Seorang pria yang berumur sekitar 27 tahun-an itu berjalan di loby bandara seraya menyeret dua kopernya. Kepalanya menoleh kesana-kemari, mencari orang yang dikerahkan untuk menjemputnya. Yang datang bukan orang suruhan neneknya, melainkan seorang cowok yang membuatnya agak kaget.
"Apa kabar, Kak Adler? Calon dokter spesialis bedah," sapanya sembari memeluk Adler sebentar.
Pria itu adalah Adler---kakak Billa yang lebih dulu terbang ke Indonesia. Sedangkan, Billa dan kedua orangtuanya mampir ke Greece untuk memenuhi keinginan Billa terlebih dahulu selama beberapa hari.
"Lo tau darimana kalau gue balik?" tanya Adler heran. Jangan-jangan Calista ember.
"Calista," jawabnya sembari mengambil alih koper Adler dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
"Ember banget, tu, cewek. Untung sayang," gumam Adler sedikit kesal.
"Sampai kapan lo suka sama Adek gue, Kak? Dia udah punya pacar. Jangan diganggu," sahut Alvaro.
"Shut up! Gue capek. Jangan ceramahi gue," ketus Adler.
"Eh, kalau nanti Daddy sama Mommy udah sampai sini dan ngasih lo kejutan, lo harus akting sepinter mungkin. Mereka udah antusias banget nyiapin kejutan ini," tambah Adler.
Alvaro hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Mereka sampai sekarang masih peduli dengannya. Mereka orang pertama yang mempercayainya saat masalah dulu membuatnya kehilangan gadis yang paling ia cintai.
"Kenapa lo ke sini duluan?" tanya Alvaro yang kini sudah mengendarai mobilnya.
"Kemarin Billa nangis kejer sampe klesotan minta liburan ke Greece. Ya, mau gak mau, Daddy sama Mommy bawa si bayik liburan ke sana dulu," jelas Adler.
"Rencananya minggu depan terbangnya, tapi karena Billa minta liburan, akhirnya gue mutusin buat ke Indonesia aja. Kasian Nenek gak ada yang jaga," lanjut Adler sembari memejamkan mata.
Perjalanan Spanyol ke Indonesia cukup membuat tubuhnya terasa remuk. Mungkin, sesampainya di rumah nanti, ia akan minta Alvaro memijitnya. Jangan salah, gitu-gitu Alvaro juga pintar memijit.
"Dark gimana? Galaxy masih nyari gara-gara?" tanya Adler.
"Bulan lalu kita perang lagi. Dua meninggal, delapan luka-luka," jawab Alvaro datar.
"Anggota lo yang passed away?" Alvaro menggeleng. "Anak Galaxy," jawabnya.
"Ketua Galaxy gak akan tinggal diam. Dia pasti merencanakan sesuatu buat bales dendam. Keselamatan Adek gue harus jadi prioritas utama atau lo nggak bakal bisa ketemu sama dia lagi," ucap Adler dengan ancaman yang tidak main-main.
"Lo kenal gue udah lama, Kak," balas Alvaro dengan seringainya yang membuat Adler tersenyum penuh arti.
***
Seorang gadis cantik menatap kagum pemandangan Mount Parnitha dari balkon villa. Pertama kalinya menginjakkan kaki di Greece langsung membuatnya terpesona. Andai saja kakaknya ikut liburan, pasti ia sudah mengajak Adler berkeliling. Sedikit menyesal karena tidak membujuk kakaknya. Kedua orangtuanya malah sibuk bermesraan. Melupakan dirinya yang sudah tidak sabar menelusuri Mount Parnitha.Billa merengut kesal. Dengan bersedekap dada, ia menghampiri ayah dan ibunya yang saling melempar gombalan. Billa melempar gelas ke arah tembok, menimbulkan bunyi nyaring yang membuat atensi sepasang suami-istri yang tengah bermesraan itu menoleh ke arah sumber suara.
"Billa? Kenapa kamu banting gelas yang tidak berdosa itu, Nak?" tanya Antoni kalem, namun dalam hati banyak umpatan kekesalan karena telah menganggu momen romantisnya dengan sang istri.
"Aku mau keluar!" teriak Billa.
"Oke-oke. Ayo, kita keluar. Ambil jaket kamu," balas Antoni.
Chalinda menatap kepergian anaknya dengan miris. "Kamu terlalu memanjakan dia, Sayang. Lihat. Dia seperti anak yang tidak pernah diajari sopan santun," ucap Chalinda yang mengkhawatirkan sikap anak gadisnya.
Antoni menghela napas. "Dia akan berubah jika kita membiarkannya tinggal bersama Mami," balas Antoni.
"Aku tau, tap---"
"Mommy! Daddy! Let's go to holiday!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVABILLA
Teen FictionTentang dua insan yang terpisah lama, lalu dipertemukan kembali. Start : 5 November 2021 Finish : -