yang direngkuh delapan babak,
yang merengkuh semua sajak.
m i s s d o t f i e r c e
✧°Semua langkah akan mengiringi doa baik para pelakonnya. Semoga, babak yang mereka tempuh tak menaruh banyak peluh.
Katanya, ini perihal waktu.
Katanya, ini perihal mengikhlaskan.
Kata mereka masing-masing, tidak semudah itu katanya, katanya, dan katanya yang tak bisa menjadi nyatanya.Banyak selipan rentetan doa yang hadir untuk mereka. Bukan satu atau dua, apalagi tiga atau segelintir yang terkabar. Kalau ribuan dan ratusan ribu rapalan baik tersedia, apakah semuanya diterima tanpa pandangan buruk? Memang begitu, yang orang lain anggap baik, menurut kita adalah sebaliknya. Yang menurut orang lain buruk justru adalah versi paling baik menurut kita. Selalu banyak pandangan yang beterbangan hebat tanpa meninggalkan dua sisi tersebut. Baiknya, manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan seperti kita harus mengerti kalau hidup bukan hanya untuk dimengerti, tetapi harus juga mau mengerti.
Hujan, merenggut banyak kebahagiaannya di masa kecil. Hujan, selalu ia analogikan sebagai tangisan langit yang mengabu legam.
Tidak banyak yang tahu, lelaki yang dicap paling humoris di sebuah keluarga kecil sederhana tersebut nyatanya menyimpan luka dalam, rasa iri yang besar, serta beban yang ia sublimkan menjadi canda tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat-Jerat yang Tersuar Belum Tentu Tersiar
Fanfic[TAMAT] Melalui tulisan ini, tiap-tiap insan akan menjatuhkan kalimat panjang tentang ia dan juga manusia sekitarnya. Direngkuh oleh delapan babak, fase pertama hingga fase terakhir akan menghajar--mungkin menampar ulang-alik sepasang pipi yang tak...