Krist terbangun dari tidurnya, di lihatnya singto dan pluto masih terlelap. Tangan singto masih setia melingkar di tubuhnya seolah takut untuk membiarkan krist lepas dari pelukannya.
Krist menggerakan tubuhnya dan itu sukses membuat singto langsung terbangun
"Jangan tinggalkan aku krist" ucap singto.
"Aku hanya lelah berada di posisi seperti ini phi, apa aku boleh keluar sekarang?"
"Tidak"
"Aku berjanji tak akan pergi dari rumah ini, aku tak mungkin pergi sedangkan pluto masih tidur disini"
Singto menganggukkan kepalanya dan krist langsung beranjak keluar dari kamar, di lihatnya keadaan rumah sudah seperti kapal pecah dan benar-benar tak terurus.
"Apa rumah kita di masuki perampok tadi" ucap krist.
"Itu ulah pluto" jawab singto.
"H-hahh.... Aku akan membersihkannya" ucap krist.
Singto melihat pluto masih tidur dan ia menghampiri krist, mereka membersihkan rumah berdua, menyapu lantai, mengelap lantai, membersihkan debu di atas meja dan sofa, membuang sampah, mencuci piring dan mangkok, mencuci baju hampir 3 jam akhirnya semua selesai.
"Phi ingin makan apa? Aku akan memasak" ucap krist seraya berjalan menuju kulkas.
Saat krist membuka kulkas semua sayur sudah membusuk dan beberapa bekas makanan masih berada di kulkas, kulkas benar-benar sangat kotor.
"Kita pesan saja" ucap singto.
"Sepertinya hari ini kita harus belanja" ucap krist.
"Tidak, kita pesan saja"
"Phi... Aku hanya ingin belanja bahan untuk memasak, aku tak akan kabur"
"Krist, aku mencintaimu, jangan pergi dari ku"
"Aku tidak akan pergi, kita belanja bertiga"
Singto langsung memeluk krist dan krist membalas pelukan singto, ia benar-benar tak berniat untuk pergi, urusan kongpob bisa di pikirkan nanti.
"Aku benar-benar mencintai mu, jangan tinggalkan aku" ucap singto lagi.
"Aku hanya ingin belanja, sudah satu minggu aku phi kunci di kamar, aku ingin melihat dunia luar"
"Tapi aku ikut"
"Hmm...."
Krist dan singto berjalan menuju kamar singto di sana pluto sudah terbangun dari tidurnya.
"Papa...." Ucap pluto riang.
Krist memeluk anaknya sudah satu minggu ia tak bertemu pluto membuatnya sangat merindukan pluto.
"Tadi daddy ke rumah" ucap pluto.
"Daddy kong ke rumah?" Tanya krist.
"Iya pa... Om sing memukul daddy" ucap pluto lagi ,karna tadi pluto kelelahan dan langsung tertidur jadi ia tak sempat bercerita.
"Jadi itu penyebab wajah phi?" Ucap krist.
"J-jangan tinggalkan aku krist" ucap singto takut.
"Hmm... Tak usah di bahas, ayo kita belanja"
Ini kali pertama krist keluar rumah setelah satu minggu dirinya kunci di dalam kamar, ia akhirnya bisa menghirup udara luar, seharusnya krist marah dengan singto, karna menyekapnya di dalam kamar tapi entah kenapa ia tak bisa marah sekarang.
Mereka pergi ke salah satu supermarket yang besar, berbelanja bahan masakan untuk krist masak.
"Uto setiap hari dengan om sing ke sini membeli permen" ucap pluto.
Krist menghentikan langkahnya mendengar ucapan pluto dan menatap singto tajam, wajar saja jika pluto betah bersama singto, jika singto memperbolehkan pluto memakan permen, sedangkan singto hanya menyengir.
"Nanti jika uto sakit gigi itu bukan salah papa, tapi salah om sing" ucap krist.
"Uto tak sakit gigi, lihat gigi uto kuat"
"Hmm"
Singto berjalan dengan mendorong troli melihat ke kiri dan kanan, takut mereka bertemu dengan kongpob dan kongpob akan merebut krist darinya.
"Apa sudah krist sebaiknya kita pulang" ucap singto.
"Uto belum beli es krim" ucap pluto.
Singto membeli banyak es krim untuk persediaan pluto di rumah, dia masih tak bisa membiarkan krist dan pluto bebas keluar rumah.
Setelah belanja mereka kembali pulang, krist mulai memasak untuk makan malam mereka sedangkan singto menemani pluto bermain.
Singto merasa ia pria paling bodoh karna sempat tak memperdulikan krist dan pluto, sekarang ia sangat mencintai keduanya, ia sudah menerima pluto seperti anaknya sendiri.
"Uto, panggil om DADDY" Ucap singto menekankan kata daddy.
"Tapi daddy uto hanya daddy kong" ucap pluto polos.
"Makanan siap" ucap krist.
Mereka berjalan menuju meja makan dan mulai makan bersama.
"Papa kapan kita bertemu daddy, uto rindu daddy"
Hal itu membuat singto melepaskan sendok yang di pegangnya dan menghentikan makannya.
"Besok kita bertemu daddy" ucap krist.
"Krist....." Ucap singto.
"Makan phi"
Krist dan pluto melanjutkan makan mereka sedangkan singto hanya duduk melihat keduanya.
.
.
.
.
Setelah makan malam pluto langsung tidur di kamar krist sedangkan singto duduk di sofa tak jauh dari ranjang. Ia melihat krist menidurkan pluto."Aku hanya ingin berbicara dengan kongpob, aku tak ingin menggantung hubungan kami" ucap krist memulai berbicara.
"Tidak, jangan tinggalkan aku krist"
"Jika aku menghilang seperti ini akan membuat kong bertanya phi, aku harus memperjelas semuanya, ijinkan aku berbicara dengan kongpob"
"Apa kamu mencintainya?"
"Jujur aku sempat merasa nyaman dengannya karna kami setiap hari bertemu"
"Dan sekarang?"
"Aku hanya ingin berbicara dengannya, maaf aku tak bisa memutuskan itu sekarang"
"Apa kamu mempunyai perasaan untuk ku?"
"Aku juga merasa nyaman dengan phi"
"Tolong pilih aku krist, aku akan menganggap pluto seperti anak ku sendiri"
"Itu sebabnya aku harus berbicara dengan kongpob untuk meyakinkan perasaan ku"
"Jangan tinggalkan aku, aku mohon"
"Phi sebaiknya keluar aku ingin tidur"
"Mulai malam ini kita tidur bersama"
Singto beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ranjang, ia merebahkan tubuhnya di samping krist dan memeluk krist.
Tbc.
YOU ARE READING
Unconditional Love ✓
Fanfictionturun ranjang? mungkin itu kata yang pantas untuk mendeskripsikan kisah ini, ini hanya kisah singto yang terpaksa menikah dengan krist, suami dari saudara kandungnya sendiri. Singto di beri amanat oleh phinya untuk menjaga suami dan juga anaknya, wa...