#55 TERBONGKAR KEHIDUPAN SATRIA

5 1 0
                                    

"Assalamu'alaikum, aku pulang..... " Ucap satria membuka pintu rumah nya.

Disambut hangat oleh bi ina.

"Selamat siang den satria, bibi mau tanya aden teh mau makan siang pakai lauk nya apa biar bibi siapin teh, " Tanya bibi ina.

"Kayaknya sih yang kayak biasa aja bi, tapi harus ada nasi nya ya, " Ucap satria.

"Den sini atuh aden teh duduk dulu, biar bibi masakin dulu makanan kesukaan den satria, " Ucap bibi ina.

"Rumah kok sepi banget bi? Ares mana? Dia rusuh gak bi? " Tanya satria.

"Den ares ada di kamar nya istirahat katanya sih rebahan atuh den, bibi teh gak ngerti bahasa den ares teh aneh banget, " Ucap bibi ina tertawa sangat geli.

"Rebahan itu artinya tiduran bi atau istirahat bi, " Ucap satria membalas bibi.

"Oh alah, bahasa nya teh gaul pisan atuh den, bibi baru dengar juga, yaudah bibi teh masakin dulu, kalo banyak ngobrol yang ada perut aden satria teh keroncongan ya, " Ucap bibi ina.

"Iya, betul bibi dapat satu juta rupiah di potong pajak, " Ucap satria mengeluarkan isi uang di dompet nya.

"Atuh jangan den, bibi teh gak mau nerima uang dari aden satria, " Ucap bibi ina tampak pede sekali.

"Aduh bibi ina, satria gak ngasih bi ina uang kok, satria cuma chek aja uang satria masih ada apa gak di dompet, " Ucap satria.

"Emang nya uang den satria teh kenapa? Hilang atau habis atuh den, bilang atuh sama bibi, " Ucap bibi ina.

"Bibi, kalo pun uang satria habis masih ada kok di kamar banyak, kalo pun hilang juga gapapa gak akan menjadi masalah yang harus di khawatir kan seperti ini bi, jadi bibi teh tenang aja, " Ucap satria mencoba menenangkan hati bibi ina.

"Aduh aden teh bisa buat bibi teh kepikiran kalo ngomong soal uang den, itu teh paling sensitif kalo di omongin, " Ucap bi ina.

"Yaudah bibi buatkan aku makan aja aku lapar banget, " Ucap satria.

"Baik atuh den, " Ucap bi ina.

Disini lain, ares yang berada di kamar satria pun keluar dan merobek kertas yang ada di dalam buku harian satria, ares terlihat sangat kesal dan kecewa kenapa selama ini ia tak mengetahui hidup satria tidak seindah yang ia bayangkan.

"Ternyata air lebih kental daripada darah, " Celetuk ares.

"Lo ngomong apa sih res, lo nggak ikut makan sini bareng gue! " Ucap satria.

"Lo jawab pertanyaan gue dulu sat, " Ucap ares memaksa satria menjawab pertanyaan sepele.

"Pertanyaan apa? " Tanya satria tampak bingung.

"Kenapa air lebih kental daripada darah? " Tanya ares.

"Karena.... " Ucap satria tampak panik.

"Satria jawab apa! " Ucap ares.

"Kenapa lo jadi nanya pelajaran anak IPA sih? " Ucap satria.

"Gue mau tau jawabannya sat, " Ucap ares.

"Karena lo maksa gue jawab, " Ucap satria.

"Karena tidak semua air itu cair res, dan gak semua darah itu kental, " Ucap satria dengan  santai.

"Bohong, lo lagi bohong, " Ucap ares.

"Kan udah gue jawab, kenapa lo bilang gue bohong! " Ucap satria.

"Ya, lo bohong sama publik, lo itu gak bahagia! " Ucap ares dengan  ketus.

"Sok tahu lo tentang bahagia nya gue kayak gimana?" Ucap satria.

"Lo selama ini mengidap penyakit tapi gak bilang sat, dan lo juga gak bilang sama gue kalo selama ini mama papa jarang di rumah dan lo gak pernah di perhatiin, " Ucap ares.

"Keadaan gue baik baik aja, itu pas gue masih kecil gue sakit dan saat itu gue harus di operasi biar bisa sembuh dan  akhirnya gue bisa sembuh, udah lama kejadiannya, " Ucap satria.

"Kenapa harus bohong sama gue sat, gue ini saudara kembar lo, " Ucap ares mempertegas.

"Gue cuman gak mau nambahin beban lo res, gue juga udah sehat jadi gak perlu lo khawatir sama gue! " Ucap satria.

"Gak ada yang namanya beban sat, gue ini saudara lo masalah lo ya akan jadi masalah gue! Gue minta maaf ya! " Ucap ares.

"Buat apa lo minta maaf? " Tanya Satria.

"Gue udah salah paham sama lo, gue kirain hidup lo bahagia aja di sini ternyata hidup lo kayak di neraka, " Ucap ares.

"Gue bisa kuat berkat bibi ina, mang dimang. Makanya gue gak suka kalo ada orang yang berani jahat sama mereka, gue udah anggap mereka kayak keluarga gue sendiri dan bahkan gue sayang banget sama bi ina dan mang dimang. Emang bagi orang lain dan bagi lo juga mereka cuma pembantu tapi buat gue bi ina dan mang dimang adalah orang yang berjasa buat hidup gue res, mereka udah sayang banget sama gue dan tulus banget ngejagain gue dan mendidik gue serta ngajarin gue tentang berbuat baik dan berbakti sama orang tua, " Ucap satria.

"Maaf juga ya gue gak tahu sebegitu mahal  nya bi ina dan sebegitu sayang nya lo sama bi ina bahkan lo anggap mereka kayak keluarga itu adalah hal yang sangat bagus buat di contoh sih sat, " Ucap ares.

"Iya res, makanya gue marah banget saat lo bentak bi ina, " Ucap satria.

"Padahal bi ina kelihatan biasa aja lo, " Ucap ares.

"Iya bi ina emang udah biasa di sakitin tapi gue gak bisa liat bi ina di perlakukan seperti itu.

CINTA TAK HARUS MEMILIKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang