BAB 35

21 10 5
                                    

"jika kamu sudah kembali ke masa bahagia mu, maka jangan jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran"

                                              

      Aku tidak tau apakah mimpi itu benar benar akan terjadi atau mungkin karena aku yang terlalu memikirkan Brian.

"Maafin Emy ya pa, ma, Emy udah kurang ajar sama papa sama Mama, Emy udah jadi anak durhaka, gak bersyukur, egois, dan mama" sesal ku.

"Mama sama papa udah maafin kamu Emy, kamu gak boleh ngomong gitu. Kami paham kok sama perasaan kamu" balas mama lembut.

Aku memeluk papa dan mama.

"EKHEM!, Lo gak ada niatan minta maaf gitu sama Kaka Lo ini ?" Sindir kak Felly.

"Gue minta maaf ya kak, gue yang udah buat Lo sedih dan emosi terus" ujar ku.

"Ia deh ia, apa sih yang nggak buat adik kesannya gue" balas Kaka Felly.

Kaka Felly ikut bergabung memeluk ku.

"TRIIIIIIINGGG...."

Tiba tiba handphone papa berbunyi, sepertinya ada yang nelpon.

"Dari perusahaan bank ma" ujar papa takut.

"Angkat deh pa, siapa tau penting" balas mama.

"Selamat pagi pak"

"Pagi pak, ada apa ya pak ?"

"Begini, kami dari perusahaan bank menyatakan bahwa perusahaan bapak kami kembalikan karena perusahaan Argatono melakukan korupsi dan mengambil dokumen bapak dan memalsukan semua dokumen penting bapak hingga kami menyita semua perusahaan bapak. Kami meminta maaf kepada bapak"

"Ternyata perusahaan Argatono yang sudah menjatuhkan saya"

"Benar pak, dan kami akan mengembalikan perusahaan bapak, rumah, serta semua yang telah kami sita kepada bapak. Kami juga akan memberikan bapak uang sebesar Rp. 500.000.000 sebagai tanda permintaan maaf kami,"

"Terimakasih banyak pak, terimakasih pak. Saya sangat senang"

"Sama sama pak. Kami minta bapak untuk datang ke perusahaan kami untuk mengambil dokumen dan sertifikatnya"

"Baik pak, saya akan segera kesana"

"Kami tunggu pak, selamat pagi pak"

"Pagi pak.

Papa memeluk mama dengan senang. Mama yang mendengar itu juga ikut senang. Aku dan kak Felly saling berpelukan.

.
.
.
.

     Aku keluar dari mobil taxi dengan dibantu kak Felly. Papa dan mama juga keluar dari taxi. Kini kami berada di depan rumah kami yang dulu.

Aku sangat rindu dengan rumah ini, apalagi dengan kamar ku. Di rumah ini sangat banyak kenangan yang tak pernah terlupakan.

"Papa gak nyangka kita akan kembali lagi seperti biasa" ujar papa.

DANAU WAKTU { TAMMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang