Part 25 |•

9.1K 916 4
                                    

Pagi telah tiba, Zy menyalakan tv sepagi ini untuk menonton kartun sebenarnya. Namun, tv sedang menayangkan berita terkini.

"Hadeh, berita apa lagi nih? penculikan lansia?" gumam Zy.

Baru saja ingin memencet tombol untuk mengganti siaran, atensinya mengarah pada nama Alexander.

"Di ketahui, bahwa perusahaan Alexander melakukan beberapa penggelapan dana dan juga melakukan transaksi senjata... "

"Sementara itu, saat penggeledahan mansion Alexander. Di temukan bahwa pewaris Alexander, Rangga Alexander. Telah melakukan penembakan terhadap seorang gadis yang di ketahui adalah teman sekolahnya bernama Sesilia Atmajaya... "

"Asya gila!" Zy dengan segera bergegas mengambil kunci mobilnya dan juga jaketnya.

"Kemana Zy?!" teriak Rajendra, namun Zy tak menjawab.

****

Pemimpin dari Alexander, Ayah Rangga baru saja keluar dari ruang inap Asya.

Semalam gadis itu baru saja melakukan operasi pengeluaran peluru pistol.

Di luar sana sudah banyak sekali wartawan yang menghampirinya.

"Apa yang terjadi pada Sesilia, pak?"

"Apakah bapak pergi ke sana untuk meminta maaf?"

"Apa yang bapak lakukan di dalam sana?"

"Apakah bapak akan mengakui pada media bahwa bapak melakukan penggelapan dana di setiap kerjasama dengan perusahaan perusahaan ternama?"

"Permisi, Bapak Dirga Alexander tidak ingin menjawab semua pertanyaan dari media untuk saat ini." ujar pengacara yang di bawa oleh Dirga -- Ayah Rangga.

Setelah masuk ke dalam mobil, Dirga berdecak kesal. "Sial, siapa lelaki yang bersamanya itu?!"

****

"Makasih, ya." ujar Asya dengan tenaganya yang tersisa pada pria yang berdiri di hadapannya.

Pria itu tersenyum tipis. "It's okey. tapi lo tau kan imbalannya lebih berat."

Asya mengangguk mengerti. "Ini belum seberapa, ini baru permulaan. Lo bakal tau kalau yang gue minta lebih berat dari imbalan yang lo minta."

Tak lama, seseorang masuk. Membuat pria itu terkejut dan dengan cepat memakai tudung jaketnya, menunduk lalu keluar dari sana.

Zy yang baru saja masuk, mengernyit. "Dia siapa?" tanya Zy pada Asya.

Asya terkekeh. "Biasalah, fans gue."

"Lo jangan macem-macem lagi, lo beruntung karna Rangga gak nembak lo di bagian yang fatal, bodoh!" bentak Zy.

"Rangga yang beruntung karna gak gue bunuh dan hilangin dia dari dunia ini secara misterius, Zy." balas Asya.

Zy menghela nafas kesal. "Ayah sama abang nyusul kesini."

Gadis itu hanya mengangguk.

CHANGE SOUL [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang