Part 24 |•

9.3K 894 5
                                    

Rangga pulang ke mansionnya, langsung masuk ke dalam kamar dan menghempaskan tasnya di atas kasur.

"ARGH!!" teriaknya begitu kesal sambil memukuli tembok.

Bingung ingin menghadapi Sesil bagaimana lagi. Entah Rangga ingin balas dendam karna di tolak atau karna ancamannya, yang jelas, sekarang Rangga begitu ingin membunuh Sesil.

"Lo gak tau sedang berurusan sama siapa, Sil." gumam Rangga.

Ia mencari ponselnya, membuka kontak dan menelfon salah satu dari isi kontak tersebut.

"Halo, tuan."

"Saya ingin sebuah pistol."

"Ta-tapi, tuan ..."

"Atau gue bunuh lo! Bawa ka mansion secepatnya tanpa ketahuan sama orang disini!"

Tut

Rencana pembunuhan, akan ia lakukan mulai sekarang kepada gadis itu.

****

Asya mengganti pakaiannya di dalam mobil, memakai topi dan juga kacamata hitamnya.

Terlihat keren, tapi penglihatan Asya terasa bahwa di luar sana mendung akibat kacamata ini.

Gadis itu singgah di sebuah cafe depan perusahaan Alex Corp.

Tak lama, ia melihat sebuah plat mobil yang di kenalinya.

Asya dengan cepat membayar dan keluar dari sana, mengejar sang mobil yang dengan tergesa gesa melajukan mobilnya.

"Mari kita bermain-main." gumam gadis itu saat merasa jalanan sudah lenggang.

Asya dengan sengaja mensejajarkan mobilnya dengan mobil yang ia kejar. Lalu merapatkan mobilnya.

"Sial." ujar pria itu.

Pria itu menghentikan mobilnya saat sudah berbelok. Jalanan ini memang sepi, pria itu sengaja lewat sini.

Berjalan ke arah mobil Asya, lalu mengetuk pintu mobil Asya dengan begitu kesal. "Keluar!"

Gadis itu keluar, lalu menodongkan belati tepat di jidat pria itu. "Ikuti mauku, maka kau dan anakmu selamat." lalu, menekan sedikit belatinya hingga darah mengucur dari jidat pria itu.

Iya, Pria yang Rangga telfon tadi.

Asya menatap papan namanya, Justin.

"Anakmu yang bungsu sedang berada di SD Pundarika, kan?" tanya Asya, bersandar pada mobilnya.

Mengeluarkan sebuah ponsel dan membuka galeri, memutarkan video lalu memperlihatkannya pada Justin.

Disana, terlihat bahwa dirinya dan wanita masuk ke dalam sebuah kamar. Dan baru saja keluar saat malam tiba.

"Serahin semua urusan anda pada saya. Maka rekaman ini akan saya hapus beserta copy-an nya." lanjut Asya setelah memutar habis video tersebut.

Justin terkekeh. "Saya bisa saja berdalih bahwa video itu terpotong dan saya tida hanya sendiri disana. Anda tidak tau seberapa besar kepercayaan istri saya pada saya."

CHANGE SOUL [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang