vote, komen, follownya mbakk...
okeyyy langsung cuss lanjott ajaaaaa yaaa
happy reading semuaaaa-✿
≈≈≈
"Aku tau aku sudah melakukan kesalahan, maaf, hanya itu yang bisaku ucapkan padamu, janji? itu hanya kata-kata manusia yang kadang ditepati dan kadang diingkari."
≈≈≈"Davinaaa! Bagunn udah pagii, sumpahh ngapain aja lo semalem? Biasanya pagi gini udah bangun udah mandi lagi," ucap Gladin membangunkan Davina dari tidurnya, semalam Davina tidur jam setengah satu kerena ia menulis diary.
"Jam berapa? Davina lama tidur karena nulis diary," sahut Davina dengan cepat ia mengambil handuknya, lalu masuk dan menyiapkan baju untuk ia pakai nanti.
"Davinaa lo udah di tahun berapa sih? Sekarang udah dua ribu dua satu lo masih di tahun seribu sembilan ratus sembilan-sembilan ya, zaman sekarang itu mainnya di sosmet bukan di diary, Dav, lo denger gak?" kata Gladin kepada Davina yang sudah memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, ia tak mengerti dengan cara pemikiran Davina yang menurutnya sudah kuno, ia selalu saja menulis di buku diary berwarna kuning, tak ada yang boleh membuka atau meyentuhnya.
"IYAA DAVINA DENGERR!" teriak Davina dari kamar mandi.
"Coba lo sekali-sekali jangan ungkapin perasan lo jangan di diary, langsung di sosmet aja, itu lebih membuat lo nyaman, percaya sama gue Dav," tutur Gladin masih di topik yang tadi, ia sangat ingin sahabatnya itu menjadi hits dan menjadi anak sosmet, selalu saja ia berusaha untuk membuat Davina memakai sosmet untuk mengungkapkan perasaannya, tapi gadis cupu itu lebih memilih mengungkapkan isi hatinya di buku diary.
"IYAA GLADIN, GLADIN UDAH SERING BILANG GITU, TAPI DAVINA LEBIH NYAMAN PAKE DIARY," ujar Davina lagi, cewek itu memang suka sekali berteriak, terlebih lagi di kamar mandi, teriakan akan menjadi bernada dengan semburan air shower.
Tak berlama-lama Davina di kamar mandi, Davian keluar dari kamar mandi dan cepat-cepat memakai seragamnya, ia langsung turun ke untuk pergi ke dapur, ia sudah telat, ia takut jika Davin sudah sampai duluan kesekolah sebelum ia sampai.
"Ni bocah ngapain sih?" lirih Gladin masih melihat Davina yang sibuk sendiri berlari kesana dan kesini.
Davina memasak nasi goreng yang selalu ia buat jika ia sedang ada di rumah sendirian. Nasi goreng itu lalu ia letakkan di tempat bakalnya, tak berwarna norak hanya berwarna putih, tapi dengan gambar anak-anak.
"Siap," gumam Davina memasukkan tempat bekal itu ke tasnnya, ada dua kotak bekal yang isinya nasi goreng di tas itu, satu untuk Galdin, dan satu lagi untuk Davin.
"GLADINNN, DAVINA PERGI DULUU," teriak Davina lalu ia keluar dari rumahnya, sudah ada ojek online yang dari tadi ia pesan dan baru datang, sebenernya ia mau memakai ojek mobil atau taxi, tapi ongkosnya mahal di banding ojek, jadi ia memakai motor saja.
"Ngapain sih Davina kok gak nungguin gue?" gerutu Gladin yang sedang mencatok rambutnya, ia cepat cepat merapikan rambutnya lalu memesan taxi online, ia penasaran apa yang membuat Davina terburu-buru.
✿✿✿
Davina berlari sekencang mungkin, ia berlari dari lorong sampai korodor sekolah, tapi semangatnya tiba-tiba hilang ia sudah melihat Davina duduk di bangku kelasnya, tapi Davina berani untuk masuk dan memberikan makanan itu kepada Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAJINER
Fiksi RemajaDavin Arkana cowok keras kepala dan selalu ngeselin, memiliki sifat asli yang tidak pernah ia tampakkan kepada semua orang walaupun sahabatnya sendiri. Davina Karolin cewek cantik tapi sayangnya cupu, kutu buku, pintar, dan memiliki hidup yang membo...