ALVABILLA 18

1K 35 0
                                    

Galina Chernoff. Gadis berdarah Russia-Polandia itu sudah lama tinggal di Indonesia, tepatnya di kota Yogyakarta. Galina ke Indonesia karena kepentingan penelitian. Ia mahasiswi dari salah satu Universitas di London.

Penelitiannya sudah usai. Ia pun juga sudah lulus. Namun, Galina terlanjur jatuh hati pada negara Indonesia. Ia memutuskan untuk mengajar di salah satu sekolah yang ada di Jakarta. Sebelum ke Jakarta, Galina sempat menemui sahabat Indonesia-nya lebih dulu yang tinggal di Sleman.

Galina berumur 22 tahun. Menyandang gelar sarjana pendidikan dan rencananya akan meneruskan pendidikannya S2-nya di Jakarta.

Saat ini gadis itu sedang menatap foto seorang pria. Pria yang lebih muda tiga tahun darinya. Ia menemukan foto itu di nakas kamar yang ia tempati. Seorang pria yang membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama.

"If you're still alone," gumamnya.

***
Billa, Calista, Cindy, dan Martha sedang berkumpul di kantin. Kerjaan mereka, ya, hanya makan dan ghibah sembari menunggu bel masuk.

Topik pembicaraan mereka kali ini adalah Galina. Mereka memuji kecantikan gadis itu, tapi juga mewanti-wanti Billa agar lebih hati-hati. Mereka mengenal Galina sepenuhnya. Tidak tau tentang gadis itu, tujuan gadis itu, dan sifat aslinya pun mereka belum tau.

"Si Galina-Galina itu, kan, cantik. Lo harus hati-hati, Bill. Entar Alvaro kesemsem lagi sama tu cewek," ucap Martha.

"Si oncom malah manas-manasin. Entar kalo ketahuan Alvaro, habis lu sama dia," celetuk Calista.

"Gue cuma ngingetin aja. Siapa tau niat cewek itu gak baik," jawab Martha.

"Jangan buat Billa kepikiran. Eh, tapi gue pengen lihat mukanya Billa pas lagi depresot. Gumush gak, ya?" sahut Cindy.

Calista dan Martha menatap Cindy malas. Sedangkan, Billa hanya diam. Ia percaya pada Alvaro. Tidak mungkin Alvaro akan mengkhianatinya.

"Ih, Martha! Jangan nuduh-nuduh sembarangan. Kak Galina baik kok. Walaupun Billa baru kenal dia, tapi Billa yakin banget kalau Kak Galina itu orangnya baik. Kemarin aja dia ngasih Billa parfume," balas Billa.

"Ceilah. Ternyata udah dikasih sesuatu, makanya bilang baik," ucap Martha.

"Emang bener, Martha! Ih, kenapa, sih, gak percaya kalau Kak Galina itu baik?!" geram Billa.

"Percaya. Gue percaya kok."

"Ih---"

Kring ....

Kring ....

Bel masuk berbunyi, membuat ucapan Billa terpotong. Calista dan Cindy sudah berdiri. Namun, kedua gadis yang masih ingin berdebat itu tak kunjung ikut berdiri.

"Ck! Buruan masuk kelas! Jamnya Pak Tanto, lho. Lo pada mau dijemur?"

"Perasaan kemarin jamnya Pak Tanto. Kenapa hari ini juga ada pelajarannya Pak Guru galak itu lagi?"

ALVABILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang