Pet Contract

58 36 25
                                    

“Astra!”

Pintu rumah pohon ditendang begitu saja, membuat Nastradamus atau Astra terkejut. Hampir saja ia melempar alu yang sedang digunakan membuat ramuan. David masih terpejam, entah kapan remaja itu bangun, sementara Aux terus di sisinya. Sesekali bertengger di pundak sang pemilik.

Nastradamus membuat ramuan yang berkhasiat menghangatkan tubuh dari dalam sambil menunggu bunga klaveries datang. Panas perapian hanya menghangatkan bagian luar tubuh, sehingga Nastradamus memikirkan cara lain untuk menurunkan suhu David ke titik normal sekaligus mengurangi gejala akibat hipotermia. Kini Nastradamus sepertinya harus bekerja dua kali, melihat Miguel memapah Thann yang kondisinya tak jauh berbeda dengan David. Ia segera membantu Miguel yang kesulitan membawa tubuh besar Thann ke dalam rumah pohon, kemudian membaringkannya di permadani yang sudah diberi mantra perbaikan.

“Pinggangku!” keluh Miguel lantas terduduk di lantai kayu.

Nastradamus menggeleng melihat Miguel yang kelelahan memapah tubuh besar Thann. Tak sengaja ia melihat Noir dan seekor burung hantu berwarna putih salju. Nastradamus memberi isyarat agar Noir mendekat. Kucing hitam nakal itu terbang, kemudian memeluk si penyihir seperti tak bertemu setahun.

Melihat interaksi Noir dan Nastradamus membuat darah Miguel mendidih. “Dasar hewan nakal! Awas saja kalau kabur lagi. Kupastikan tubuhmu menjadi makanan hewan ganas di Gingko Forest!”

Noir menyembunyikan diri di balik punggung Nastradamus, sementara Miguel mengeluarkan pesanan seniornya setelah memarahi kucing nakal tersebut. Ia membawa bunga klaveries ke meja yang dipenuhi oleh alat meracik ramuan.

Miguel terdiam melihat banyaknya peralatan ramuan yang ditampung tas sihir Nastradamus. Menyadari tatapan Miguel, Nastradamus menepuk pundak remaja itu. “Kau memiliki hobi yang sama denganku, meracik ramuan. Kau bisa kubantu jika ingin belajar.”

“Benarkah? Kau tak sedang menipuku, kan?” Wajah Miguel terlihat cerah.

“Aku bukan kau yang ucapannya seperti Ashlen. Pembual ulung.”

Pemilik kekuatan api itu tertawa kemudian membantu Nastradamus membuat ramuan bunga klaveries. Kedua remaja itu menggunakan sarung tangan karet dan masker untuk melindungi diri dari dampak negatif pembuatan ramuan. Nastradamus memisahkan akar klaveries untuk diambil dan digunakan racunnya.

Bunga klaveries tumbuh setinggi empat puluh sentimeter hingga seratus sentimeter. Membentuk lonjakan piramida longgar dan bervariasi dalam warna dari pucat unggu ke putih. Bunganya berkelopak lima dengan benang sari panjang yang menonjol. Daunnya menyerupai pohon Ash memiliki rasa pahit dan tidak enak, serta menyebabkan sakit perut ringan jika dimakan.

Miguel memotong batang klaveries  yang sudah Nastradamus pisahkan dari akar kemudian memasukkannya ke panci di atas perapian. Setelah diberi interuksi oleh Nastradamus, ia menambahkan air ke dalam panci lalu menutupnya. Miguel melihat dua orang yang tengah terbaring di atas permadani dengan ekspresi datar.

“Beruntung kau tidak seperti mereka,” ujar Miguel pada rekannya yang sibuk membuat ramuan.

Nastradamus mengangguk sekilas. “Yeah, kalau saja seperti mereka, mungkin kau akan menjadi gila karena merawat tiga orang sekaligus.”

“Ya, gila merawat bayi besar yang menyusahkan,” gumam Miguel.

Suara denting antara lumping dan alu tak lagi terdengar saat Nastradamus menyadari satu hal, buru-buru ia menoleh. Diperhatikannya Miguel yang terlihat berbeda; mulai dari rambut putih dengan beberapa helai berwarna hitam, tato api di leher, tato kepingan salju di ibu jari, anting di telinga kiri yang berbentuk pentagon transparan, terakhir warna iris mata yang berbeda.

Noir Crushing Journey (MAPLE ACADEMY HIDDEN YEAR 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang