" terkadang kebencian datang dari pikiran yang salah menilai, bukan dari orang yang dibenci"
HARI KE 15
Aku membuka mataku dengan berlahan. Hal yang pertama kali aku lirik adalah jam dinding.
"WHAT ?" Pekik ku tak percaya.
Jarum pendek telah menetap di angka 8.
Aku kesiangan.
Aku berlari ke kamar Brian. Pria itu pergi ke sekolah tanpa membangunkan ku.
Bu Mira masuk ke kamar Brian untuk membersihkan kamar Brian.
"Udah bangun nak Emy ?" Tanya Bu Mira.
"Ia buk, Brian pergi ke sekolah kok gak bangunin saya ?" Tanya ku balik.
"Katanya sih tadi kasian sama kamu yang sepertinya kecapean, dia gak tega bangunin kamu" jawab Bu Mira sambil mengelap kaca jendela kamar Brian.
Aku menggerutu kesal. Awas aja kamu Brian.
"Kamu mau bantuin ibu gak ?" Tanya Bu Mira menyadarkan ku dari lamunanku.
"Ia pasti mau dong buk" jawab ku ramah.
"Kamu ini, masih aja manggil ibu ini Bu Mira. Panggil mama dong" tegur Bu Mira lembut.
"Gak enak aja sama Brian Bu" tutur ku sopan.
"Ya udah terserah kamu, yang penting kamu betah tinggal di sini" sambung Bu Mira.
"Brian juga keliatannya udah mulai akrab sama kamu, baru kali ini dia akrab dengan orang asing" lanjut Bu Mira lagi.
Aku hanya tersenyum. Benarkah yang di katakan Bu Mira ?.
Aku pergi ke dapur dan mencuci piring kotor. Semenjak aku tinggal di rumah Brian, aku belajar untuk mandiri dan membantu Bu Mira membersihkan rumah. Sesekali aku membantu Bu Mira mengurus Toko kuenya.
Setelah selesai membersihkan rumah aku pergi ke toko kue Bu Mira.Aku menjadi tau bagaimana susahnya mencari uang. Aku menyesal sudah berlebihan dan egois dengan papa dan mama.
Kakak Felly, aku rindu dengan keperdulian kakak.
Seandainya waktu itu aku tidak terlalu emosi, pasti aku tidak seperti ini.
Kenapa sih penyesalan selalu datang di ujung jalan ?.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAU WAKTU { TAMMAT}
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, tempat, dan nama saya mohon maaf sebesar-besarnya karena ini tida di sengaja. Hanya karena saya ingin membuat nama dan tempat karena saya suka dengan nama dan tempat nya