haii semuaa gimana kabarnya nii?
they called me boon, thats what i like-☆
silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡
okeyy selamat membacaa
≈≈≈
≈≈≈
"Halo Davina sayang, kamu udah makan belum? Kalau belum makan dulu biar gak sakit kayak kemarin," terdengar suara Davin dari telinga Davina. Davina melihat sumber suara itu dan ternyata itu benar Davin, melihat Davin Davin langsung melebarkan senyumnnya.
"Hai Davin, Davina udah makan kok. Tapi tunben Davin ke sini," balas Davina sejujurnya. Cewek itu sedikit bingung dengan Davij yang tiba-tiba bersifat seperti ini dengannya, biasanya kan tidak begini, atau kasar.
"Emang gak boleh liat pacar sendiri?" ujar Davin lalu duduk di sebelah Davina. Davin lalu tersenyum manis, kata-kata Davin yang paling manis yang pernah Davina dengar.
Seseorang melihat Davina dengan Davin sedang bercanda ria, melihat Davina Dan Davin membuatnya kesal atau iri. Itu adalah Gladin, cewek itu baru saja masuk ke kelas dan melihat Davin juga Davina tertawa.
Sungguh iri arsanya melihat orang yang disuka malah bersama orang lain. Sebenarnya Gladin suka kepada Davin, tapi dia menutupinya karena dia tak mau persahabatan hancur hanya karena sebuah cinta. Tapi sekarang mereka berdua tidak berteman lagi, buat apa juga masih diam-diam suka.
Gladin hanya duduk di bangkunya sambil melihat ke arah Davin juga Davina debgan tatapan tidak suka. Davin sedikit gugup ketika melihat Gladin yang hanya fiam saja sambil memasang wajah ketus. Dia snagat tau Gladin sedang kesal.
"Davin gak pingin ke kelas?" tanya Davina kepada Davin.
"Lo pingin ngusir gue?"
"Engga kok, bentar lagi kan mau bel," balas Davina apa adanya, memang sebentar lagi bel akan berbunyi, dan murid-murid kelas ini akan datang ke kelas.
"Gue pergi ya, nanti pulang sama gue aja," kata Davin lalu cowok itu pergi. Sebelum pergi dia mengarahkan langkahnya ke meja Gladin, bukan untuk menyampaikan hal penting, namun hanya untuk menggoda saja, dikarenakan Davin kan buaya. "Bye Gladin cantik."
Setelah Davin benar-benar pergi dari kelas ini, Davina berjalan mendeketi Gladin dengan gugup. Cewek itu ingin bersama Gladin sekarang, malah sangat ingin.
"Gladin gapapa?" tanya Davina namun hanya dibalas dengan tatapan sinis oleh Galdin.
"Dih sok polos," balas Gladin dengan kata-kata pedasnya. Davin sedikit tersentak mengdengar jawaban Gladin, namun cewek itu berusaha untuk biasa saja.
"Gladin marah karena Davina?" tanya Davina lagi kepada Gladin.
"Itu tau."
"Davina salah apa sama Gladin?" Davina kembali bertanya kepada Gladin. Gladin mengerutkan keningnya, tapi bukan tanda bingung, tapi merendahkan.
"Sok polos banget lo! Lo kasih apa ke Davin sampe dia gitu banget sama lo tadi!?" seru Gladin kepada Davin membuat Davin and terkejut. Dari sini Davina bisa menyipulkan jika Gladin menyukai Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAJINER
Roman pour AdolescentsDavin Arkana cowok keras kepala dan selalu ngeselin, memiliki sifat asli yang tidak pernah ia tampakkan kepada semua orang walaupun sahabatnya sendiri. Davina Karolin cewek cantik tapi sayangnya cupu, kutu buku, pintar, dan memiliki hidup yang membo...