"Semahal mahalnya sepatu dan sendal, ia tetap di bawah dan di injak. Semurah murahnya hijab dan topi, ia tetap di atas dan di hormati".
Happy reading.
****
Aku kembali ke ruang makan untuk bertanya soal foto itu kepada Brian.
Tapi kemana pria itu ?.
Mungkin ia sudah pergi sekolah."Emy, kamu mau menemani ibu ke pasar ?" Tawar Bu Mira padaku.
"Mau buk, sekalian saya ada yang ingin saya cari" jawabku.
Seumur hidupku, aku tidak pernah sekalipun pergi ke pasar.
Pasti mereka menjual sampah dan tempatnya sangat kotor. Tapi ternyata aku salah.SORE ITU.
Aku mendekati Brian yang sedang melamun di belakang rumahnya.
"Kenapa kamu ?" Tanyaku sok perhatian."Bukan urusan kamu," jawab Brian acuh tak acuh.
Aku kesal sekali dengannya.
Ada masalah hidup apa sih di sebenarnya ?."Tadi aku gak sengaja liat foto kamu di kamar Bu Mira," ujar ku.
"Terus ?" Tanya Brian membuatku kesal.
"Aku liat ada papa kamu di foto, papa kamu kemana sih ?", Tanya ku penasaran.
Raut wajah Brian berubah sinis.
Brian berdiri dan pergi meninggalkanku.Aku mengejarnya kemudian menarik tangannya.
Kalau tidak begitu, ia pasti tidak akan berhenti."TUJUAN KAMU KE SINI ITU APA SIH SEBENARNYA ?" Bentak Brian.
"Aku kan cuman nanya" balasku tidak terima.Brian pergi begitu saja.
Apa yang salah ya ?.Aku pergi mendekati Bu Mira yang sedang duduk di teras sambil menikmati udara sore dan pisang goreng.
Aku duduk di samping Bu Mira.
"Sore sore gini lebih nikmat makan pisang goreng," ujar Bu Mira ketika melihatku di sampingnya.
Aku menganggukkan kepala ku dan tersenyum."Buk, saya boleh bertanya gak ?" Tanya ku memberanikan diri.
"Ya boleh dong" jawab Bu Mira pula.
"Ini soal.... Papa Brian" ujar ku pelan.
Sama seperti Brian, wajah Bu Mira berubah menjadi sedih.
"Dulu sebelum Brian lahir, papa Brian adalah orang yang baik dan lembut" Bu Mira mulai menjelaskan.
"Abis itu Bu ?"tanya ku penasaran.
Bu Mira menarik nafas yang panjang."Tapi semenjak Brian lahir, papa Brian sudah mulai kasar dengan ibu, karena Brian lahir di waktu kami sedang kesulitan dana. Papa Brian menganggap Brian sebagai beban baginya." lanjut Bu Mira.
Air mata mulai menyentuh pipi Bu Mira. Aku jadi merasa bersalah.
"Setelah Brian berumur 10 tahun, papa Brian sudah kelewatan. Brian sering di bentak dan di pukuli. Ibu tidak bisa melarang, malahan ibu juga di pukuli" jelas Bu Mira sedih.
"Apa lagi saat ibu dan Brian tau, kalau papa Brian selingkuh. Kami hanya bisa pasrah." Lanjut Bu Mira.
Aku ikutan sedih saat mengetahuinya.
"Tapi, pada akhirnya papa Brian pergi meninggalkan kami. Ia lebih memilih tinggal bersama selingkuhannya dibandingkan dengan kami. Mulai saat itu ibu membuka usaha kue kecil kecilan"
Lanjutannya lagi."Alhamdulillah usaha kue ibu sukses, ibu bisa membiayai Brian sekolah. Semenjak itu, Brian sangat benci dengan papanya." Jelas Bu Mira lagi.
Aku mengangguk sebagai jawaban mengerti.
Aku mengerti sekarang, kenapa Brian begitu marah ketika aku menanyakan tentang papanya.
Jika aku berada di posisi Brian, mungkin aku akan melakukan dan merasakan hal yang sama.Seharusnya aku bersyukur memiliki keluarga yang sayang pada ku. Aku jadi rindu dengan mereka.
MALAM ITU.
Pelan pelan aku membuka pintu kamar Brian.
Pria itu duduk di kursi belajarnya.
Aku pun mendekati Brian."Kamu masih marah sama aku ?" Tanyaku pelan.
Brian hanya diam.
Aku menarik nafas panjang."Aku minta maaf ya, aku gak tau. Sorry," sesal ku.
Brian menatap ku.
"Aku tau kamu gak salah kok, tapi aku peringatkan ya. Kamu sebaiknya cepat pergi dari rumah ini" ujar Brian sinis.
"Aku juga maunya gitu, tapi aku harus 30 hari di sini. Setelah itu baru aku bisa kembali ke tahun 2024" jelas ku.
Brian berdiri kemudian membanting tubuhnya ke Karas ranjang tidur.
"Aku ngantuk mau tidur" ucap Brian tanpa menatapku.
Aku segera pergi dan menghentakkan kaki ku.
Aku masuk ke dalam kamar ku dengan kesal.
"Lama banget gue harus nungguin hari yang ke 30." Lirihku sedih.
Aku menatap gelang kuno yang melingkar di pergelangan tanganku.
Tetap setia ya di cerita ku.
Thanks for reading. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAU WAKTU { TAMMAT}
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, tempat, dan nama saya mohon maaf sebesar-besarnya karena ini tida di sengaja. Hanya karena saya ingin membuat nama dan tempat karena saya suka dengan nama dan tempat nya