BAB 11

13 16 2
                                    

"terkadang manis datang setelah pahit, terkadang pula pahit datang setelah manis".

Happy reading.

****

Hari ke 7

Aku penasaran kenapa sampai sekarang Boby masih belum sekolah.

Memang seharusnya aku senang, karena pria iblis itu tidak masuk sekolah.

Tapi aku merasa akan terjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari sebelumnya kepada Brian.

"Serius banget kamu liatin kursi Boby" ujar Brian mengejutkan ku.

"Kepo kamu" balas ku.

"Brian !" Panggil ku.

Brian menoleh kepada ku.

"Aku punya firasat buruk yang akan terjadi sama kamu" lanjut ku.

Brian tertawa geli.

"Kamu pikir kamu punya Indra ke enam, hah ?" Tanya Brian mengejekku.

Dasar pria polos, liat aja nanti.

JAM ISTIRAHAT.

"Ke kantin yuk" ajak ku.
Brian hanya diam menatap Mona.

Aku mengangguk mengerti.

"Mon..., BRIAN NGAJAK KE KANTIN" teriakku asal.

Mona mengangguk senang.

Tapi kenapa setiap aku melihat senyumannya utntuk Brian, seperti ada yang di sembunyikan.

Mona mendekati Brian, kemudian membisikkan sesuatu.

Kenapa aku jadi cuekin ?. Menyebalkan.

Mona menarik tangan Brian. Mereka berlari menuju taman belakang sekolah.

Tentu saja aku mengikutinya dengan diam diam.

Taman belakang sekolah ini sangat sepi. Untuk apa mereka kesini ?.

Samar samar aku mendengar pembicaraan mereka.

"Kalau kamu memang suka sama aku, kamu harus tunjukkin dong" ujar Mona.

"Apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Brian polos.

"Sekarang kamu harus kerjakan tugas fisika ku Samapi selesai dan benar, besok kamu harus selesai" jawab Mona.

What, apa apaan ini ?.

Sepertinya ada yang tidak beres ini.

"Aku pasti kerjain tugas fisika kamu" balas Brian.

"Nah gitu dong, aku jadi semakin suka sama kamu. Kamu itu udah baik, ganteng, pintar lagi" puji Mona sok manis.

Seketika pipi Brian merah.

SEPULANG SEKOLAH.

"BRIAN..." Panggil ku sambil berlari mengejar Brian.

Brian menghentikan langkahnya.

"Serius kamu mau berjuang demi Mona ?" Tanyaku ragu.

Brian mengerutkan keningnya.

"Kamu kenapa sih ?, Kemarin aja kamu suruh aku berjuang, tapi sekarang.... Kamu malah sebaliknya" cetus Brian kesal.

Tanpa sengaja aku melihat Mona yang sepertinya sedang bertemu dengan orang yang penting.

Aku mengajak Brian untuk menyelidikinya.

Tunggu dulu, kemana Brian ?.

"Sial, gue di tinggal" umpat ku kesal.

Tapi aku harus tetap mengikuti Mona yang sangat mencurigakan itu.

Boby ?.
Ternyata Mona janjian dengan Boby.

Sekali lagi aku mengikuti Mona.

Kenapa mereka berbicara seperti orang yang penting ?.

Apa yang mereka bicarakan ?.

Aku mendekati mereka.

Tapi, apa apaan ini ?.

Brian menarik tangan ku.

"Ternyata Lo gak ninggalin gue," ujar ku dalam hati.

MALAM ITU.

Brian tampak fokus mengerjakan tugas milik Mona.

"Kok sepertinya Mona mempermainkan kamu ya ?" Tanya ku.

"Gak mungkin lah" balas Brian.

"Mungkin aja, buktinya tadi dia ketemuan sama Boby" cetus ku tak mau kalah.

"Kamu jangan asal bicara" balas Brian.

"Terserah kamu deh" ujar ku pasrah.

Keheningan di ruangan pun terjadi lagi.

"BRIAN...." Panggilan dari sang mama Brian berhasil memecahkan keheningan.

Spontan Brian langsung pergi ke luar rumah untuk menemui Bu Mira. Tentu saja aku mengikutinya.

"Ini ada papa kamu, katanya dia mau ketemu kamu" ujar Bu Mira.

Dengan cepat Brian masuk lagi ke dalam rumah namun tangannya di tarik cepat oleh sang mamanya.

Dengan malas Brian duduk di samping Bu Mira.

"Ngapain kesini ?" Tanya bidan tanpa menatap wajah sang papa yang tak di anggapnya itu.

"Papa mau minta maaf nak, papa menyesal udah kasar sama kalian" mohon papa Brian dengan raut wajah menyedihkan.

"Papa gak akan pergi sebelum kamu maafin papa Brian" lanjutnya lagi.

Sudah sangat lama mereka duduk di teras tanpa sepatah katapun yang keluar.

"Udahlah Brian, mau sampai kamu biarin papa kamu disini. Kamu maafin aja !" Bisik ku kepada Brian.

Akhirnya Brian berubah pikiran.

"Ok pa, aku maafin papa, tapi jangan pernah datang datang lagi ke sini. Sekarang aku minta papa pergi" ujar Brian memecahkan keheningan.

Wajah papa Brian berseri seketika.

"Terimakasih nak, tidak apa apa jika kamu masih marah sama papa, yang penting kalian sudah maafin papa" setelah berkata begitu papa Brian berlalu dari rumah Brian.

"Gak sopan bicara seperti itu sama papa kamu" nasihat Bu Mira setelah kepergian sang papa.

"Maaf ma, ini demi kebaikan keluarga kita" balas Brian.

"Yuk masuk Emy !" Ajak Brian.

Aku mengikuti Brian dan pamit masuk dengan sopan kepada Bu Mira.

Halo friends.

Masih setia dengan Cerita aku.

Jangan lupa komentarnya dan votenya ya, karena aku tau kamu adalah pembaca yang baik dan suka menolong orang.

Thanks for reading 😘

DANAU WAKTU { TAMMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang