ALVABILLA 15

1.2K 48 0
                                    

Kita tinggalkan sejenak kisah percintaan Alvaro dan Billa. Beralih pada kisah cinta Adler yang tidak pernah berjalan mulus. Ia mencintai Calista dari pandangan pertama, tapi gadis itu kini malah menjalin hubungan dengan pria lain. Padahal, bisa dibilang hubungan mereka dekat, meskipun sering bertengkar.

Adler tau, usianya dengan usia Calista terpaut cukup jauh. Tapi, yang namanya cinta tak memandang usia. Mau menyerah saja rasanya ketika melihat Calista lebih bahagia dengan pacarnya, dibandingkan pada saat dengan dirinya.

Di sisi lain, ada Amelia yang selalu mengejarnya. Walaupun, ia sering melukai hati gadis itu dengan kata-kata kasarnya. Amelia sangat perhatian dan tulus padanya. Namun, hati Adler tidak bisa berpaling dari Calista.

Sampai pada akhirnya, Amelia berhenti mengejarnya saat ia tanpa sengaja berkata jujur bahwa ia mencintai perempuan lain. Tidak ada notifikasi yang biasanya membuatnya kesal. Tidak ada voice note dengan suara cempreng gadis itu.

Apa ia merasa kehilangan? Mungkin. Apa ia menyesal telah mengabaikan gadis itu? Tidak. Sama sekali Adler tidak pernah menyesal. Karena baginya, mencintai seseorang itu tidak bisa dipaksakan. Itu murni dari hati.

"Gue cuma bisa cinta sama Calista. Gue akan nunggu mereka putus. Toh, mereka masih SMA. Masih labil, dan mungkin ... cinta mereka cuma cinta monyet. Gue yakin, suatu saat nanti mereka bakal putus. Dan saat itu terjadi, gue akan dapetin Calista dengan cara apapun."

***
Billa sedang berusaha meluluhkan Alvaro. Sejak tadi cowok itu mendiamkannya, meskipun sudah ribuan kata yang ia lontarkan untuk menjelaskan bahwa ia hanya bercanda. Sepertinya, Alvaro benar-benar marah. Batu kali ini cowok itu marah, bahkan sampai mengabaikannya.

"Kak Al, please. Maafin, Billa, ya?" mohon Billa dengan puppy eyes-nya.

Lagi-lagi Alvaro membisu. Cowok itu memang sengaja memberikan gadisnya pelajaran. Siapa suruh membuatnya cemburu.

"Kak Al," rengek Billa sembari menggoyang-goyangkan lengan Alvaro.

"Ish, Kak Al ngeselin banget, sih. Lagian, ya, Billa tadi itu bilang jujur. Kata Mommy, kita harus selalu jujur, Kak Al. Kata Mommy juga, bohong itu dosa tau," cerocos Billa yang malah membuat Alvaro semakin kesal.

"Pacaran aja sama dia. Aku emang gak pernah kamu inginkan, kan?"

Alvaro baper. Ia sangat sensitif mengenai hal ini. Membuat Billa bingung harus apa. Lagipula, jujur itu baik, bukan?

"Kak Al kok gitu, sih?" lirih Billa dengan mata yang sudah siap menitikkan air mata.

Alvaro yang melihat itu berdecak. Mana tega dia membiarkan Billa menangis? Alvaro pun menarik tubuh mungil Billa ke dalam dekapannya. Ia mengecup singkat pucuk kepala gadisnya.

"Aku maafin. Jangan diulangi lagi, ya? Aku gak suka kamu muji cowok lain. Aku manusia biasa. Bisa sakit hati juga," ucap Alvaro.

"Iya. Billa janji gak akan gitu lagi. Tapi, Kak Al ...." Billa menggantungkan ucapannya dan menunduk.

"What?"

"Kenapa Kak Al sampai sekarang belum nembak Billa?" tanya Billa pelan.

Alvaro terkekeh mendengarnya.

"Sekarang kamu milik aku, Sayang," bisik Alvaro di telinga Billa sembari mengecupnya.

ALVABILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang