Part 12 |•

15.4K 1.4K 19
                                    

Jam 4 dini hari, Sesil baru saja tertidur dengan pulas. Lihat saja keadaannya sekarang, tangan dan kaki kiri yang menjuntai ke bawah serta mulut yang terbuka sedikit, tak lupa dengan suara yang ia keluarkan.

Tok

Tok

Tok

Ketukan-- lebih tepatnya gedoran di pintu itu terdengar sangat kencang. Tapi, Sesil masih saja tidak bergerak dari posisinya.

Tok

Tok

Tok

Gedoran itu kembali terdengar dan berhasil membangunkan Sesil dari mimpi indahnya.

Gadis itu membuka matanya dengan perlahan dan mengedipkannya berkali kali saat tak sengaja menatap lampu.

"Siapa sih, pagi-pagi gini udah gedor aja." gumamnya.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, ia bangun dan membuka pintu kamarnya. "Apa?!" kesalnya dengan mata terpejam sambil menyenderkan diri pada tembok.

Namun, gedoran pintu itu masih terdengar membuatnya langsung membuka mata dengan lebar.

Tidak ada siapapun disana, bahkan jejak kaki dan aroma manusia pun tidak tercium.

TOK

TOK

TOK

Sesil dengan cepat menutup pintu kamarnya saat gedoran dipintu itu terdengar sangat nyaring.

"Jangan jangan itu arwah yang gue mutilasi waktu dulu?!" gumam gadis itu yang sekarang matanya sudah terang.

Saat menatap pintu balkon, Sesil terjengkit kaget melihat Zy yang menempelkan wajahnya pada pintu balkon yang berbahan kaca itu. "Si goblok! kaget gue!" gumam gadis itu.

Ceklek

"Apa?!" ketus Sesil, dadanya masih degdeg-an akibat terkejut melihat wajah Zy yang menempel di pintu tadi, macam manusia.. kera.

Zy melotot ke arah Sesil. "Hapus gak?!" ujarnya dengan penuh amarah.

Sesil yang masih bingung, menguap dan berjalan menuju kasurnya. "Hapus apaan? pagi-pagi buta lo ke sini cuman buat ngomong kayak gitu?!" kata Sesil dengan kesal.

Bagaimana bisa pria itu datang kesini, padahal ini baru jam 4 pagi. "Lo ngirim suara ngorok gue di grub bodoh! gue maluuu!" ucap Zy lagi melompat lompat diatas kasur Sesil.

Gadis itu berdecak sebal. "Apaan sih Zy! gue baru aja tidur." gumam gadis itu menarik selimutnya hingga ke kepala.

"Hp lo mana?!" kesal Zy. Seberapa berusaha pun Zy membangunkannya, ia tetap tidak bisa. Asya pasti akan tetap bertahan dengan kasurnya dan berusaha untuk tidur.

"Diatas nakas." Zy mengangguk lalu mengambil benda pipih itu di atas nakas, mengetikkan sebuah sandi yang tidak pernah gadis itu ganti.

Tanggal saat dirinya di tinggal di panti, atau yang biasa Asya sebut sebagai tanggal lahirnya.

"Anjir! mana gak bisa di hapus lagi!" gerutu pemuda itu. Sedangkan Sesil kembali terlelap dengan mulut yang sedikit terbuka.

Tidak ingin repot-repot lagi karna bagaimana pun tak akan bisa di hapus, Zy akhirnya tertidur di dalam kamar Sesil. Tentu, ia tidur di sofa, karna Asya tidak menyukai berbagi tempat tidur dengan orang lain.

****

"Bacot lo babi." umpat Sesil yang di tujukan pada Zy yang sedari tadi menggerutu tentang rekaman yang gadis itu kirimkan.

CHANGE SOUL [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang