ALVABILLA 17

1K 40 1
                                    

Billa yang baru saja dikabari Alvaro bahwa kekasihnya itu akan pulang pun memekik girang. Ini terkesan lebay, tapi jujur saja ia sangat merindukan kekasihnya itu. Walaupun, hanya ditinggal dua hari.

Billa saat ini sedang santai-santai di kamarnya. Ia merasa bosan. Ia pun beranjak dari kamar dan berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia melihat sang ibu sedang sibuk membuat sesuatu.

"Mommy buat apa?" tanya Billa.

"Ini masak sup iga kesukaan Wanda. Nanti malam rencananya Mommy sama Daddy mau ke rumah Alvaro. Kamu mau ikut?" jawab Chalinda yang sibuk mengaduk-aduk supnya.

"Mau, Mom!"

Billa pun tak berniat membantu sang ibu. Ia memilih duduk di kursi makan sembari menikmati keripik singkong dengan memperhatikan Chalinda yang sedang memasak.

Tiba-tiba Adler datang dan ikut mencomot toples berisi keripik singkong yang berada di dekapan Billa itu. Billa mencureng. Ia kembali merebut toples itu dan memukul lengan Adler kesal.

"Pelit amat," cibir Adler.

"Ini punya Billa!"

"Ini pinyi Billi!"

Bugh!

"WADOH!" teriak Adler saat Billa memukul punggungnya dengan sendok.

"Berani lo sama gue?!"

"Mommy! Kak Adler nakal!" adu Billa pada sang ibu.

Chalinda sebenarnya sudah mendengar keributan itu sejak tadi. Ia memilih mengabaikannya karena sudah terbiasa terjadi. Tidak lama lagi mereka akan baikan karena pasti Billa akan menang---

"HUWAA! MOMMY!" Tuh, kan? Pasti ujung-ujungnya anak gadisnya itu akan menangis dan Adler akan menenangkannya.

Chalinda pun menoleh ke arah meja makan. Benar saja. Adler sedang memeluk adiknya yang masih sesegukan. Chalinda tersenyum tipis sembari geleng-geleng kepala. Adler dan Billa memang sering bertengkar. Namun, kasih sayang keduanya sangat besar. Jika salah satu diantara mereka ada yang pergi dalam jangka waktu yang cukup lama, pasti selalu tidak sabar ingin bertemu. Ya, walaupun harus dibumbui pertengkaran kecil.

***
Alvaro sudah sampai di Jakarta. Tentu tidak sendiri. Cewek bule asal Russia itu setia mengikutinya, kemanapun ia pergi. Alvaro mencari-cari seseorang ditengah keramaian orang-orang yang sedang menunggu seseorang yang akan mereka jemput.

Ia tersenyum tipis kala menemukan seseorang itu yang tak lain adalah Billa. Billa yang ditemani Adler dan Calista itu tampak melambaikan tangan ke arahnya. Dengan tidak sabarnya, ia bergegas menghampiri sang kekasih. Melupakan Galina yang sedari tadi di belakangnya. Galina pun lagi-lagi mengikuti Alvaro.

"Babe!"

Kedua sejoli yang hanya terpisah selama dua hari itu saling berpelukan. Yang sedang dimabuk asmara memang beda. Ditinggal dua hari saja rindunya seperti ditinggal selama dua tahun.

Billa mengernyit bingung saat melihat kekasihnya tidak sendiri. Alvaro pulang dengan membawa seorang cewek! Cewek bule lagi!

"Dia siapa, Kak?! Kakak selingkuh?!" tanya Billa dengan tatapan mengintimidasi.

Galina yang tidak paham dengan apa yang sedang mereka bicarakan pun hanya diam. Alvaro yang pusing. Ia bingung harus menjelaskannya dari mana.

"Galina, please explain to my girlfriend," titah Alvaro.

(Galina, tolong kamu jelaskan ke pacar saya.)

"Look, I don't know Jakarta because it's my first time here. And when I was at the airport, I saw Alvaro and heard that he was also going to Jakarta. So, I followed him. Sorry, I'm just asking for help," jelas Galina.

(Begini, aku tidak tau Jakarta karena baru pertama kalinya kesini. Dan waktu di bandara, aku melihat Alvaro dan sempat mendengar kalau dia juga akan ke Jakarta. Jadi, aku mengikutinya. Maaf, aku hanya meminta tolong.)

Billa percaya. Tidak mungkin juga Alvaro selingkuh. Melihat perjuangan cowok itu untuk mendapatkan maafnya, harusnya ia lebih bisa menaruh kepercayaan pada Alvaro. Karena yang selama ini terjadi diantara mereka hanya salah paham. Alvaro tidak pernah sekalipun menghancurkan kepercayaannya.

"I believe. Sorry, I was accusing you," balas Billa merasa bersalah telah menuduh mereka berselingkuh. Ia jadi tidak enak dengan Galina.

(Aku percaya. Maaf, tadi sempat menuduhmu.)

"How about you stay in my apartment?" tawar Billa.

Di Jakarta, Billa memiliki sebuah apartemen. Apartemen itu hadiah dari neneknya saat ia berulang tahun, tahun kemarin. Apartemen itu juga tidak terpakai. Jadi menurutnya, tidak apa-apa kalau sementara Galina tinggal di sana.

"No. Thanks," tolak Galina.

"It's okay, Galina. Come on, I'll take you there."

(Gakpapa, Galina. Ayo, aku anterin kamu kesana.)

Mereka pun mengantarkan Galina ke apartemen terlebih dahulu. Galina juga berkenalan dengan Calista dan Adler di sepanjang perjalanan. Satu hal yang membuat hati Galina gelisah, kenyataan bahwa Alvaro sudah memiliki pacar.

ALVABILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang