"Uto tinggal disini sebentar, papa ke kamar om sing dulu" ucap krist.
"Daddy?" Ucap pluto.
"No... Dia bukan daddy uto, panggil om sing saja nanti om sing marah di panggil daddy" ucap krist.
Pluto hanya menganggukkan kepalanya entah mengerti atau tidak dengan apa yang di bicarakan oleh krist.
Krist meninggalkan pluto sendiri di kamarnya, ia sengaja tak membawa pluto ke kamar singto mengingat jika singto sangat tidak menyukai pluto.
Tak lupa krist mengunci pintu kamarnya dari luar agar pluto tak berjalan ke luar nantinya.
*Ceklek..... Bunyi pintu terbuka, singto mengalihkan perhatiannya, itu krist, singto mendesah kecewa saat melihat kehadiran krist.
"Apa phi sudah baikkan?"
"Aku baik-baik saja... Terima kasih sudah merawat ku tadi" ucap singto.
"Iya, jika phi membutuhkan sesuatu panggil aku, aku keluar dulu" ucap krist, setelah itu krist langsung keluar ia melihat keadaan singto hanya untuk memastikan jika singto memang sudah sehat.
Setelah krist keluar singto melihat ponselnya lagi, ia memang tengah menunggu kedatangan namtarn, karna tadi dia menghubungi namtarn dan mengatakan jika dirinya sedang sakit, namtarn juga berjanji akan datang namun sudah beberapa jam singto menunggu namtarn tak kunjung datang.
Krist kembali ke kamarnya dan membawa pluto ke dapur, krist ingin memasak untuk makan malam, beruntung hari ini pluto sangat pintar, jadi krist bebas memasak banyak tanpa di ganggu oleh pluto.
"Om sing...." Ucap pluto saat melihat kedatangan singto ke dapur.
"Apa phi ingin makan?" Tanya krist.
"Hmm...." Ucap singto singkat.
Krist mengambil sop sayur yang di buatnya tadi dan menghidangkannya di depan singto.
"Kamu tak makan?" Tanya singto.
"Aku nanti saja phi" ucap krist.
"Temani aku, aku tak suka makan sendirian" ucap singto.
Krist duduk di kursi hadapan singto dengan memangku pluto sedangkan singto memakan makanannya dalam diam, ini kali pertama dirinya memakan masakan krist setelah 6 bulan pernikahan mereka.
Singto melihat krist yang sedang mengajak pluto bermain, ia tersenyum, singto baru sadar jika krist memiliki wajah yang manis untuk seorang pria, pandangan matanya teralih ke arah pluto yang tertawa bahagia, itu anak yang selalu di abaikannya entah kenapa dia tak menyukai pluto, mungkin jika pluto anak kandung godt singto bisa menerima pluto namun kenyataannya pluto anak tak jelas yang tak tahu siapa ayah kandungnya.
"Terima kasih sudah merawat ku" ucap singto .
"Aku senang melakukan itu" ucap krist.
"Papa uto ngantuk" ucap pluto.
"Aku sudah selesai makan, kamu boleh ke kamar mu" ucap singto.
"Baik phi"
Krist beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kamarnya dengan menggendong pluto.
*****
Hari-hari berlalu begitu saja, tak ada hal istimewa di dalamnya, hanya saja semenjak singto sakit dulu membuat singto lebih sering sarapan pagi dan makan malam di rumah, mungkin cinta juga belum hadir di hati keduanya, tapi setidaknya mereka lebih sering berbicara berdua walau singto masih mengabaikan pluto, pluto juga sudah terbiasa memanggil singto dengan panggilan om, pluto sudah mengerti jika singto bukan daddynya, usia pluto juga sudah memasuki 4tahun hari ini.
Jadi pagi-pagi sekali krist sudah berkutat di dapur memasak sarapan pagi untuk mereka dan membuat kue ulang tahun untuk pluto. Tak lama singto datang menghampirinya di dapur.
"Apa phi ingin sarapan?" Tanya krist.
Singto melihat jam yang melingkar di tangannya, ia masih mempunyai waktu untuk sarapan pagi di rumah.
"Hmm" jawab singto.
Krist menyiapkan sarapan untuk singto sambil sesekali menatap oven takut kuenya gosong di dalam sana.
"Kamu membuat apa?" Tanya singto.
"Hari ini pluto beruang tahun yang ke empat" ucap krist.
"Oh...."
"Aku ijin keluar nanti membawa pluto bermain di luar" ucap krist lagi.
"Terserah kamu" ucap singto sambil memakan makanannya.
"Krist...."
"Iya phi?"
"Pacarku.... Dia ingin aku menikahinya" ucap singto.
*Deg.... Raut wajah krist berubah mendengarnya.
"Hmm... Terserah phi... Phi boleh menceraikan ku" ucap krist pelan.
"Kamu tahu kita tak saling mencintai dan aku masih berhubungan dengan pacar ku selama ini, aku sangat mencintainya"
"Iya..." Ucap krist jawab krist seadanya.
Singto kembali memakan makanannya sedangkan krist menyibukkan dirinya dengan merias kue untuk pluto nanti.
"Aku berangkat dulu" ucap singto.
Setelah singto beranjak dari dapur, krist langsung beranjak pergi ke kamarnya, air mata yang sedari tadi di tahannya akhirnya keluar, itu lebih sakit dari di abaikan singto menurutnya. Krist masuk ke kamarnya di lihatnya putranya sudah bangun.
"Anak papa sudah bangun?" Tanya krist.
"Iya papa, papa kemana?"
"Papa ke dapur sebentar, ayo mandi" ucap krist.
.
.
.
.
."Selamat ulang tahun anak papa" ucap krist.
"Uto ulang tahun?"
"Iya, hari ini uto genap 4tahun, semoga uto menjadi anak yang pintar ya" ucap krist.
Perasaan krist bercampur aduk saat ini, entah ia harus bahagia atau sedih, bahagia karna pluto bertambah usia dan semakin pintar atau sedih karna mengingat ucapan singto tadi.
"Ayo kita ke taman bermain" ucap krist.
Krist menghapus air matanya dan menggendong pluto membawanya keluar.
.
.
.
.
Saat krist hendak menyebrang jalan, ada sebuah mobil melintas dan berhenti mendadak pikiran krist tengah kacau sekarang itu sebabnya ia menyebrang tak melihat kanan dan kiri terlebih dahulu. Krist menundukkan kepalanya pertanda jika ia meminta maaf kepada orang yang berada di dalam mobil kemudian ia langsung menyebrang."kongpob... Apa kamu masih mengingat pria itu?" Ucap bright sambil menunjuk pria yang hampir mereka tabrak.
"Itu.... Siapa?" Tanya kong.
"Pria malam itu, apa kamu lupa 5 tahun yang lalu kamu melakukan one night stand dengan seorang pria di club"
Kong melihat wajah krist, dia ingat itu pria yang pernah tidur dengannya, kong juga melihat anak kecil yang bersama krist.
"Anak itu mirip dengan mu" ucap bright.
*Deg....
"Apa mungkin pria itu bisa hamil bright" ucap kongpob.
"Kamu tahu sendiri hampir 35% pria di negara kita bisa hamil... Sebaiknya kita selidiki dulu" ucap bright.
"Jika dia benar anak ku bagaimana?"
"Tanggung jawab bodoh!" Ucap bright.
Kongpob terdiam mendengarnya, kong melajukan mobilnya dengan pikiran yang kacau mengingat krist.
Kong ingat, jika dia pernah melakukan ONS bersama seorang pria saat itu di club dan pagi harinya kong melihat pria itu masih tertidur, kong bahkan masih mengingat wajah manis krist saat itu sebenarnya kong ingin menunggu krist bangun dan meminta maaf atau bahkan bertanggung jawab tapi kong mengingat jika hari itu adalah hari yang di tunggunya, hari dia akan pergi keluar negri melanjutkan pendidikannya dan melupakan masa lalunya, jadi kong lebih memilih beranjak dari kasur dan berjalan keluar meninggalkan krist.
Tbc.
YOU ARE READING
Unconditional Love ✓
Fanfictionturun ranjang? mungkin itu kata yang pantas untuk mendeskripsikan kisah ini, ini hanya kisah singto yang terpaksa menikah dengan krist, suami dari saudara kandungnya sendiri. Singto di beri amanat oleh phinya untuk menjaga suami dan juga anaknya, wa...