Satu minggu berlalu, sesuai janji kongpob kepada arthit, hari ini mereka akan terbang ke hongkong untuk menemui orang tua arthit.
Sebelum ke bandara kongpob dan arthit ke rumah krist terlebih dahulu untuk menjemput pluto, kongpob memang sudah mengatakan jika dia akan membawa pluto ikut bersama mereka ke hongkong.
Setelah beberapa menit akhirnya taxi yang di tumpangi mereka tiba di depan rumah singto.
Kongpob dan arthit keluar dari taxi untuk menjemput pluto ke depan rumah.
Di depan sudah ada singto, krist dan pluto yang menunggu, di sana juga ada koper ukuran kecil berisi pakaian pluto.
"Daddy, papa" ucap pluto riang saat melihat kedatangan kongpob dan arthit.
"Apa uto siap?" Tanya kongpob.
"Siap... Uto siap pergi liburan ke hongkong" teriak pluto girang.
Krist hanya tersenyum melihat anaknya.
"Phi krist, phi sing, kami pergi dulu" ucap kongpob.
"Iya... Hati-hati" ucap singto dan krist.
Arthit menggandeng tangan pluto dan kongpob membawa koper pluto, sebelum masuk ke dalam mobil, pluto melambaikan tangannya ke arah krist dan singto.
"Da... Da... Om sing, papa" ucap pluto.
Pluto memang masih belum memanggil singto daddy, karna ia sudah terbiasa memanggil singto dengan sebutan om.
"Aku pasti merindukan pluto, ini kali pertama aku jauh darinya" ucap krist.
"Jangan bersedih, ada aku disini" ucap singto.
"Hmm...."
"Bagaimana jika kita berkencan?"
"Cihh seperti remaja yang baru jatuh cinta" ucap krist.
"Baiklah.... Ayo ke kamar aku ingin memakan mu seharian, itu tidak seperti remaja kan?" Ucap singto sambil menaik turunkan alisnya.
Krist mencium bibir singto petanda jika ia menyetujui ajakan singto dan singto langsung menggendong krist membawanya ke kamar mereka.
Baru saja pintu kamar di tutup singto sudah menyerang krist di daun pintu, ia mencium leher krist memberi hisapan kecil di sana dan meninggalkan beberapa bekas kemerahan sedangkan krist hanya menikmati perlakuan singto padanya, terdengar suara merdu yang keluar dari bibir krist yang membuat singto semakin semangat mendengarnya.
Singto terus menjalankan aksinya membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuh krist hingga tubuh krist polos seperti bayi yang baru lahir.
Wajah krist memerah menikmati hisapan dan jilatan dari bibir singto di sekujur tubuhnya dari atas hingga bawah semua tak terlewat sedikit pun oleh singto, hingga tubuh krist melemas dan ia kesulitan menopang tubuhnya sendiri.
Singto membalik tubuh krist agar membelakanginya dan mulai mencium leher belakang krist, tangannya meremas pantat bulatnya dengan semangat.
"Aarghhh" desah krist kuat saat tangan singto meremas pantatnya secara kasar, mungkin itu meninggalkan bekas kemerahan di sana.
Singto terus menciumi setiap inci belakang krist tanpa terlewat sedikit pun mengagumi indahnya putih tubuh krist, setelah puas bermain dengan tubuh bagian belakang krist singto menggendong krist menuju atas ranjang, ia membuka pakaiannya sehingga dirinya polos sama seperti krist.
Singto mulai melumat bibir ranum itu, lembut dan semakin menuntut kemudian menelusuri leher dan dada sambil menggigit kecil meninggalkan tanda dimana-mana.
Krist hanya menerima setiap sentuhan yang diberikan oleh singto, degup jantung keduanya semakin berdetak kencang saat keduanya bercumbu, itu petanda jika mereka saling mencintai.
Keduanya saling bergelut di atas ranjang saling memberi dan menerima kenikmatan dengan bulir keringat, terkadang singto berada di atas dan terkadang krist mengambil kendali permainan mereka, krist semakin hari semakin nakal membuat singto tak pernah puas dengan tubuh krist, di tambah pelayanan yang di berikan oleh krist memang selalu luar biasa.
