part.11

82 40 134
                                    

Part. 11

Nah kita langsung berangkat tuh nyamperin anak-anak lain yang udah nungguain di barisan.

"Nata!" Sahut seorang guru.

"Cepetan baris."

"I iiiya bu."

"Ayo ayo." bisik kak Nata sambil ngedorong.

Nah abis itu ya baris, upacara, pengumuman, dan kita semua ngebangun tenda buat malem, nyari kayu bakar dan lain-lain di bagi tugas lagi, kebetulan juga aku kebagian nyari kayu bakar sama Qilla, dan Sindy kebagian ngurus di tenda kemah sama anak-anak lain.

"Kita mencar ya adek-adek." kata kakak pramuka nya.

"Iya kak!!" Seru anak-anak.

Aku bareng Qilla tuh nyari nya dan pas di tengah perjalanan tuh ada!!!!
Ada orang-orang gebleg yang lagi itu,,, ciumuman.

"OMG!!" seru Qilla.

"Apa" aku nengok.

"OMG!!, itu ngapaiiin."

"Oy!" Seru ku dengan nada kencang kepada 2 orang yang lagi semangat-semangatnya ngulum bibir wkwkwkwk.

Mereka langsung lepasin bibir nya masing-masing dan ngelapin bekas nya.

"Ealah lagi enak-enak nya ada orang."

"Bukan nya nyari kayu bakar, eh malah enak-enakan mojok di bawah pohon." aku.

"Em maaf kak, maaf." kedua nya sambil pergi.

"Hadu hadu mana di bawah pohon wkwk, gada adab banget dah, kalo penghuni nya marah gimana." Qilla.

"Ahaha." aku.

"Hayu atuh lanjut ah." aku.

"Iya iya."

Sedangkan kak Galih, dia kebetulan juga ama kak Nata nyari kayu bakar.

"Hey sis." teriak kak Nata.

"APAA!"

"Bocill." nyamperin.

"Heheh, apa? Abang ku?"

"Udah dapet kayu?"

"Udah dong." aku sambil menunjukan kayu bakar nya.

"Ealah, bagi napa."

"Ih kerja keras lah ta." kak Galih.

"Tapi kan dah sore, lagian nyari nya kemana lagi."

"Inget lu punya burung ta, jan lemah." kak Galih sambil otw pergi.

"Hah, lih apa? Burung?" Aku yang otak nya masih bersih, kincelong, dan polos.

"Eh tungguiiin!" Kak Nata.

Dan tak berlama-lama lagi kita menuju tenda cuuus.

Jam udah nunjukin pukul 05:25. Langit dah sedikit gelap dah renyem-renyem.

"Akhir nya" seru kak Galih.

"Alhamdulillah, kayu bakar di sini masih ada" kak Nata.

"Ayo gc ta udah mau magrib" kak Galih.

"Qill?"

"Apa?"

"Kok kak Nata ama kak Galih belum pada balik juga si? Padahal udah mau magrib."

"Iya ya, eh tenang kan kata kak Nata juga mereka punya burung."

"Hah?!! Burung apaan si, gua gak ngarti dari tadi apaan dah?!" Aku.

"Ya burung!'

"Apasi ges, apa?" Sindy.

"Gak tau tuh si Qilla, kak Galih ama kak Nata, dari tadi apa-apa burung, apa-apa burung, burung apaan si?!"

"Burung??burung??, Apaan ya?" Sindy.

"Emm pak!" Sorak Sindy kepada salah satu guru, kebetulan lagi lewat tuh.

"Iya Sindy apa, ada apa?" Guru.

"Sini dulu." Sindy mengulangkan tangan nya.

"Otw." pak guru.

"Itu loh pak, saya mau nanya?!"

"Iya nanya apa?"

"Jadi gini pak mereka(menunjuk aku dan Qilla)
Kebingungan dengan salah satu pembicaraan kak Nata ama kak Galih tadi, katanya kan kata kak Galih ke kak Nata teh gini"eh lu kan punya burung" nah mereka bingung maksud nya burung apa??!"

"Anjir ni bocah nanya beginian lagi"
Dalem ati tuh si guru.

"I i itu loh..."

"Pak! Sini!" Seru guru yang laen.

"Bapak pergi dulu ya"

"Yah, yayayah pak apaaaa??!!""

"Iya tar" bapak nya pergi.

"Yah pergi dah"

"SINDY!!" Qilla.

"Apa?"

"Ngapain pake nanya kek pak guru!?"

"Ya dari pada kalian ke bingungan"

"Itu tuh, itu loh!" Teriak Qilla.

"Apa?" aku yang dari tadi nyimak akhir nya buka mulut.

"Ih kalian nih! Polos banget dah!" Qilla makin gregetan tuh.

"Itu tuh, anu nya, burung bawah!!" Qilla.

Sindy tercengang.

"Apaa!!"

"Yah gua malu dong tadi nanya kek guru lagi!!' Sindy

"Ya elu si!" Qilla.




Tbc :'















Keluarga Absurd Bapak Hardi (tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang