Seperti biasa, suasana kelas tak jauh berbeda dari hari-hari yang lalu. Tampak ramai dengan berbagai obrolan dari segala penjuru penghuni kelas XI MIPA 1. Jika di sekolah lain anak MIPA terlihat kalem dan pintar, disekolah ini pun sama, namun hal itu tak ada dalam satu-satunya kelas MIPA SMA Harapan Bangsa ini.
Kelas XI MIPA yang mana dianggap sebagai Salah satu kelas pembuat onar, siswa siswi yang tak mematuhi aturan, kelas paling susah diatur hingga berbagai guru pun kewalahan saat menghadapi kelas ini. Ya, bagaimana tidak? Di kelas ini terdapat seorang anak yang memimpin jalannya setiap hal yang ada di sekolah ini. Dia bukan ketua kelas, ketua osis juga bukan. Pasti kalian bertanya-tanya jika bukan ketua kelas ataupun ketua osis, kenapa anak ini bisa disebut pemimpin di SMA Harapan Bangsa???
Tentu saja itu karena dia adalah anak dari direktur pemimpin Yayasan sekolah ini. Bukan hanya itu saja, dia juga pembuat onar dan biang keributan nomer 1 disini. Tak ada satupun orang yang tak mengenalnya, jika kau mengucapkan namanya sembarangan, atau berbuat salah percayalah, itu adalah hari terakhirmu menginjakkan kaki di sekolah ini.
Bahkan guru yang hanya memberikan saran kepadanya pun bernasip sama. Dia berakhir di pecat, dan sampai saat ini posisi guru sastra Indonesia masih kosong. Meskipun gaji mengajar di SMA ini terbilang tinggi, namun tak banyak orang yang dapat memenuhi kualifikasi yang diterapkan yayasan ini. Yah, namanya juga sekolah elite, guru yang mengajarpun haruslah yang terbaik.
".. Bella... Rizki... Yahya.. " Ucap Ilham seorang guru Matematika mengabsensi kelas.
Dia menatap siswa siswi yang tengah mengobrol tak memperdulikannya.
Dia paham betul situasi ini, dan membiarkannya berjalan apa adanya. Karna tak ingin berlama-lama berada di kelas itu.
"Hari ini adakah yang absen... "
"... Ah, saya rasa Azhan tidak hadir pak" Jawab Dimas mengangkat tangannya.
Seorang siswa teladan yang selalu mendapatkan juara 1 dalam lomba sains.
".. Ah, baiklah. Mari buka buku pelajaran halaman 57 bab trigonometry"
Seperti biasa, hanya beberapa anak yang mendengarkan. Dan kelaspun tetap berjalan seperti biasa, sampai seorang siswa tiba-tiba membuat suasana hening akan kehadirannya.
Brakkk..
Suara kanop pintu yang berbuka hingga membentur dinding mengagetkan seluruh penghuni kelas.
Semuanya hanya diam, hening dan seketika duduk membeku sambil menatap buku yang ada dimeja masing-masing.
"Azhan.. Kau telat lagi bodoh!" Ucap Azka teman sebangkunya.
Azhan hanya menatapnya, dan kemudian membenamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang menyilang. Dan sekali lagi, tak ada yang berani mengusik sang singa yang tengah tertidur di dalam kawasannya itu.
*
*
*
*
Hari senin merupakan hari yang sangat menyebalkan bagi sebagaian orang. Tak terkecuali juga untuk seseorang yang tengah melamun ditengah tumpukan kertas yang menulang tinggi. Membuat sosok itu tak terlihat dari sekitar."Hah, lagi-lagi hari senin. Hari yang menyebalkan, kenapa juga semua tugas ini di serahkan kepadaku, mentang-mentang aku yang paling muda jadi semuanya seenaknya begini" Tanpa sadar ucapan itu meluncur keluar.
"Kerjakanlah selagi mereka tak mendengar ocehanmu" Ucap Naufal teman satu timnya.
"Tapi... Bukankah ini termasuk Pembullyan?" Ucap Anora mencoba mendapatkan pembelaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Teacher!
Любовные романыAzhan seorang siswa SMA yang disegani oleh seluruh anak di sekolahnya dan terkenal sebagai pembuat onar kini jatuh cinta dengan seorang guru baru bernama Anora. Tapi sayangnya, Anora hanya menganggapnya sebagai adik dan murid kesayangannya. "...