Saat ini krist tengah berada di atas tubuh singto melakukan hal yang sama seperti yang singto lakukan padanya tadi ia memberi tanda kemerahan di leher dan dada singto sedangkan singto meremas pantat bulat krist dan menggesekkan penisnya yang menegang di belahan pantat itu.
Singto kembali mengubah posisi membuat krist berada di bawahnya, ia menelungkupkan krist di kasur dan mulai melakukan penyatuan.
"Aargghhh" desah krist saat penis singto tenggelam di dalam lubangnya.
Singto mencium tengkuk leher krist, menghisap dan menjilatnya , pinggangnya mulai bergerak maju mundur perlahan.
"Apa sakit?" Bisik singto di dekat telinga krist.
"Tidak...." Jawab krist.
Singto menggigit kecil daun telinga krist dan bergerak semakin cepat, ia juga menghisap telinga krist membuat tubuh krist semakin bergetar nikmat, krist membenamkan wajahnya di bantal menikmati setiap sodokan yang di berikan oleh singto.
"Nnghhh"
"Aarghhh"
"Nnnnhhhh"
Bunyi kecipak paha dan pantat yang terbentur sangat terdengar keras dan itu seperti irama merdu untuk keduanya desahan krist semakin mengalun indah di udara.
*Plak... Plakk.... Singto memukul pantat bulat krist hingga memerah, gerakannya semakin cepat dan kasar, ia memegang tangan krist sambil terus menunggangi tubuh krist, sedangkan krist hanya pasrah di bawah kendali singto, krist terus mendesahkan nama singto.
"Aarghh... Phi... Sing..."
"Nnghh... Singhhh"
"Aarrghhhh"
"Nnhhhhh"
Setelah puas dengan posisi itu, singto merebahkan tubuhnya di kasur dan krist berada di atas, krist mulai memasukan penis singto di dalam lubangnya dan bergerak naik turun, tangan singto memelintir puting krist, gerakan krist semakin cepat dan tak terkendali, singto membantu krist mengocok penis krist beberapa menit kemudian keduanya mengeluarkan cairan mereka.
Nafas krist masih terengah-engah, ia beranjak dari tubuh singto melepas penyatuan mereka dan merebahkan tubuhnya di samping singto.
Tangan singto meraih tubuh krist untuk di peluknya, singto juga mengecup kening krist beberapa kali, singto tak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan perasaan cintanya untuk krist.
"Aku mencintai mu" ucap singto.
"Aku juga mencintai phi" jawab krist sembari mengeratkan pelukannya di tubuh singto.
"Ini belum berakhir sayang" ucap singto.
"Hmm.... Ayo bermain lagi" ucap krist seraya mengecup bibir singto.
.
.
.
.
Di lain tempat kongpob, arthit dan pluto baru mendarat di negara hongkong, mereka mencari taxi untuk pergi menuju kediaman arthit.Tenang, kong sudah mengenal orang tua arthit ,bisa di pastikan jika orang tua arthit akan menerima dirinya, hanya saja kong takut mereka tak bisa menerima pluto.
Hampir memakan waktu satu jam, akhirnya kong, arthit dan pluto tiba di rumah arthit, orang tua arthit sudah menunggu kedatangan mereka karna arthit memang sudah memberitahu kedua orang tuanya sebelumnya.
Kongpob bersalaman dengan kedua orang tua arthit begitu juga dengan pluto.
"Ini anak siapa?" Tanya mama arthit.
"Hmm.... Perkenalkan, ini pluto, dia anak kandung ku" ucap kongpob.
"Aku....."
"Mama sudah tahu ceritanya dari arthit tak usah di jelaskan" ucap mama arthit.
Mama arthit hanya ingin menguji kongpob dengan menanyakan pluto, dia sudah tahu semua dari anaknya, arthit juga sudah waspada terlebih dahulu, diam-diam arthit menghubungi orang tuanya dan menceritakan semuanya, asal arthit bahagia orang tuanya menyetujui keinginan arthit termasuk menikah dengan kongpob nanti.
Tbc.
YOU ARE READING
Unconditional Love ✓
Fanfictionturun ranjang? mungkin itu kata yang pantas untuk mendeskripsikan kisah ini, ini hanya kisah singto yang terpaksa menikah dengan krist, suami dari saudara kandungnya sendiri. Singto di beri amanat oleh phinya untuk menjaga suami dan juga anaknya, wa...