nama singto, entah berapa lama mereka melakukan pergulatan panas yang pasti keduanya sudah mengeluarkan banyak cairan mereka, suasana panas membara penuh desahan dan cinta yang membuat keduanya terlena, hingga akhirnya krist dan singto tertidur setelah mengeluarkan cairan mereka untuk kesekian kalinya.
.
.
.
.
Di lain tempat saat ini kongpob, arthit dan pluto tengah berada di pantai, ini kali pertama kongpob mengajak arthit liburan selama arthit berada di negara thailand.Hanya membutuhkan waktu 30 menit arthit sudah sangat dekat dengan pluto ,arthit memang pandai mengambil hati plutopluto bahkan sudah memanggil arthit papa.
"Apa kamu mau menikah dengan ku?" Tanya kongpob, saat ini mereka bertiga tengah duduk di sebuah tempat makan yang berada di pantai itu.
"Kamu melamar ku?" Tanya arthit
"Iya... Tapi setelah menikah kita tetap tinggal di sini< aku tak mau berjauhan dengan anak ku, apa kamu mau?"
"Aku akan ikut kamu" ucap arthit.
"Terima kasih, bagaimana jika minggu depan kita ke hongkong, aku akan meminta mu secara pribadi kepada orang tua mu"
"Iya... Pluto juga di ajak?"
"Apa tak masalah? Aku takut orang tua mu tak menyukainya"
"Jika kita menikah itu artinya kita harus berbicara jujur kong... Aku rasa orang tua ku akan menerima pluto nanti"
"Baiklah.... Terima kasih" ucap kongpob.
"Daddy, setelah ini uto ingin main di kolam renang" ucap pluto.
"Iya sayang"
Ketiganya memakan makanan mereka, sesekali kongpob menyuapi arthit dan pluto.
"Phi krist ingin bertemu kamu" ucap kongpob.
"Kenapa?" Tanya arthit.
"Hanya ingin berkenalan" ucap kongpob.
"Atur saja waktunya" ucap arthit.
"Iya... Hmm... Arthit.... Kami sudah sepakat akan mengurus pluto bersama, jadi apa tak masalah jika terkadang aku bertemu phi krist, maksud ku kamu jangan cemburu atau mencurigai ku, phi krist juga sudah punya suami yang sangat posesif padanya"
"Aku tak masalah, yang penting aku selalu ikut saat kamu bertemu phi krist, bagaimana?"
"Iya, aku akan selalu mengajak mu jika bertemu phi krist" ucap kongpob.
Tbc.
YOU ARE READING
Unconditional Love ✓
Fanfictionturun ranjang? mungkin itu kata yang pantas untuk mendeskripsikan kisah ini, ini hanya kisah singto yang terpaksa menikah dengan krist, suami dari saudara kandungnya sendiri. Singto di beri amanat oleh phinya untuk menjaga suami dan juga anaknya, wa...