Part 17 (end)

2K 145 42
                                    

Beberapa bulan berlalu, usia kandungan krist sudah memasuki 8 bulan sekarang, sebentar lagi krist akan melahirkan, hal itu membuat singto tak pernah lagi berangkat ke kantor dan memindahkan semua pekerjaannya di rumah.

Perut yang semakin besar membuat krist kesulitan bergerak, singto sebagai suami siaga mengambil alih semua tugas krist, membuat makan siang dan malam, membereskan rumah.

Apa lagi pluto sudah masuk sekolah TK, setiap hari singto mempersiapkan keperluan pluto untuk berangkat ke sekolah termasuk membuat bekal, karna krist melarang pluto untuk jajan di sekolah dengan alasan tidak higenis, tapi terkadang singto diam-diam memberi pluto uang untuk jajan, asal tak ketahuan krist tidak masalah.

Dan hal itu membuat pluto suka dengan singto dan sekarang pluto sudah memanggil singto daddy.

"Jangan nakal di sekolah" ucap singto.

"Siap daddy..... Uang jajan?" Ucap pluto sembari menengadahkan tangannya.

"Sstt.... Jangan kencang-kencang, nanti di dengar papa, jangan jajan sembarangan" ucap singto sembari memberikan uang kepada pluto.

"Siap....."

"Hmm... Ayo kita berangkat"
.
.
.
.
Setelah mengantar pluto ke sekolah, singto langsung pulang ke rumah dan sekarang waktu dirinya bersikap manja dengan krist.

Singto merebahkan tubuhnya di samping krist dan mengusap perut krist yang sudah sangat besar.

"Apa anak daddy sehat di dalam sana?"

"Sebentar lagi kita bertemu" ucap singto.

"Krist....."

"Hmm...."

"Sebelum kamu melahirkan aku ingin meminta jatah ku"

"Hah...."

"Bukankah jika melahirkan tak boleh berhubungan badan? Oleh karna itu sebelum aku puasa panjang, bagaimana jika kita mencicil tenaga ku mulai dari sekarang" ucap singto dengan tatapan mesumnya.

"Phi! Kita bahkan sudah melakukannya semalam"

"Tapi sekarang aku ingin lagi ,lihat... Punya ku sudah berdiri"

"Tidak.... Lubang ku masih sakit"

"Sekali saja"

Tangan singto mulai membuka kancing kemeja yang di gunakan oleh krist, semenjak hamil besar krist memang suka menggunakan kemeja over size tanpa celana, hal itu membuat singto terus bernafsu menatap dirinya.

Singto mencium bibir krist, bibir yang selalu menjadi candu untuknya, bibir yang tak pernah bosan di lumatnya sembari memejamkan matanya.

"Pintu kamar belum di kunci" ucap krist.

"Pluto sekolah, jadi tak perlu di kunci"

Singto kembali melanjutkan kegiatannya memagut bibir krist dan menjelajahi tubuh indah krist, tangan kasar singto mengusap pangkal paha krist membuat tubuh krist merinding merasakannya. Suara indah mulai terdengar dari bibir krist dan membuat singto semakin bersemangat.

"Kamu semakin hari semakin sexy" bisik singto.

"Nngghhhh" lenguh krist saat singto Menghisap putingnya dengan keras.

"Daddy.... Papa...." Terdengar suara cempreng yang memanggil dari luar kamar membuat singto menghentikan kegiatannya.

Krist mengenakan kancing kemejanya lagi dan memperbaiki penampilannya

Pluto membuka pintu kamar kedua orang tuanya dan ikut bergabung di atas ranjang.

"Bukankah uto sekolah, kenapa bisa pulang?" Tanya singto.

Unconditional Love ✓Where stories live. Discover now