Part 34 |•

6.3K 694 20
                                    

"Asya." panggil Zegran saat ia dan dirinya telah memasuki pekarangan mansion.

Asya menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan deket-deket sama Zayn." pintanya dengan nada yang memelas.

"Gak deket, tadi kan lihat kalau ada jaraknya."

Rafael yang melihat kejadian tersebut dari balkon kamarnya, memelototkan matanya. Dengan cepat dan sigap pria itu berlari keluar kamarnya hendak untuk menghampiri kedua sejoli yang berduaan di bawah cahaya bulan.

"Wey! ngapain lo berdua-duaan disini?!" teriak Rafael.

Dengan cepat, Rafael berlari kearah mereka berdua dan berdiri di tengah-tengah antara Zegran dan Asya.

"Masuk." tunjuk pintu sambil menatap Asya.

Gadis itu mengangguk dan menuruti apa perkataan dari Kakaknya.

"Jangan coba-coba deketin adik gue!" peringat Rafael, menunjuk wajah Zegran.

Zegran menghela nafas. "Kalau jodoh mau gimana, bang?" ujarnya sambil berjalan melewati Rafael.

"Kurang asem nih anak!" kesal Rafael.

Lalu, pria itu berteriak di tempat. "Gak gue restuin!"

****

"Ayah mau pulang, Zy." pintanya yang entah sudah keberapa kalinya.

Zydane menghela nafas lelah. "Ayah, Zy belum mau pulang."

"Kenapa?" tanya Rajendra, menoleh pada Zy yang sibuk dengan laptopnya.

Zy mengintip di balik laptopnya. "Zy masih mau nikmatin negara ini, Ayah."

"Nikmatin? setiap saat kamu hanya ada di depan laptop saat Ayah bangun dan ingin tidur." jelas Rajendra.

Zy tertawa pelan. "Zy keluar saat Ayah sedang tidur." ungkapnya dengan jujur.

Memang benar adanya, ia keluar saat Ayahnya tertidur dan kembali lagi saat Rajendra bangun.

"Ada urusan apa kamu disini?" tanya Rajendra, memicingkan matanya.

Zy terkekeh, pria itu menyeringai. "Banyak hal, Ayah."

****

"Rasya Rajendra!" teriak Xavier saat menbangunkan gadis itu.

Sudah kesepuluh kalinya ia ke kamar Asya, namun, Asya tak kunjung bangun juga.

"Gue baru tidur." gumamnya.

"Emang lo tidur jam berapa?" tanya Xavier.

"Jam 3 pagi." balasnya dengan mata tertutup sambil menaikkan selimutnya hingga ke leher.

Xavier mengusap kasar wajahnya. "Asya, ini udah hampir setengah satu siang. Dan lo bilang baru tidur? gue cincang kaki lo, ye!"

Asya berdecak kesal. "Emang kenapa sih? gue gak ada jadwal, biarin gue tidur."

"Zayn ada di bawah, katanya mau bicara." memberitahu tujuannya membangunkan Asya.

CHANGE SOUL [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang