"tak perlu takut akan kehilangannya, kelak ia akan menjadi milikmu jika dia adalah jodohmu"
HARI KE 21
Pagi yang begitu cerah, dengan semangat aku pergi ke sebuah rumah.
Aku pergi tanpa Brian agar pria itu tidak tau apa yang aku lakukan untuknya. Jika ia tau, pasti ia akan menolak mentah mentah ide ku ini.
"Gue terpaksa lakuin ini untuk Lo Biran supaya Lo bisa belajar membela diri Lo sendiri" uajr ku dalam hati.
Aku menarik dan membuang nafas panjang.
Aku mendatangi rumah milik seseorang yang terkenal jago dalam bela diri. Bukan hanya itu, ia juga sangat pintar dan baik. Walaupun wajahnya sedikit menyeramkan. Sebenarnya ia adalah cucu dari kakek Lim. Jika di tahun 2024, ia dikenal dengan sebutan Syam. Usia pak Syam pun sudah 54-an. Jurus kakek Lim lebih hebat dibandingkan dengannya. Aku juga sangat senang karena punya kesempatan untuk bertemu dengan seorang yang terkenal hebat dan jago dalam bela diri. Jika di tahun 2024 kakek Lim sudah pensiun dan yang melanjutkan adalah pak Syam.
Kalian pasti sudah tau apa yang ku maksud ?.
Ya benar, aku akan memasukkan Brian ke dalam jadwal belajar jurus bela diri dan menjadi orang yang pemberani bukan lemah seperti ini.Tak perlu lama lama, langsung saja aku mendekati rumah itu dan mengetok pintu rumah itu.
"TOK...TOK...TOK...TOK..."
Pintu rumah itu langsung di buka oleh kakek Lim. Ternyata kakek itu masih muda. Wajahnya sangat mirip dengan pak Syam.
"Permisi kek, eh maksudnya...pak, ia p..pak" sapa ku sedikit ragu.
"Ada apa pagi pagi datang ke rumah saya ?" Tanya kakek Lim.
"Apakah benar ini dengan pak Lim ?" Tanya ku sopan.
"Benar sekali, silahkan masuk dulu" jawab dan pinta kakek Lim ramah.
"Ia pak, terimakasih banyak" balasku.
Aku segera masuk kedalam rumah kakek Lim. Aku memilih duduk di kursi bambu yang masih berkilau.
"Terus terang saja nak, ada apa datang ke sini ?" Tanya kakek Lim lembut.
"Saya ingin belajar silat dan bela diri pak ?" Tanya ku sopan.
"Kamu ingin belajar ?" Tanya kakek Lim balik.
"Oh bukan saya pak, tapi teman saya namanya Brian" jawabku.
"OOO, kirain kamunya" balas kakek Lim sambil tersenyum.
Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
"Buat apa kamu meminta saya untuk mengajari teman kamu itu silat dan bela diri ?" Tanya kakek Lim.
"Dia sering di bully pak, dia juga tidak berani lawan, saya ingin sekali ia bisa jadi laki laki yang berani dan kuat pak" jawab ku meyakinkan.
"Kasihan sekali nasib teman mu itu, baik lah, saya akan mengajarkan teman mu itu cara menjadi pria yang gagah dan berani" setuju kakek Lim.
Aku tersenyum puas.
"Tapi ada syaratnya" timpal kakek Lim.
Aku seketika mengerti akan maksud kakek Lim. Ku keluarkan uang yang sudah aku kumpulkan selama aku membantu Bu Mira menjaga tokonya yang aku simpan di dalam botol kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAU WAKTU { TAMMAT}
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, tempat, dan nama saya mohon maaf sebesar-besarnya karena ini tida di sengaja. Hanya karena saya ingin membuat nama dan tempat karena saya suka dengan nama dan tempat nya